Sopir Cantik Milik Tuan Ceo Lumpuh
“Ibu…. Ibu… hhhik.. hhiik kakak nakal bu” adu seorang balita cantik nan menggemaskan sambil menangis menghampiri ibunya.
“Sayang… kenapa kamu menangis, nak?” ucap seorang ibu sambil memeluk anak tersebut di pelukannya.
“Emmmhh… ibu au kelingat” ucap balita tersebut sambil menutup hidung dengan tangannya, saat menyadari aroma tubuh ibu yang memeluknya. Hingga membuat balita tersebut lupa akan tangisnya.
“Juniii… “ ucap ibu tersebut dengan mimik wajah yang di buat jengah mendengar penuturan putrinya tersebut.
Ya memang benar ibu tersebut terlihat berkeringat setelah lelah seharian dalam menjalani pekerjaannya.
“Heee…. tapi Juni tetap ayang ibu” ucap Juni dengan raut wajah yang menggemaskan. Membuat ibunya kembali tersenyum saat mendengar mulut manis putrinya tersebut.
“Dasar… bocah bermulut manis” ucap ibu tersebut merasa gemas sambil mencubit putri cantiknya itu.
“Mami… mami…” teriak balita lainnya sambil berhamburan menghampiri ibunya.
“Aku juga mau di peluk mami” ucapnya merasa iri pada adik perempuannya yang terlihat dekat dengan maminya tersebut.
“Sayang … anak ibu” ucap ibunya sambil memeluk anak lainnya tersebut.
Rupanya balita-balita tersebut adalah anak kembar.
Mereka begitu menggemaskan dan menyayangi ibunya.
“Tunggu sebentar… sepertinya tadi ibu mendengar Juni menangis?” ucap ibu penasaran saat teringat tadi mendengar putrinya menangis.
“Tadi Juni kenapa menangis?” tanya nya dengan penuh perhatian sambil menatap kedua anaknya bergantian.
“Maaf… maaf mi, tadi Juna yang bikin Juni nangis” jawab Juna lebih dulu sambil menunduk merasa bersalah.
“Juna janji gak akan nakal lagi dan gak akan bikin Juni nangis lagi” lanjutnya takut membuat maminya marah.
“Kemari sayang… “ ucap ibu merasa terharu sambil memeluknya, mengapresiasi atas keberanian putranya yang mengakui kenakalan yang di buatnya tersebut.
“Tapi lain kali jangan di ulang lagi ya, nak” ucap ibu sambil menatap anaknya tersebut.
“Kamu anak laki-laki dan sebagai anak laki-laki tidak boleh membuat anak perempuan menangis apalagi Juni adalah adik perempuan kamu. Dan sebagai kakak, kamu harusnya menjaga dan melindunginya. Apa kamu mengerti, sayang?” lanjut ibu menasihati balitanya tersebut.
Entah dia mengerti atau tidak, tapi yang jelas sedari dini ibu tersebut ingin menerapkan hal tersebut supaya anak laki-lakinya menjaga, menghargai dan melindungi perempuan apalagi itu adalah adik perempuannya sendiri.
“Iya mi… Juna minta maaf ya, mi” ucapa balita tersebut pada maminya dengan expresi yang kembali membuat ibu tersebut tersenyum gemas.
“Nah kalau begitu, sekarang kamu minta maaf sama adik mu” ucap ibu memberitahu.
Kemudian anak kembar yang berbeda jenis itu kembali akur dan kembali bermain bersama.
Melihat hal tersebut tentu membuatnya merasa tenang dan senang.
“Anggun.. kamu sudah pulang, nak?” tanya seorang wanita paru baya saat melihat Anggun tengah terduduk di tengah lantai yang melihat anak-anaknya kembali bermain bersama menjauh dari tempatnya duduk.
“Eh bi Asri” ucapnya.
“Iya, Bi. Anggun baru pulang” lanjutnya.
“Apa anak-anak bertengkar lagi?…. Maaf tadi bibi ke luar sebentar, jadi tidak memperhatikan mereka” ucap bi Asri merasa bersalah meninggalkan balita-balita tersebut berdua hingga membuat kedua balita itu sempat bertengkar.
“Tidak apa-apa, bi. Namanya juga masih anak-anak dan pertengkaran mereka juga masih wajar di usia mereka yang masih belum mengerti apa-apa” ucap Anggun pada bi Asri.
“O iya.. memangnya tadi bibi keluar habis dari mana?” lanjut Anggun bertanya, merasa sedikit penasaran.
“Itu Gun, bibi dapat tawaran dari orang kota. Katanya kalau bibi mau ada kerjaan jadi art” ucap bi Asri memberitahu.
“Terus gimana, bi?” Anggun kembali bertanya.
“Bibi juga bingung. Kalau bibi pergi nanti anak-anak kamu siapa yang jaga?” ucap bi Asri mengutarakan ke galawannya.
“Bi Asri gak usah khawatir. Aku masih bisa jaga anak-anak sambil kerja. Lagi pula kerjaanku juga gak formal, di tempat kerjaanku malah sering pada nanyain si kembar biar bisa di bawa” ucap Anggun, tidak ingin membuat orang yang selama ini baik padanya merasa terhalang-halangi.
Selama ini bi Asri lah yang telah membantu dan merawat anak-anak Anggun.
Pada hal jika di pikir-pikir Anggun bukan siapa-siapa nya bi Asri. Tapi bi Asri begitu baik padanya.
Entah apa yang membuat bi Asri begitu perduli pada Anggun saat melihatnya terlunta-lunta di jalanan dalam ke adaan hamil besar dan tanpa saudara ataupun teman.
Sejak saat itu, bi Asri membawa Anggun ke kampung halamannya. Beruntung di tempat kampung halaman bi Asri bukan orang-orang yang egois dan sok suci.
Mereka saling perduli satu sama lain. Tidak memandang rendah orang lain, apalagi di saat melihat seorang wanita dalam ke adaan hamil tanpa suami tidak membuat mereka beranggapan bahwa wanita tersebut adalah seseorang yang suka melakukan zinah di luar nikah. Mereka tidak seperti itu. Meskipun latar belakang pendidikan di tempat tersebut masih terbilang rendah tapi dalam kemanusiaan merekalah orangnya.
Anggun merasa bersyukur di pertemukan dengan bi Asri dan orang-orang kampung yang baik padanya.
Tidak seperti orang-orang yang telah di temui sebelumnya. Orang-orang yang sudah di anggap nya keluarga dan teman-teman yang dia percayai tapi malah sebaliknya, acuh tak acuh dan tidak perduli dengan apa yang terjadi padanya.
Namun semua itu adalah masa lalu yang ingin Anggun lupakan. Tidak ingin terlalut dalam penderitaan dan kesedihannya di masa lalu.
Meskipun terkadang ingatan kelam di masa lalu masih sering mengusik batin dan pikirannya.
Terlebih jika memandang lama wajah anak sulungnya yang mengingatkan Anggun pada laki-laki yang telah membuatnya hancur dan tersiksa.
Seperti saat ini, saat dimana anak-anaknya mulai terlelap dengan wajah sayu dan damainya.
Anggun mulai menatap anak-anaknya satu persatu, hingga pada saat melihat Juna wajah dan ingatan itu memaksa memorinya untuk kembali ke masa lalu.
Flash black on
Malam itu Anggun dan suami sah nya yang bernama Leon Adinata telah melangsungkan pernikahan yang hanya di hadiri keluarga inti saja.
Pernikahan tersebut memang berlangsung secara tertutup, hal tersebut atas permintaan Leon yang tidak ingin pernikahannya menjadi konsumsi publik.
Selain dia menikahi gadis yang baru lulus SMA dan umur mereka terpaut usia 10 tahun, Leon tidak ingin di cap sebagai seorang pedofil yang menyukai anak-anak kecil, pikir Leon. Walaupun sebenarnya tidak seperti itu dan entah pemikiran itu dari mana datangnya.
Tapi yang jelas Leon tidak suka dan amat benci dengan perjodohan yang harus di lakukannya.
Terlebih papanya memaksa dan mengancam akan mencoret namanya dari daftar tunggal pewaris perusahaan Adinata Grup. Di mana perusahaan tersebut lima dari daftar perusahaan terkaya di kota A.
Hal tersebut membuat Leon semakin membenci Anggun yang di anggapnya telah menghasut ayahnya supaya mau di jodohkan dengannya.
Apalagi Leon tahu seberapa sayang papanya tersebut pada Anggun.
Hingga membuat Leon berpikir bahwa Anggun telah memanfaatkan kasih sayang papanya tersebut demi apa yang di inginkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments