Sesampainya di kediaman Adinata, Anggun sebenarnya malas dan merasa ragu untuk membantu tuannya keluar dari dalam mobil, apalagi jika di ingat-ingat perlakuannya tadi padanya.
Namun dengan wajah masamnya, Anggun terpaksa membantu dan mengangkat kembali tubuh bosnya tersebut, karena jika di pikir-pikir lagi itu adalah bagian dari pekerjaannya.
Tapi entah mengapa Leon tidak lagi marah seperti biasanya. Dia lagi-lagi malah tersenyum saat melihat wajah Anggun yang terlihat lucu di matanya, meskipun dia tahu bahwa wajah sopirnya tersebut sedang menunjukan rasa marah padanya.
“Ya Tuhan… aku belum sampai sehari bekerja di sini tp kenapa aku harus mendapatkan perlakuan menyebalkan tadi” ucap Anggun dalam hati sambil sedikit memukul kemudi untuk meredakan rasa frustasinya.
Sementara Leon yang melihatnya seperti itu lagi-lagi hanya tersenyum geli melihat kelakuan sopirnya tersebut.
Anggun segera membukakan pintu kemudi mobil dan beralih membuka pintu belakang yang ada tuannya.
Tapi sebelum itu, Anggun sesaat menarik nafas dan membuang racun kekesalannya di udara.
Dan dengan senyuman terpaksanya dia mulai mengangkat tubuh Leon untuk duduk di kursi roda yang telah dia ambil tadi lebih dulu.
“Mari tuan, saya bantu” ucap Anggun seraya tersenyum paksa namun sesaat kemudian langsung cemberut lagi saat Leon sudah berada di atas kursi rodanya.
“Apa kau masih marah padaku?” tanya Leon saat sudah berada di atas kursi rodanya.
Namun pertanyaan Leon membuat Anggun sedikit kaget. Dia mengira pertanyaan tersebut untuk perbuatannya di masa lalu. Membuatnya sedikit gugup dan gelagapan.
Tidak ada suara yang menjawab, membuat Leon segera memutar kursi rodanya supaya dapat berhadapan dengan Anggun dan melihat ekspresinya.
Namun Leon yang tiba-tiba memutar kursi ronda, membuat Anggun yang sedang berpikir dan mendorong pelan kursi roda tiba-tiba terjatuh kedepan.
Beruntung Leon yang reflek segera menahannya. Hingga membuat mereka saling bertatapan satu sama lain dalam sesaat.
Kemudian Anggun yang tiba-tiba teringat kembali kejadian tadi membuatnya refleks mendorong Leon hingga membuat Leon terdorong dan jatuh, begitupun Anggun yang tak dapat menyeimbangkan tubuhnya sendiri ikut terjatuh membuat pinggulnya berdenyut nyeri dan segera mengusap-ucapnya.
“Aw.. aduuh sakiit” ucap Anggun sembari mengusap-usap pinggulnya.
Dan saat menyadari tuannya juga ikut terjatuh, Anggun segera berdiri dan membantu tuannya kembali duduk di kursi roda.
“Ma.. maaf kan saya, tuan. Saya tidak sengaja” ucap Anggun merasa sedikit bersalah membuat tuannya terpental jatuh karena dorongannya.
Meskipun Anggun kesal pada tuannya tersebut, tapi dia juga tidak tega melihatnya terjungkal dan jatuh dari kursi rodanya tersebut.
“Aku tahu kau kesal padaku” ucap Leon yang yang masih tergeletak di lantai.
“Apa begini caramu membalasku, hah?!” lanjutnya dengan sedikit bernada tinggi.
Kemudian dia segera berteriak memanggil karyawannya yang lain.
“Mang ujaaang… Mang ujaang cepat kemari!” teriaknya memanggil salah satu satpam yang tidak jauh dari tempatnya terjatuh.
“Tuan, kenapa harus manggil mang ujang?. Aku masih bisa membantumu” ucap Anggun pada tuannya.
“Biarkan aku yang membantumu” ucapnya lagi, sambil berusaha mengangkat tubuh Leon. Tapi karena Leon menolak, membuatnya kesulitan untuk membantu tuannya tersebut.
“Sudah lepaskan aku. Biarkan mang Ujang yang membantuku” ucap Leon sambil mengibaskan tangannya supaya Anggun tidak menyentuhnya lagi.
“Mang Ujang, kenapa kau lama sekali!” teriak Leon lagi, tidak sabaran.
“Ma..maaf, tuan. Mari saya bantu” ucap Mang Ujang dan dengan sedikit kaget saat melihat tuannya bisa terjatuh seperti saat ini.
Kemudian Leon pun segera pergi setelah dirinya berada di atas kursi roda, meninggalkan Anggun di tempat.
Membuat Anggun kembali merasa bersalah dan hanya bisa menatap tuannya pergi begitu saja.
“Ada apa dengan ku. Kenapa seharian ini terus saja mendapatkan masalah?!” ucap Anggun setelah berada di dalam kamarnya. Dia sendiri merasa bingung baru sehari bekerja sudah mendapat masalah bertubi-tubi.
Sementara itu di kamar yang berbeda lebih besar dan luas, nampak Leon sedang mengganti pakaiannya sendiri.
Leon nampak tersenyum semirik, kepalanya mulai ia geleng-gelengkan sesaat. Dia seolah seperti orang gila, senyum-senyum sendiri dan berbicara sendiri.
“Anggun… Anggun. Bisa-bisanya kamu berpura-pura menjadi sopir pribadiku?” ucap Leon sambil melihat cermin di hadapannya dan mulai mengingat kembali kejadian-kejadian yang membuatnya yakin bahwa sopir tersebut adalah Anggun.
Rupanya Leon sudah dengan cepat menyadari bahwa sopir yang bekerja saat ini padanya adalah Anggun.
Dia mengingat kembali saat dirinya terbangun di malam itu yang mengira bahwa dirinya sedang bermimpi tapi mendapati tangannya yang terluka bekas cakaran tangan.
Lalu mendapati pengetahuan sopir barunya tersebut yang sudah banyak tahu dengan segala tata letak di kamar pribadinya.
Kemudian saat bersentuhan dengannya sangatlah berbeda di banding dengan sopir-sopir sebelumnya yang biasa saja. Tapi setiap kali bersentuhan dengan sopir barunya Leon sering merasakan hal yang berbeda.
Membuatnya merasa curiga, terlebih saat dia mendapati makan siang yang membuatnya semakin yakin pada satu orang yang selama ini ia cari-cari.
Dan saat ia memikirkan hal tersebut, Leon langsung membuat sketsa wajah yang selama ini slalu mengganggu ingatannya.
Beruntung dia memiliki kemampuan menggambar yang mumpuni. Sehingga hal tersebut dapat membantunya mengaplikasikan ingatannya pada tablet yang terdapat aplikasi untuk menggambar.
Dengan cepat ia memulai merangkai ingatan wajah seseorang pada aplikasi gambar tersebut.
Dan setelah beberapa menit berlalu sketsa gambar tersebut pun jadi. Terlihatlah sesosok gambar wanita yang begitu cantik di aplikasi gambar tersebut.
Yang mana gambar tersebut merupakan sketsa wajah Anggun. Dengan senyum bahagia nampak dari bibir Leon yang selama ini sulit untuk tersenyum, apalagi dalam keadaan dia sendirian.
Namun rupanya gambar tersebut belum selesai, Leon tiba-tiba merombak gambar tersebut dengan mengurangi dan menambah di bagian-bagian tertentu pada sketsa gambar tersebut.
Hingga pada akhirnya sketsa gambar tersebut menampilkan wajah baru yang mana gambar itu berubah menjadi sebuah gambar yang menunjukan seorang laki-laki yang Leon tahu itu adalah gambar wajah sopir barunya tersebut.
Dan pada saat menyadari hal itu, Leon merasa sedikit terkejut dan juga merasa bahagia.
Karena yang selama ini dia cari-cari rupanya telah berada di dekatnya dan datang dengan sendirinya.
Namun tiba-tiba senyuman itu perlahan meredup, Leon masih belum mengerti kenapa wanita yang selama ini dia cari-cari harus berbohong dan berpura-pura menyamar menjadi seorang laki-laki yang bekerja sebagai sopir pribadinya.
Dan untuk hal itu, Leon pun ikut berpura-pura tidak tahu bahwa yang menjadi sopir pribadinya tersebut adalah Anggun.
Tapi bukan berarti Leon akan diam begitu saja setelah mengetahui jati diri sopir pribadi barunya tersebut.
Dia akan tetap mencari tahu, kenapa Anggun bisa sampai datang ke kediamannya dan bahkan sampai harus berpura-pura menjadi karyawannya saat ini.
Dan Leon juga tidak ingin sampai kehilangan wanitanya lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments