Hari Pertama Bekerja

"Duh … apa-apaan sih Raisa, kenapa juga kau harus membayangkan hal itu. Ingat kau itu hanya bekerja dengan Tuan Diego, lagipula Tuan Diego juga sudah memiliki istri, mana mungkin dia juga takluk padaku," kata Raisa yang membuang pikirannya itu jauh-jauh. Lalu ia pun pergi ke taman untuk menunggu Denis sampai pulang sekolah.

*****

Saat baru saja pulang kerja dan tiba di rumah kontrakannya, Nada sangat terkejut karena melihat sosok wanita yang sangat tidak asing berada di depan rumahnya itu. Yang lebih mengejutkan lagi, wanita itu terlihat menatapnya tajam seakan ingin merekamnya.

"Mami? Ada apa Mami datang ke sini?" Tanya Nada.

"Tentu saja Mami ingin mencari keberadaan Raisa. Dimana dia? Kenapa setelah 1 hari dia bekerja dengan Mami dan melayani klien Mami, dia menghilang begitu saja?" Tanya Sheila.

"Mami, kalau masalah Raisa menghilang dari pekerjaannya itu aku tidak tahu. Tapi yang aku tahu Raisa sudah tidak bekerja di perusahaan tempatku bekerja, dia dipecat karena hari itu dia tidak masuk membuat senior kami marah dan langsung memecatnya. Yang aku tahu, saat ini Raisa sibuk di rumah sakit untuk menjaga Neneknya karena Neneknya itu baru saja selesai dioperasi Mami," terang Nada. "Memangnya Raisa tidak bekerja dengan baik atau dia mempunyai hutang dengan Mami?" Tanyanya yang merasa penasaran.

"Bukan seperti itu, bahkan Raisa telah menghasilkan banyak uang untuk Mami dan Mami datang ke sini juga mau memberikan bagianmu," tutur Sheila yang memberikan beberapa lembar uang merah kepada Nada.

Nada pun menerimanya dengan senang hati, "Terimakasih ya Mami. Lantas kenapa Mami mencari Raisa?" Nada mengulangi pertanyaannya.

"Kau ini bagaimana sih Nada, sudah Mami katakan baru hari pertama bekerja saja Raisa sudah menghasilkan uang yang begitu banyak. Apa kau tahu klien Mami yang bernama Tuan Diego itu adalah klien baru, tapi dia berani membayar Raisa dengan mahal sampai dia juga memberikan bonus kepada Mami. Itu artinya Raisa sudah melayaninya dengan sangat baik, tentu saja Mami tidak akan melepaskannya begitu saja. Lagipula Mami sudah membayarnya dan Mami yakin dia juga pasti mendapatkan tips yang besar dari Tuan Diego, maka itu Neneknya bisa langsung dioperasi. Raisa juga sudah terikat kontrak dengan Mami, jadi dia tidak bisa keluar begitu saja. Mami sudah mencoba menghubunginya tapi sama sekali tidak bisa, apa kamu memiliki nomor lain?" Tanya Sheila membuat Nada terdiam.

"Nada, kenapa kau diam? Apa kau menyembunyikan sesuatu dari Mami? Kau mau mencoba untuk membohongi Mami ya, apa kau lupa siapa yang menolongmu saat kau kesulitan uang waktu itu?" Tanya Sheila menatap curiga.

"Tidak sama sekali Mami. Jujur belakangan ini aku juga kehilangan jejak Raisa, aku tidak bisa menghubungi Raisa, Raisa juga sudah tidak tinggal di rumahnya yang lama, aku tidak tahu dimana sekarang keberadaan Raisa. Tapi waktu itu dia pernah mengatakan dimana Neneknya dirawat, mungkin Mami bisa ke sana," kata Nada yang langsung memberikan alamat rumah sakit tersebut.

"Terima kasih Sayang, kau memang Anak Mami yang paling berbakti. Gunakan uang itu sebaik mungkin, jika kekurangan uang kau bisa mencarikan Mami barang baru lagi," ucap Sheila yang mengerlingkan sebelah matanya, lalu ia pun pergi meninggalkan kediaman Nada.

Nada terduduk lemas di kursi depan teras rumahnya dengan perasaan yang begitu bersalah.

"Maafkan aku Nada," ucapnya.

*****

Tok … tok … tok …

"Tuan Muda Denis, jika kau tidak mau keluar sekarang maka aku akan mengatakan kepada Ayahmu apa yang kau lakukan di sekolah tadi. Aku yakin kau pasti akan dimarahi," teriak Raisa sembari mengetuk-ngetuk pintu kamar Denis.

Denis sengaja mengunci pintunya itu agar Raisa tidak bisa mendekatinya dan memaksanya untuk makan.

"Tuan Muda ayo dong, buka tidak pintunya. Kau harus makan dan aku harus pulang. Nenekku di rumah sakit sendirian, apa kau tidak kasihan terhadap Nenekku," kata Raisa yang terus aja mengetuk pintu dan membujuk Denis pantang menyerah.

Raisa memang sengaja bersikap akrab dengan Denis agar bocah kecil tersebut tidak merasa canggung padanya, itu adalah cara Raisa yang sudah ia pikirkan dengan matang-matang dan ia pastikan akan berhasil. Meskipun ia adalah pengasuh atau baby sister Denis, tetapi Raisa ingin jika ia dan Denis bisa selayaknya sebagai teman walaupun umur mereka berbeda jauh. Raisa juga sudah meminta izin kepada Siska dan tentu saja Siska tidak keberatan yang terpenting masih di batas kewajaran dan apapun yang dilakukan Raisa ia sudah mempercayakannya secara penuh tanpa ikut campur sama sekali.

"Oke, kalau kau tetap bersikeras tidak mau membuka pintu dan tidak mau makan, sekarang juga aku akan menghubungi Ayahmu Tuan," kata Raisa berpura-pura, hingga di saat itu pun Dennis membuka pintunya. Ia melipat kedua tangannya itu atas dada seraya menatap Raisa dengan tajam, sama sekali tak membuat Raisa bergidik malah terlihat menggemaskan.

"Hei anak kecil, kenapa kau menatapku seperti itu? Apa kau pikir itu menakutkan?" Goda Raisa sembari mencolek dagu Denis.

"Jangan menyentuhku! Sudah aku katakan aku tidak mau makan, jadi lebih baik sekarang kau pulang saja," usir Denis.

"Kau mengusirku? Aku tidak akan pulang sebelum kau makan dan jika kau tidak mau makan, maka aku akan menghubungi Ayahmu sekarang juga," ancam Raisa dengan ponsel yang sudah berada di tangannya.

"Kau bisanya hanya mengancam anak kecil. Ya sudah aku mau makan," ucap Denis ketus tetapi membuat Raisa merasa bahagia.

"Begitu dong, kalau kau menyadari bahwa kau adalah anak kecil, seharusnya kau itu menuruti apa kataku. Ya sudah kalau begitu kau mau makan sambil bermain, sambil menonton televisi atau kita makan di ruang makan?" Tanya Raisa, dimanapun tempatnya atau sambil melakukan aktivitas apapun itu tidak jadi masalah baginya, yang terpenting menurutnya Denis mau makan dan merasa nyaman.

"Sambil menonton," jawab Denis yang langsung saja berjalan menuju ke ruang televisi, tempat dimana biasanya ia bermain bersama Oma, ayah atau pengasuhnya dan diikuti oleh Raisa di belakangnya.

_____

Sambil menyuapi Denis makan, sesekali Raisa mengajaknya bercerita atau memberikan informasi tentang kartun yang sedang ditonton oleh Denis saat ini. Meskipun Denis terlihat sama sekali tidak menggubrisnya, tak mengapa bagi Raisa yang penting tuan mudanya itu mau makan sampai makanannya itu pun habis tak bersisa.

"Hore … akhirnya makanan ini habis juga. Kau begitu pintar Tuan muda. Apa kau tahu jika nasi ini tidak habis maka dia akan menangis, dia akan sangat sedih," ucap Raisa sembari menunjukkan ekspresi wajah sedihnya.

"Lalu apa sekarang dia bahagia karena aku sudah memakannya sampai habis?" Tanya Denis.

"Ya, tentu saja dia sangat bahagia karena kau telah memakannya. Dan besok kau harus makan lagi sampai habis," tutur Raisa.

"Kau begitu pintar," ucap Denis datar, sangat mirip sekali dengan sang ayah jika sedang berbicara.

"Kau juga pintar, ya sudah kalau begitu aku mau mengantar piring ini ke belakang dulu ya," kata Raisa lalu meninggalkan Denis.

Di saat itu pun tanpa Raisa sadari ternyata Siska diam-diam memperhatikan apa yang Raisa lakukan terhadap Denis. Ia merasa sangat senang karena baru hari pertama saja Raisa sudah berhasil membuat Denis mengikuti katanya, meskipun terkadang Denis selalu melawannya, tetapi Raisa terlihat berusaha sabar menghadapi cucunya itu. Siska merasa jika Diego benar-benar sudah mencari pengasuh yang tepat untuk Denis, tidak salah jika ia tadi sudah mengikuti apa permintaan Raisa dengan menyerahkan Denis seutuhnya kepada pengasuhnya itu.

"Nyonya sedang apa?"

Tiba-tiba terdengar suara seseorang yang membuat Siska merasa cukup terkejut.

Bersambung …

Episodes
1 Bertemu Mucikari
2 Terpaksa Menerima
3 Pelanggan Pertama
4 Tak Menyangka
5 Mencari Baby Sister
6 Tawaran Pekerjaan
7 Sosok Malaikat
8 Menemui Diego
9 Tamu Tak Diundang
10 Hari Pertama Bekerja
11 Sangat Menyenangkan
12 Merasa Ketakutan
13 Merasa Nyaman
14 Lagi-Lagi Soal Istri
15 Hanya Masa Lalu
16 Merawat Diego
17 Fitnah
18 Jangan Mengganggu Wanitaku
19 Kekhawatiran Diego
20 Klien Lama
21 Seperti Layaknya Keluarga
22 Ancaman Dari Seseorang.
23 Kepergian Sang Nenek
24 Surat Wasiat.
25 Merasa Dekat.
26 Donor Darah.
27 Kecolongan Dana.
28 Keinginan Yang Sama
29 Mengancam.
30 Malam Pesta.
31 Satu Malam Bersama
32 Bertanggung Jawab.
33 Menjalin Hubungan.
34 Mengungkapkan Hubungan.
35 Mendapatkan Restu.
36 Ibu Pengganti.
37 Merasa Bahagia.
38 Mencari Seseorang.
39 Sangat Misterius.
40 Lebih Agresif.
41 H-3.
42 Membongkar Masa Lalu Raisa.
43 Batalkan Pernikahan Kalian!
44 Mengungkapkan Identitas.
45 Membatalkan Pernikahan.
46 Menyimpan Rahasia.
47 Salah Paham.
48 Bersandiwara.
49 Sulit Menerima.
50 Pendamping Untuk Raisa.
51 Promo Novel Baru
52 Membawa Pergi.
53 Melepas Rindu.
54 Merindukanmu.
55 Melamar.
56 Perasaan Kelvin.
57 Tidak Direstui.
58 Sakit Hati.
59 Keputusan Diego.
60 Dengan Syarat.
61 Berbeda Pendapat.
62 Sudah Direncanakan.
63 Curiga.
64 Pulang ke rumah.
65 Semakin Curiga.
66 Tak Terima.
67 Tidak Sebodoh Itu.
68 H-2
69 Hari Pernikahan.
70 Menjadi Seorang Istri.
71 Sidik Jari.
72 Butuh Asupan.
73 Sebutan Mama.
74 Kondisi Raisa.
75 Seperti Dulu.
76 Suster Misterius.
77 Pura-Pura Bodoh.
78 Menerima Kembali.
79 Nonton Film.
80 Diusir.
81 Sang Mata-Mata.
82 Memulai Rencana.
83 Jebakan.
84 Ditangkap Polisi.
85 Unek-Unek Darrel.
86 Dendam Masa Lalu.
87 Mengutus Pengacara.
88 Sidang.
89 Kekhawatiran Seorang Ayah.
90 Lebih Sensitif.
91 3 Tahun.
92 Hangatnya Keluarga.
93 Kelas Ibu Hamil.
94 Rekaman CCTV.
95 Demi Kebaikan.
96 Menyadari Kesalahan.
97 Surat Ancaman.
98 Baik-Baik Saja.
99 Pendapat Raisa.
100 Teman Lama.
101 Kehilangan Berkas Penting.
102 Dalam Masalah.
103 Teka Teki.
104 Terpaksa Berbohong.
105 Hal Tak Terduga.
106 Firasat.
107 Berpura-Pura.
108 Tawanan Baru.
109 Sampai Kapan?
110 Masih Sama Seperti Dulu.
111 Menemani Diego.
112 Jauh Lebih Baik.
113 Sebutan Ayah.
114 Melahirkan.
115 Diesa Queen Abimana.
116 Kita Sehati.
117 Tak Pernah Terbayangkan.
118 Percaya Takdir.
119 Menyesuaikan Diri.
120 Cara Yang Lebih Licik.
121 Menjadi Asistenmu.
122 Sama-Sama Kepergok.
123 Liburan Ke Bandung.
124 Membutuhkan Sang Anak.
125 Seperti Nyata.
126 Tentang Masa Kecil Diego.
127 Harus Berhati-Hati.
128 Sadar Dari Koma.
129 Menolak Untuk Dioperasi.
130 Menemanimu Walaupun Sebentar.
131 Keputusan Siska.
132 Bertemu Teman Kuliah.
133 Membagi Tugas.
134 Pulang Ke Jakarta.
135 Merasa Tidak Pantas.
136 Lagu Lama.
137 Asisten Baru.
138 Membenci Pengkhianat.
139 Quality Time.
140 Takut Kehilangan.
141 Identitas Palsu.
142 Berhasil Membujuk.
143 Berjalan Lancar.
144 Sesuai Rencana.
145 Mencurahkan Isi Hati.
146 Ada Apa Dengan Kak Diego?
147 Membantu Pihak Kepolisian.
148 Membawa Keberuntungan.
149 Olahraga Pagi.
150 Bersikap Manja.
151 Ancaman Baru.
152 Menemukan Pelaku.
153 Pelaku Tertangkap.
154 Bungkam.
155 Pengakuan Ayumi.
156 Menjadi Donatur.
157 Memberi Kesempatan.
158 Bertindak.
159 Tidak Menemukan Apapun.
160 Menyerang Sastro.
161 Ketahuan Berbohong.
162 Membutuhkan Donor Darah.
163 Kalut.
164 Memutuskan Untuk Berada Di Rumah.
165 Saling Menyerang.
166 Peluru Terakhir.
167 Rela Berkorban.
168 Tidak Sia-Sia.
169 Peringatan.
170 Kebaikan Raisa.
171 Ditetapkan Sebagai Tersangka.
172 Titipan Cium.
173 Masa Persidangan.
174 Menyenangkan Istri.
175 Sesuatu Yang Berkesan.
176 Merindukan Papa.
177 Maaf, Aku Tidak Bisa.
178 Rem Blong.
179 Kabar Tentang Diego.
180 Memastikan Keadaan Diego.
181 Ada Kejanggalan.
182 Dalang Dibalik Kecelakaan.
183 Hidup Normal.
184 Nama Di Batu Nisan.
185 Dia Adik Saya.
186 Berlibur ke Bali.
187 Sampai Akhir Menutup Mata (Tamat)
Episodes

Updated 187 Episodes

1
Bertemu Mucikari
2
Terpaksa Menerima
3
Pelanggan Pertama
4
Tak Menyangka
5
Mencari Baby Sister
6
Tawaran Pekerjaan
7
Sosok Malaikat
8
Menemui Diego
9
Tamu Tak Diundang
10
Hari Pertama Bekerja
11
Sangat Menyenangkan
12
Merasa Ketakutan
13
Merasa Nyaman
14
Lagi-Lagi Soal Istri
15
Hanya Masa Lalu
16
Merawat Diego
17
Fitnah
18
Jangan Mengganggu Wanitaku
19
Kekhawatiran Diego
20
Klien Lama
21
Seperti Layaknya Keluarga
22
Ancaman Dari Seseorang.
23
Kepergian Sang Nenek
24
Surat Wasiat.
25
Merasa Dekat.
26
Donor Darah.
27
Kecolongan Dana.
28
Keinginan Yang Sama
29
Mengancam.
30
Malam Pesta.
31
Satu Malam Bersama
32
Bertanggung Jawab.
33
Menjalin Hubungan.
34
Mengungkapkan Hubungan.
35
Mendapatkan Restu.
36
Ibu Pengganti.
37
Merasa Bahagia.
38
Mencari Seseorang.
39
Sangat Misterius.
40
Lebih Agresif.
41
H-3.
42
Membongkar Masa Lalu Raisa.
43
Batalkan Pernikahan Kalian!
44
Mengungkapkan Identitas.
45
Membatalkan Pernikahan.
46
Menyimpan Rahasia.
47
Salah Paham.
48
Bersandiwara.
49
Sulit Menerima.
50
Pendamping Untuk Raisa.
51
Promo Novel Baru
52
Membawa Pergi.
53
Melepas Rindu.
54
Merindukanmu.
55
Melamar.
56
Perasaan Kelvin.
57
Tidak Direstui.
58
Sakit Hati.
59
Keputusan Diego.
60
Dengan Syarat.
61
Berbeda Pendapat.
62
Sudah Direncanakan.
63
Curiga.
64
Pulang ke rumah.
65
Semakin Curiga.
66
Tak Terima.
67
Tidak Sebodoh Itu.
68
H-2
69
Hari Pernikahan.
70
Menjadi Seorang Istri.
71
Sidik Jari.
72
Butuh Asupan.
73
Sebutan Mama.
74
Kondisi Raisa.
75
Seperti Dulu.
76
Suster Misterius.
77
Pura-Pura Bodoh.
78
Menerima Kembali.
79
Nonton Film.
80
Diusir.
81
Sang Mata-Mata.
82
Memulai Rencana.
83
Jebakan.
84
Ditangkap Polisi.
85
Unek-Unek Darrel.
86
Dendam Masa Lalu.
87
Mengutus Pengacara.
88
Sidang.
89
Kekhawatiran Seorang Ayah.
90
Lebih Sensitif.
91
3 Tahun.
92
Hangatnya Keluarga.
93
Kelas Ibu Hamil.
94
Rekaman CCTV.
95
Demi Kebaikan.
96
Menyadari Kesalahan.
97
Surat Ancaman.
98
Baik-Baik Saja.
99
Pendapat Raisa.
100
Teman Lama.
101
Kehilangan Berkas Penting.
102
Dalam Masalah.
103
Teka Teki.
104
Terpaksa Berbohong.
105
Hal Tak Terduga.
106
Firasat.
107
Berpura-Pura.
108
Tawanan Baru.
109
Sampai Kapan?
110
Masih Sama Seperti Dulu.
111
Menemani Diego.
112
Jauh Lebih Baik.
113
Sebutan Ayah.
114
Melahirkan.
115
Diesa Queen Abimana.
116
Kita Sehati.
117
Tak Pernah Terbayangkan.
118
Percaya Takdir.
119
Menyesuaikan Diri.
120
Cara Yang Lebih Licik.
121
Menjadi Asistenmu.
122
Sama-Sama Kepergok.
123
Liburan Ke Bandung.
124
Membutuhkan Sang Anak.
125
Seperti Nyata.
126
Tentang Masa Kecil Diego.
127
Harus Berhati-Hati.
128
Sadar Dari Koma.
129
Menolak Untuk Dioperasi.
130
Menemanimu Walaupun Sebentar.
131
Keputusan Siska.
132
Bertemu Teman Kuliah.
133
Membagi Tugas.
134
Pulang Ke Jakarta.
135
Merasa Tidak Pantas.
136
Lagu Lama.
137
Asisten Baru.
138
Membenci Pengkhianat.
139
Quality Time.
140
Takut Kehilangan.
141
Identitas Palsu.
142
Berhasil Membujuk.
143
Berjalan Lancar.
144
Sesuai Rencana.
145
Mencurahkan Isi Hati.
146
Ada Apa Dengan Kak Diego?
147
Membantu Pihak Kepolisian.
148
Membawa Keberuntungan.
149
Olahraga Pagi.
150
Bersikap Manja.
151
Ancaman Baru.
152
Menemukan Pelaku.
153
Pelaku Tertangkap.
154
Bungkam.
155
Pengakuan Ayumi.
156
Menjadi Donatur.
157
Memberi Kesempatan.
158
Bertindak.
159
Tidak Menemukan Apapun.
160
Menyerang Sastro.
161
Ketahuan Berbohong.
162
Membutuhkan Donor Darah.
163
Kalut.
164
Memutuskan Untuk Berada Di Rumah.
165
Saling Menyerang.
166
Peluru Terakhir.
167
Rela Berkorban.
168
Tidak Sia-Sia.
169
Peringatan.
170
Kebaikan Raisa.
171
Ditetapkan Sebagai Tersangka.
172
Titipan Cium.
173
Masa Persidangan.
174
Menyenangkan Istri.
175
Sesuatu Yang Berkesan.
176
Merindukan Papa.
177
Maaf, Aku Tidak Bisa.
178
Rem Blong.
179
Kabar Tentang Diego.
180
Memastikan Keadaan Diego.
181
Ada Kejanggalan.
182
Dalang Dibalik Kecelakaan.
183
Hidup Normal.
184
Nama Di Batu Nisan.
185
Dia Adik Saya.
186
Berlibur ke Bali.
187
Sampai Akhir Menutup Mata (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!