Fitnah

Diego mengerjap-ngerjapkan matanya, mendengar suara kicauan burung yang saling bersahutan menemani cerahnya sinar mentari di pagi hari secerah hatinya saat ini. Pasalnya ia yang baru saja membuka mata, mendapati Raisa yang di saat itu berada di sampingnya sedang tidur dalam posisi duduk. Diego pun dengan reflek membelai rambut Raisa dan tersenyum menatap wajah polosnya, merasakan suatu kebahagiaan yang sudah lama tak dirasakannya.

"Ini benar-benar gila, apa mungkin aku benar-benar jatuh cinta kepada seorang gadis kecil seperti Raisa," batin Diego, hingga di saat itu pun Raisa menggerakkan tubuhnya dan membuka mata melihat ke arah Diego yang di saat itu memberikan senyuman kepadanya.

Raisa membalas senyuman tersebut, ia juga merasa sangat bahagia karena di saat bangun di pagi hari langsung melihat senyuman dari pria tampan yang saat ini berada di hadapannya.

"Tuan, kau sudah bangun? Bagaimana keadaanmu sekarang?" Tanya Raisa sembari memeriksa kondisi Diego dengan meletakkan telapak tangannya pada kening tuannya itu.

"Aku tidak apa-apa Raisa, aku baik-baik saja. Terimakasih karena kau telah menjagaku," ucap Diego lalu membangunkan dirinya.

"Tuan, kau mau apa?" Tanya Raisa.

"Aku mau bangun Raisa, ini sudah pagi dan aku harus bekerja," sahut Diego.

"Tidak Tuan, lebih baik kau tidak usah bekerja hari ini. Tadi malam aku sudah menghubungi asistenmu dan aku mengatakan tentang kondisimu saat ini. Asistenmu mengatakan jika hari ini kau tidak mempunyai pekerjaan khusus, jadi kau bisa beristirahat di rumah. Tuan Darrel yang akan menghandle pekerjaanmu hari ini," ucap Raisa.

"Kau menghubungi Darrel?" Tanya Diego.

"Ya aku menghubungi Darrel karena aku tidak mau kau bekerja dalam kondisimu yang masih sakit. Tuan Darrel juga mengatakan lebih baik kau istirahat dulu di rumah Tuan," terang Raisa.

"Kau ini, benar-benar ya," tukas Diego.

"Maaf Tuan kalau aku lancang telah membuka ponselmu," ucap Raisa.

"Dari mana kau bisa membuka password ponselku?" Tanya Diego.

"Dari itu," jawab Raisa sembari menunjuk jari jempol Diego. "Ya itu pun aku mengetahuinya dari Denis, maafkan aku ya Tuan."

"Aku sama sekali tidak marah, aku hanya merasakan seperti sedang diperhatikan oleh seorang istri," ungkap Diego sehingga membuat Raisa pun tersentak, lalu tersenyum ke arahnya.

"Sepertinya Tuan Diego sudah sangat merindukan istrinya. Seandainya saja aku tahu di mana keberadaan istrinya itu, pasti aku akan menghubunginya dan memberitahu kondisinya saat ini," batin Raisa.

"Jadi tadi malam kau menginap di sini? Kau tidak pulang? Lalu bagaimana dengan Nenekmu?" Tanya Diego.

"Iya Tuan, aku menitipkan Nenek Sania dengan tetanggaku seperti biasa di saat aku sedang bekerja. Denis juga yang memintaku untuk menginap di sini karena dia tidak bisa tidur sebelum ada yang menemaninya. Oh iya aku jadi melupakan Denis, kalau begitu aku turun dulu untuk membangunkan Denis sekaligus menyiapkan sarapan untukmu Tuan," ucap Raisa.

"Baiklah," jawab Diego mengangguk singkat.

Lalu Raisa pun segera saja keluar dari kamar Diego dan mulai melakukan aktivitas paginya seperti biasa yaitu mengurus Denis.

*****

Sore hari saat Raisa baru saja pulang bekerja, ia merasa kebingungan melihat tetangga di sekitar yang menatapnya dengan sinis, ada juga yang bersikap nyinyir dan ada di antara mereka yang sedang membicarakan Raisa serta menatap tidak suka. Sehingga Raisa pun buru-buru masuk ke dalam rumah dan melihat Nenek Sania beserta seseorang yang menjaga neneknya tersebut berada di ruang depan sedang menunggu kepulangannya.

"Nenek, Nenek kenapa?" Tanya Raisa yang di saat itu melihat neneknya tampak lemah dan terlihat orang yang menjaga neneknya itu sedang menenangkannya.

"Raisa, kau sudah pulang? Syukurlah, ucap seorang wanita paruh baya yang akrab di sapa Mbak Ratmi, dialah yang menjaga atau melihat Nenek Sania di saat Raisa sedang bekerja.

"Iya Mbak, aku baru saja pulang kerja. Oh ya Mbak kenapa ya ibu-ibu di luar sana sepertinya sedang membicarakanku dan menatapku tidak suka? Apa ini ada kaitannya dengan keadaan Nenek sekarang?" Tanya Raisa kebingungan.

"Iya Raisa kau benar, itu juga yang membuat Nenekmu menjadi lemah seperti ini," sahut Mbak Ratmi.

"Ada apa Mbak? Ada apa Nek?" Tanya Raisa meminta penjelasan.

"Sa, apa benar kau tadi malam menginap di rumah Tuan Diego tetapi tidak ada orang sama sekali di sana? Apa kau kumpul kebo bersama Tuan Diego? Nenek tidak pernah mengajarkanmu untuk berbuat seperti itu Raisa," Tukas Nenek Sania yang membuat Raisa pun sontak terkejut.

"Siapa yang berbicara seperti itu Nek? Aku memang menginap di rumah Tuan Diego, tapi aku 'kan sudah bilang sama Nenek kalau aku itu menjaga Denis, anaknya Tuan Diego karena Tuan Diego juga sedang sakit dan Nyonya Siska sedang berada di luar kota. Sudah jelas-jelas ada Denis, itu artinya kami tidak hanya berdua Nek. Di dalam rumah itu juga ada 3 pembantu, ada satpamnya. Aku tidak tidur berdua dengan Tuan Diego apalagi sampai kumpul kebo seperti yang tadi Nenek katakan. Siapa yang berbicara seperti itu Nek, itu fitnah," tukas Raisa yang jelas-jelas membantah.

"Raisa, jadi setengah jam yang lalu ada seorang wanita yang datang ke sini dan mengatakan jika kau berada di rumah Diego karena kau merupakan simpanannya. Kalian tidak mempunyai hubungan apapun tapi kalian sudah tidur bersama alias kumpul kebo. Maka dari itu tadi tadi malam kau tidak pulang karena menemani Tuan Diego. Wanita tersebut juga menunjukkan foto saat kau keluar masuk ke rumah tuan Diego," terang Mbak Ratmi.

"Ya itu karena aku memang bekerja di rumah Tuan Diego dan tadi malam aku memang menginap di sana karena aku juga merawat Tuan Diego yang sedang sakit dan juga menemani anaknya yang tidak bisa tidur tanpa ada yang menemani terlebih dulu, karena ayahnya sedang sakit dan neneknya juga tidak ada di rumah. Tapi aku dan Tuan Diego tidak melakukan apapun," ucap Raisa berusaha untuk menjelaskan.

"Tetap saja Raisa, kau itu adalah seorang wanita yang belum memiliki suami dan Tuan Diego juga seorang duda, jadi wajar jika fitnah ini ada," ujar Nenek Sania.

"Tuhan Diego duda?" Tanya Raisa mengulangi ucapan neneknya itu.

"Iya Raisa, apa selama sebulan ini kau bekerja di sana kau tidak tahu status tentang Tuan Diego?" Tanya Nenek Sania.

Raisa menggelengkan kepalanya, "Tidak Nek, yang aku tahu Tuan Diego itu memiliki istri tapi tidak ada di Indonesia," jawabnya apa adanya.

"Wanita yang tadi datang ke sini mengatakan jika Tuan Diego itu adalah duda. Dia mengatakan jika kau adalah simpanan Tuan Diego, karena sebagai seorang duda tentunya Tuan Diego sangat merindukan belaian kasih sayang, sehingga dia pun mempekerjakanmu di sana," terang Nenek Sania.

"Itu tidak benar Nek, aku bekerja dengan Tuan Diego ya memang karena untuk merawat anaknya Nek, bukan karena ada hal lain. Nenek percaya denganku 'kan? Nenek tahu 'kan siapa aku, aku tidak mungkin mempunyai hubungan terlarang dengan seorang pria tanpa ikatan yang sah Nek," ucap Raisa yang menggenggam erat tangan neneknya, diiringi air matanya yang mengalir.

"Nenek percaya padamu Raisa, tapi jika kau masih bekerja di rumah Tuan Diego pasti fitnah ini akan terus ada," kata Nenek Sania.

"Jadi aku harus bagaimana Nek? Nenek 'kan tahu sendiri aku mempunyai banyak hutang dengan Tuan Diego, Tuan Diego yang sudah membantu kita selama ini. Apa aku harus berhenti untuk menjaga anaknya di saat anaknya sudah dekat denganku? Itu tidak mungkin Nek," kata Raisa sehingga membuat Nenek Sania pun terdiam dan tampak berpikir.

Sedangkan yang ada di dalam pikiran Raisa saat ini siapa wanita yang sudah datang ke rumahnya dan sudah memfitnahnya di depan sang nenek dan juga warga sekitar rumahnya itu. 1 fakta lagi yang sangat mengejutkan bagi Raisa, ia baru mengetahui jika Diego adalah seorang duda.

*****

"Apa? Apa kau tidak salah dengan laporan ini?" Tanya Diego yang tampak emosi saat seseorang mengabarinya tentang apa yang terjadi dengan Raisa melalui telepon.

"Tidak Tuan, saya sangat yakin. Bahkan saya mendengarnya secara langsung, jadi itu semua benar adanya. Tapi saat ini saya belum tahu siapa wanita yang sudah menyebarkan fitnah tersebut dan akan saya selidiki secepatnya," kata orang tersebut.

"Kau tidak perlu mencari tahu karena aku tahu siapa yang sudah menyebarkan fitnah ini. Aku tahu betul siapa wanita ular itu. Kau hanya perlu melakukan satu hal," tukas Diego lalu menjelaskan apa yang harus orang itu lakukan dan malam ini juga semuanya harus tuntas sesuai keinginannya.

"Baik Tuan, saya mengerti dan akan segera saya lakukan," sahut orang tersebut.

"Kurang ajar, lihat saja kau akan menerima balasannya karena sudah berani bermacam-macam dengan wanitaku," gumam Diego yang menatap tajam yang terlihat sangat murka.

Bersambung …

Terpopuler

Comments

Iin Nurchayati

Iin Nurchayati

hidup kok ngurusin mulut tetangga nek nek... emang kalau nenek laper dikasih makan, kalau sakit diobatin dibayarin sama tetangga. looosss aja sa... g usah ngurusin mulut ember

2023-10-13

1

lihat semua
Episodes
1 Bertemu Mucikari
2 Terpaksa Menerima
3 Pelanggan Pertama
4 Tak Menyangka
5 Mencari Baby Sister
6 Tawaran Pekerjaan
7 Sosok Malaikat
8 Menemui Diego
9 Tamu Tak Diundang
10 Hari Pertama Bekerja
11 Sangat Menyenangkan
12 Merasa Ketakutan
13 Merasa Nyaman
14 Lagi-Lagi Soal Istri
15 Hanya Masa Lalu
16 Merawat Diego
17 Fitnah
18 Jangan Mengganggu Wanitaku
19 Kekhawatiran Diego
20 Klien Lama
21 Seperti Layaknya Keluarga
22 Ancaman Dari Seseorang.
23 Kepergian Sang Nenek
24 Surat Wasiat.
25 Merasa Dekat.
26 Donor Darah.
27 Kecolongan Dana.
28 Keinginan Yang Sama
29 Mengancam.
30 Malam Pesta.
31 Satu Malam Bersama
32 Bertanggung Jawab.
33 Menjalin Hubungan.
34 Mengungkapkan Hubungan.
35 Mendapatkan Restu.
36 Ibu Pengganti.
37 Merasa Bahagia.
38 Mencari Seseorang.
39 Sangat Misterius.
40 Lebih Agresif.
41 H-3.
42 Membongkar Masa Lalu Raisa.
43 Batalkan Pernikahan Kalian!
44 Mengungkapkan Identitas.
45 Membatalkan Pernikahan.
46 Menyimpan Rahasia.
47 Salah Paham.
48 Bersandiwara.
49 Sulit Menerima.
50 Pendamping Untuk Raisa.
51 Promo Novel Baru
52 Membawa Pergi.
53 Melepas Rindu.
54 Merindukanmu.
55 Melamar.
56 Perasaan Kelvin.
57 Tidak Direstui.
58 Sakit Hati.
59 Keputusan Diego.
60 Dengan Syarat.
61 Berbeda Pendapat.
62 Sudah Direncanakan.
63 Curiga.
64 Pulang ke rumah.
65 Semakin Curiga.
66 Tak Terima.
67 Tidak Sebodoh Itu.
68 H-2
69 Hari Pernikahan.
70 Menjadi Seorang Istri.
71 Sidik Jari.
72 Butuh Asupan.
73 Sebutan Mama.
74 Kondisi Raisa.
75 Seperti Dulu.
76 Suster Misterius.
77 Pura-Pura Bodoh.
78 Menerima Kembali.
79 Nonton Film.
80 Diusir.
81 Sang Mata-Mata.
82 Memulai Rencana.
83 Jebakan.
84 Ditangkap Polisi.
85 Unek-Unek Darrel.
86 Dendam Masa Lalu.
87 Mengutus Pengacara.
88 Sidang.
89 Kekhawatiran Seorang Ayah.
90 Lebih Sensitif.
91 3 Tahun.
92 Hangatnya Keluarga.
93 Kelas Ibu Hamil.
94 Rekaman CCTV.
95 Demi Kebaikan.
96 Menyadari Kesalahan.
97 Surat Ancaman.
98 Baik-Baik Saja.
99 Pendapat Raisa.
100 Teman Lama.
101 Kehilangan Berkas Penting.
102 Dalam Masalah.
103 Teka Teki.
104 Terpaksa Berbohong.
105 Hal Tak Terduga.
106 Firasat.
107 Berpura-Pura.
108 Tawanan Baru.
109 Sampai Kapan?
110 Masih Sama Seperti Dulu.
111 Menemani Diego.
112 Jauh Lebih Baik.
113 Sebutan Ayah.
114 Melahirkan.
115 Diesa Queen Abimana.
116 Kita Sehati.
117 Tak Pernah Terbayangkan.
118 Percaya Takdir.
119 Menyesuaikan Diri.
120 Cara Yang Lebih Licik.
121 Menjadi Asistenmu.
122 Sama-Sama Kepergok.
123 Liburan Ke Bandung.
124 Membutuhkan Sang Anak.
125 Seperti Nyata.
126 Tentang Masa Kecil Diego.
127 Harus Berhati-Hati.
128 Sadar Dari Koma.
129 Menolak Untuk Dioperasi.
130 Menemanimu Walaupun Sebentar.
131 Keputusan Siska.
132 Bertemu Teman Kuliah.
133 Membagi Tugas.
134 Pulang Ke Jakarta.
135 Merasa Tidak Pantas.
136 Lagu Lama.
137 Asisten Baru.
138 Membenci Pengkhianat.
139 Quality Time.
140 Takut Kehilangan.
141 Identitas Palsu.
142 Berhasil Membujuk.
143 Berjalan Lancar.
144 Sesuai Rencana.
145 Mencurahkan Isi Hati.
146 Ada Apa Dengan Kak Diego?
147 Membantu Pihak Kepolisian.
148 Membawa Keberuntungan.
149 Olahraga Pagi.
150 Bersikap Manja.
151 Ancaman Baru.
152 Menemukan Pelaku.
153 Pelaku Tertangkap.
154 Bungkam.
155 Pengakuan Ayumi.
156 Menjadi Donatur.
157 Memberi Kesempatan.
158 Bertindak.
159 Tidak Menemukan Apapun.
160 Menyerang Sastro.
161 Ketahuan Berbohong.
162 Membutuhkan Donor Darah.
163 Kalut.
164 Memutuskan Untuk Berada Di Rumah.
165 Saling Menyerang.
166 Peluru Terakhir.
167 Rela Berkorban.
168 Tidak Sia-Sia.
169 Peringatan.
170 Kebaikan Raisa.
171 Ditetapkan Sebagai Tersangka.
172 Titipan Cium.
173 Masa Persidangan.
174 Menyenangkan Istri.
175 Sesuatu Yang Berkesan.
176 Merindukan Papa.
177 Maaf, Aku Tidak Bisa.
178 Rem Blong.
179 Kabar Tentang Diego.
180 Memastikan Keadaan Diego.
181 Ada Kejanggalan.
182 Dalang Dibalik Kecelakaan.
183 Hidup Normal.
184 Nama Di Batu Nisan.
185 Dia Adik Saya.
186 Berlibur ke Bali.
187 Sampai Akhir Menutup Mata (Tamat)
Episodes

Updated 187 Episodes

1
Bertemu Mucikari
2
Terpaksa Menerima
3
Pelanggan Pertama
4
Tak Menyangka
5
Mencari Baby Sister
6
Tawaran Pekerjaan
7
Sosok Malaikat
8
Menemui Diego
9
Tamu Tak Diundang
10
Hari Pertama Bekerja
11
Sangat Menyenangkan
12
Merasa Ketakutan
13
Merasa Nyaman
14
Lagi-Lagi Soal Istri
15
Hanya Masa Lalu
16
Merawat Diego
17
Fitnah
18
Jangan Mengganggu Wanitaku
19
Kekhawatiran Diego
20
Klien Lama
21
Seperti Layaknya Keluarga
22
Ancaman Dari Seseorang.
23
Kepergian Sang Nenek
24
Surat Wasiat.
25
Merasa Dekat.
26
Donor Darah.
27
Kecolongan Dana.
28
Keinginan Yang Sama
29
Mengancam.
30
Malam Pesta.
31
Satu Malam Bersama
32
Bertanggung Jawab.
33
Menjalin Hubungan.
34
Mengungkapkan Hubungan.
35
Mendapatkan Restu.
36
Ibu Pengganti.
37
Merasa Bahagia.
38
Mencari Seseorang.
39
Sangat Misterius.
40
Lebih Agresif.
41
H-3.
42
Membongkar Masa Lalu Raisa.
43
Batalkan Pernikahan Kalian!
44
Mengungkapkan Identitas.
45
Membatalkan Pernikahan.
46
Menyimpan Rahasia.
47
Salah Paham.
48
Bersandiwara.
49
Sulit Menerima.
50
Pendamping Untuk Raisa.
51
Promo Novel Baru
52
Membawa Pergi.
53
Melepas Rindu.
54
Merindukanmu.
55
Melamar.
56
Perasaan Kelvin.
57
Tidak Direstui.
58
Sakit Hati.
59
Keputusan Diego.
60
Dengan Syarat.
61
Berbeda Pendapat.
62
Sudah Direncanakan.
63
Curiga.
64
Pulang ke rumah.
65
Semakin Curiga.
66
Tak Terima.
67
Tidak Sebodoh Itu.
68
H-2
69
Hari Pernikahan.
70
Menjadi Seorang Istri.
71
Sidik Jari.
72
Butuh Asupan.
73
Sebutan Mama.
74
Kondisi Raisa.
75
Seperti Dulu.
76
Suster Misterius.
77
Pura-Pura Bodoh.
78
Menerima Kembali.
79
Nonton Film.
80
Diusir.
81
Sang Mata-Mata.
82
Memulai Rencana.
83
Jebakan.
84
Ditangkap Polisi.
85
Unek-Unek Darrel.
86
Dendam Masa Lalu.
87
Mengutus Pengacara.
88
Sidang.
89
Kekhawatiran Seorang Ayah.
90
Lebih Sensitif.
91
3 Tahun.
92
Hangatnya Keluarga.
93
Kelas Ibu Hamil.
94
Rekaman CCTV.
95
Demi Kebaikan.
96
Menyadari Kesalahan.
97
Surat Ancaman.
98
Baik-Baik Saja.
99
Pendapat Raisa.
100
Teman Lama.
101
Kehilangan Berkas Penting.
102
Dalam Masalah.
103
Teka Teki.
104
Terpaksa Berbohong.
105
Hal Tak Terduga.
106
Firasat.
107
Berpura-Pura.
108
Tawanan Baru.
109
Sampai Kapan?
110
Masih Sama Seperti Dulu.
111
Menemani Diego.
112
Jauh Lebih Baik.
113
Sebutan Ayah.
114
Melahirkan.
115
Diesa Queen Abimana.
116
Kita Sehati.
117
Tak Pernah Terbayangkan.
118
Percaya Takdir.
119
Menyesuaikan Diri.
120
Cara Yang Lebih Licik.
121
Menjadi Asistenmu.
122
Sama-Sama Kepergok.
123
Liburan Ke Bandung.
124
Membutuhkan Sang Anak.
125
Seperti Nyata.
126
Tentang Masa Kecil Diego.
127
Harus Berhati-Hati.
128
Sadar Dari Koma.
129
Menolak Untuk Dioperasi.
130
Menemanimu Walaupun Sebentar.
131
Keputusan Siska.
132
Bertemu Teman Kuliah.
133
Membagi Tugas.
134
Pulang Ke Jakarta.
135
Merasa Tidak Pantas.
136
Lagu Lama.
137
Asisten Baru.
138
Membenci Pengkhianat.
139
Quality Time.
140
Takut Kehilangan.
141
Identitas Palsu.
142
Berhasil Membujuk.
143
Berjalan Lancar.
144
Sesuai Rencana.
145
Mencurahkan Isi Hati.
146
Ada Apa Dengan Kak Diego?
147
Membantu Pihak Kepolisian.
148
Membawa Keberuntungan.
149
Olahraga Pagi.
150
Bersikap Manja.
151
Ancaman Baru.
152
Menemukan Pelaku.
153
Pelaku Tertangkap.
154
Bungkam.
155
Pengakuan Ayumi.
156
Menjadi Donatur.
157
Memberi Kesempatan.
158
Bertindak.
159
Tidak Menemukan Apapun.
160
Menyerang Sastro.
161
Ketahuan Berbohong.
162
Membutuhkan Donor Darah.
163
Kalut.
164
Memutuskan Untuk Berada Di Rumah.
165
Saling Menyerang.
166
Peluru Terakhir.
167
Rela Berkorban.
168
Tidak Sia-Sia.
169
Peringatan.
170
Kebaikan Raisa.
171
Ditetapkan Sebagai Tersangka.
172
Titipan Cium.
173
Masa Persidangan.
174
Menyenangkan Istri.
175
Sesuatu Yang Berkesan.
176
Merindukan Papa.
177
Maaf, Aku Tidak Bisa.
178
Rem Blong.
179
Kabar Tentang Diego.
180
Memastikan Keadaan Diego.
181
Ada Kejanggalan.
182
Dalang Dibalik Kecelakaan.
183
Hidup Normal.
184
Nama Di Batu Nisan.
185
Dia Adik Saya.
186
Berlibur ke Bali.
187
Sampai Akhir Menutup Mata (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!