Flash back off

Setelah pernikahan mereka sah di kantor KUA, mereka kembali ke kediaman Adinata. Namun berbeda dengan papanya Leon yang bernama Michael Adinata, setelah menyaksikan putranya resmi menikah dengan gadis pilihannya, tuan Michael Adinata segera berpamitan untuk pergi ke luar kota untuk urusan bisnisnya.

“Leon.. papa titip Anggun. Malam ini papa sama mama harus ke luar kota” ucap Pak Michael pada putranya.

“Tapi ingat kamu tidak boleh menyentuhnya untuk saat ini. Dia baru lulus sekolah. Ingat itu!” lanjutnya mengingatkan sambil berbisik di telinga putranya tersebut.

“Apaan sih, Pa. Lagian siapa juga yang nafsu sama bocah kaya dia” sarkas Leon tidak perduli Papanya akan marah.

“Leon.. kamu!” ucap pak Michael menahan amarahnya. Dia mengerti bahwa anaknya tersebut masih belum sepenuhnya menerima perjodohan tersebut. Tapi yang terpenting sekarang putranya sudah resmi menikah dengan gadis pilihannya.

Kemudian Michael pun berpindah pada Anggun dan berpamitan padanya.

“Anggun… Om senang kamu sudah resmi jadi mantu Om. Mulai sekarang kamu panggil Om, Papa, ya” ucap Pak Michael pada orang yang kini resmi menjadi mantunya.

“Malam ini Papa harus keluar kota. Besok papa baru pulang. Kalian berdua baik-baik di rumah, ya” lanjutnya memberitahu.

“I.. iya, Pa” ucap Anggun terlihat masih malu-malu belum terbiasa dengan panggilan tersebut.

Kemudian Michael dan istrinya yang dari tadi hanya bisa diam dan ngedumel dalam hati akhirnya pergi dari tempat tersebut tanpa mau berbicara pada mantunya.

Sementara itu, Leon mengambil kesempatan di saat papanya ke luar kota dia lebih memilih hendak pergi ke club malam dan meninggalkan Anggun pergi sendiri ke rumah kediaman Adinata.

“Mas.. tunggu. Mas Leon mau pergi kemana?” panggil Anggun saat melihat suaminya tersebut melangkah pergi tanpa mengajaknya.

“Kau tidak perlu tahu aku mau pergi kemana”ucapnya kasar.

“Dan jangan mengikutiku. Mengerti!!” tambah Leon membentaknya.

“I..iya, Mas” ucap Anggun terbata-bata sambil menunduk merasa sedikit kaget dengan perlakuan orang yang selama ini di anggapnya baik dan tidak pernah marah ke padanya.

Meskipun Anggun merasa semenjak beberapa hari lalu setelah mendengar perjodohan tersebut sikap Leon banyak berubah terhadapnya.

Namun dia tidak mengira kalau hal tersebut begitu mempengaruhi sikap Leon padanya.

Walaupun sebenarnya dari awal Anggun sempat menolak perminta papanya Leon untuk bersedia di jodohkan dengan anaknya.

Selama ini Anggun menganggap Leon seperti kakaknya sendiri. Meskipun terkadang ada perasaan aneh setiap kali dekat dengan Leon. Tapi Anggun menepis perasaan tersebut.

Bukan karena apa-apa, Anggun memang merasakan sikap Leon terhadapnya hanya sebatas perhatian kakak pada adiknya. Membuatnya tidak berani berpikiran terlalu jauh.

Tapi siapa sangka setelah Anggun di nyatakan lulus sekolah dan di usianya yang ke 17 tahun Pak Michael meminta dirinya untuk bersedia di jodohkan dengan putranya tersebut.

Berkali-kali Anggun menolaknya secara halus, tapi Michael berhasil meyakinkan Anggun bahwa Leon juga setuju di jodohkan dengannya.

Namun Anggun tidak tahu jika Leon setuju di jodohkan dengannya karna paksaan dan ancaman dari papanya tersebut.

Sementara Anggun yang pada akhirnya menerima perjodohan tersebut karena merasa tidak enak hati pada Michael yang telah baik dan bersedia mengurusnya dari kecil.

Bisa di bilang Anggun menerima perjodohan tersebut karna terpaksa dan rasa balas budi pada orang yang telah merawatnya.

Terlebih setelah Anggun pikir-pikir selama ini Leon juga selalu bersikap baik dan terkadang perhatian kepadanya.

Membuat Anggun merasa tidak ada salahnya jika perjodohan tersebut di terima olehnya.

Dan pada akhirnya mereka pun sah dan resmi menikah.

Tapi setelah menikah, Anggun baru menyadari perubahan sikap Leon yang rupanya tidak suka menikah dengannya. Tapi apa boleh buat, ikrar suci telah di ucapkan di depan penghulu.

*******

Leon sudah berada di club malam dengan meminum-minuman beralkohol hingga habis beberapa botol.

Dia meluapkan kekesalannya pada minuman-minuman tersebut.

Sementara di kediaman Adinata, Anggun baru sampai di rumah dan hendak masuk ke kamar yang biasa dia gunakan.

Tapi saat dia hendak masuk ke dalam kamarnya seorang pelayan wanita bergegas menghampirinya.

“Maaf, non Anggun. Semua barang-barang anda sudah di pindahkan ke kamar tuan muda” ucap pelayan tersebut memberitahu.

“Tapi kenapa, Mba?” tanya Anggun merasa sedikit bingung.

“Itu permintaan tuan besar” ucapnya memberitahu.

“Bukankah anda dan tuan Leon sudah menikah” lanjut pelayan tersebut mencoba mengingatkan.

“Ah iya… kenapa aku bisa lupa begini” ucap Anggun pelan saat menyadari kebodohannya sendiri.

Bagaimana tidak, dimana-mana orang yang sudah menikah tentu akan satu kamar. Jadi bagaimana bisa Anggun mempertanyakan hal tersebut pada pelayan, kenapa barang-barangnya di pindahkan ke kamar Leon.

Meskipun pernikahan mereka di langsungkan secara tertutup tapi para pelayan dan yang bekerja di rumah tersebut tetap di beritahu tentang pernikahan mereka.

“Iya Mba, makasih. Kalau begitu saya akan langsung ke kamar Mas Leon” ucapnya.

Kemudian Anggun pun segera melangkahkan kakinya menuju kamar yang kini telah sah menjadi suaminya.

Namun saat di depan pintu kamar Leon, tiba-tiba Anggun merasa ragu untuk masuk. Dia takut menyinggung sang pemilik ruangan, masuk tanpa seizinnya.

Meskipun kini sudah resmi menjadi istrinya, tapi Anggun masih tidak berani untuk masuk ke kamar tersebut.

“Aduuh gimana ini. Aku masuk gak, ya?” ucap Anggun berbicara sendiri, merasa ragu untuk melanjutkan.

“Mana barang-barangku udah di pindahin semua” lanjutnya merasa serba salah.

“Ah sudahlah. Lebih baik aku masuk dulu dan cepat-cepat ganti baju sebelum Mas Leon datang. Lagi pula aku juga udah gerah dari tadi” ucap Anggun berusaha memberanikan diri dan bergegas masuk ke dalam kamar Leon.

Di dalam kamar Anggun segera mencari pakaiannya dan buru-buru masuk ke dalam kamar mandi suaminya.

Semenjak Anggun melihat perubahan sikap Leon yang tidak lagi hangat seperti dulu, membuatnya merasa takut jika harus berhadapan langsung dengannya dan berpikir untuk lebih baik menghindar darinya.

Di dalam kamar mandi, Anggun terlihat buru-buru dan ingin segera menyelesaikan ritual mandinya. Dan entah kenapa perasaannya begitu tidak tenang.

Membuatnya tanpa sengaja menjatuhkan pakaiannya sendiri.

“E.. e.. e.. eh … “ ucap Anggun sambil berusaha menyelamatkan pakainya, namun sayang tetap jatuh dan terkena air yang belum mengering.

“Aduuhh… kenapa aku jadi ceroboh begini. Pake jatuh segala, lagi” ucapnya merasa kesal pada diri sendiri.

“Ya sudahlah, aku ganti yang lain saja. Mudah-mudahan Mas Leon belum pulang” ucapnya penuh harap.

Kemudian Anggun pun perlahan mengintip sedikit dari balik pintu kamar mandi. Dia takut Leon sudah berada di dalam kamar dengan ke adaanya yang hanya menggunakan handuk pendek.

Di lihat nya tidak ada orang di tempat tersebut. Hingga membuatnya yakin bahwa Leon belum pulang.

Anggun pun keluar dari balik pintu kamar mandi hendak mencari pakaian gantinya.

Dan setelah menemukan yang dia cari, Anggun berniat kembali masuk ke dalam kamar mandi untuk mengganti handuk dengan pakaian tidurnya.

Tapi saat Anggun berbalik dan hendak melangkah, tubuhnya seketika mematung sesaat.

Bagaimana tidak, tiba-tiba Leon sudah berada di hadapannya dengan begitu dekat membuatnya tertahan di posisi tersebut.

“Mam.. mas Leon udah pulang” ucap Anggun terbata-bata dan sedikit ketakutan, apalagi dengan keadaannya saat ini yang hanya mengenakan handuk. Memperlihatkan tubuh mulus dan halusnya.

Sementara Leon yang terlihat mabuk mulai mengedarkan pandangannya pada setiap lengkungan tubuh milik istrinya tersebut yang nampak terekspos.

Dengan senyum semirik yang seolah menghina Anggun dengan tatapan sinis dan juga nakalnya, Leon mulai meracau dan menganggap bahwa Anggun tengah sengaja menggoda dirinya dengan hanya mengenakan handuk di hadapannya.

“Dasar wanita tidak tahu diri, murahan!!. Kau sengaja ingin menggoda ku, kan” hinaan Leon yang segera membuat air mata Anggun menetes menahan sakit saat mendengar ucapan Leon tersebut.

“Mas Leon ngomong apa. Tolong menyingkir aku mau lewat” ucap Anggun sambil menahan tangis, dia hendak melewati tubuh Leon yang terus menghadangnya saat dirinya ingin kembali ke kamar mandi untuk berganti pakaian.

“Mas.. Anggun mohon menyingkirlah. Anggun mau ganti baju” lanjut Anggun kembali mencoba berbicara dan memberanikan diri.

“Kenapa harus ganti, sayang” ucap Leon sedikit pelan sambil mengaitkan anak rambut yang menghalangi wajah cantik Anggun di telinganya. Namun hal tersebut membuat Anggun semakin ketakutan dan ingin segera pergi dari hadapan Leon.

Saat ini Anggun memang terlihat mempesona di mata Leon. Apalagi dengan rambut basah dan aroma wangi yang tercium dari tubuh Anggun sehabis mandi, sedikit banyak membuat Leon tergoda akan hal itu.

Namun hal tersebut justru membuat Leon semakin yakin bahwa Anggun memang benar-benar sedang menggoda dirinya.

Membuatnya mengeluarkan kata-kata kasar dan hinaan yang siapapun pasti akan sakit hati jika mendengarnya.

Tiba-tiba Leon segera menarik pinggul Anggun dengan kedua tangannya untuk lebih dekat dengan tubuhnya.

“Bukan kah ini yang kau inginkan, hah?!” ucap Leon sambil perlahan menggesek-gesekkan tubuhnya dengan tubuh Anggun yang hanya mengenakan handuk mini.

Menerima perlakuan seperti itu, Anggun merasa sedang di lecehkan dan harga dirinya sedang di injak-injak, meskipun yang melakukan hal tersebut adalah suaminya sendiri.

Tapi, apa yang di lakukan Leon tidak selayaknya seorang suami yang baik pada istrinya.

Sambil menahan tangis, Anggun berusaha melepaskan diri dan mencoba memberi pengertian pada Leon.

“Mas.. tot.. tolong lepasin Anggun, Mas” ucap Anggun sambil menahan tangis dan meminta untuk di lepaskan.

“Mas Leon sadarlah… Mas lagi mabuk” ucap Anggun mencoba menyadarkannya. Tapi hal tersebut malah semakin membuat Leon murka dan marah.

“Diam kau wanita murahan. Jangan sok suci di depanku” bentak Leon sambil menarik rambut belakang Anggun dengan kasar. Lalu tiba-tiba menyambar bibir ranum milik Anggun dengan rakus.

Membuat Anggun tidak dapat berkata apa-apa lagi. Matanya hanya dapat membulat dan air matanya mulai mengalir deras saat Leon menciumnya lebih dalam dan kasar.

Anggun masih terus berusaha melepaskan diri dan mencoba kembali menyadarkan Leon yang saat ini di bawah pengaruh minuman keras.

Hingga akhirnya Anggun terpaksa menggigit bibir Leon untuk melepaskan dirinya dari cengkraman mulut buaya tersebut. Dan usahanya pun berhasil, Leon segera melepaskan tautan di bibirnya.

Sementara Anggun segera menjauh dan menjaga jarak dari tubuh Leon sambil menangis menahan rasa takutnya.

“Kurang ajar, beraninya kau membuat bibirku berdarah” murka Leon tidak terima dengan apa yang di lakukan Anggun pada bibirnya.

“Ma.. maafkan aku. Aku terpaksa melakukannya” ucap Anggun gemetaran sambil tetap menjaga jarak dari Leon. Berusaha menghindar dari tangkapannya.

“Dasar wanita tidak tahu di untung. Kau sengaja memanfaatkan kasih sayang papa dan sekarang kau ingin memanfaatkan aku juga” ucap Leon dengan segala pemikiran salahnya.

“Tidak semudah itu, wanita licik!!” lanjut Leon kembali menghina Anggun dan segera menghampiri Anggun yang terus menghindarinya.

“Jangan berpura-pura menghindariku, kau pikir aku bodoh seperti papa. Kau sengaja melakukannya supaya kau terlihat seperti wanita baik-baik yang tidak pernah di sentuh, begitu?!” ucap Leon berhasil kembali menyayat hati Anggun dengan kata-katanya tersebut setelah Anggun kembali di dalam cengkramannya.

“Tidak Mas.. Mas salah paham. Tolong lepaskan Anggun, Mas” ucap Anggun dengan tangisannya yang terisak-isak tapi tidak mampu membuat Leon merasa iba padanya.

“Lepaskan katamu?!… Baiklah aku akan membantumu melepaskannya” ucap Leon.

Syuuusss… suara handuk yang di tarik paksa oleh Leon dan membuangnya ke sembarang tempat.

Membuat Anggun terbelalak tidak percaya dengan apa yang telah di lakukan Leon terhadapnya, membuat tangisannya semakin histeris.

Tapi sayangnya tidak ada satupun yang mendengar jerit tangisnya. Selain kamar tersebut kedap suara, penghuni rumah tentu tidak akan merasa aneh jika ada suara-suara tertentu di dalam kamar pengantin.

Sementara itu, Leon yang masih dalam ke adaan mabuk dan melihat Anggun sudah tanpa sehelai benang di bawah kungkungannya membuat Leon menjadi kalap dan tidak dapat menahan lagi gairah di tubuhnya.

Anggun berusaha menutup tubuhnya yang polos dengan kedua tangan di dadanya sambil terus menangis, berharap Leon akan iba dan mengurungkan niatnya.

Tapi, apa yang terjadi Leon benar-benar melakukannya. Dengan tenaga yang kalah kuat, dan dengan mudahnya Leon berhasil menyingkirkan tangan yang menghalangi dua gundukan putih mulus dan menahan kedua tangan Anggun di atas kepalanya.

Leon yang seolah berubah seperti binatang, tidak menghiraukan jeritan Anggun apalagi merasa iba dengan tangisan pilunya. Seolah telinganya mendadak tuli dan tak berperasaan.

Leon terus menjelajahi tubuh Anggun hingga pada akhirnya pintu surga duniawi yang selama ini tertutup rapat di tembus juga oleh Leon hingga beberapa kali sampai Leon puas dengan sendirinya.

Sementara Anggun, entah dia harus benci atau bahagia. Benci karena apa yang di lakukan Leon terhadapnya seolah hanya untuk melecehkannya. Tapi bagaiman pun, Leon adalah suaminya dan berhak atas tubuhnya, pikir Anggun dalam diam dan sedihnya.

Flashback off

Anggun pun kembali menangis setiap kali teringat kejadian malam itu.

Tiba-tiba anak sulungnya terbangun dan melihat tangis di wajah maminya tersebut.

“Mami.. apa mami menangis?”

“Tidak sayang, ibu tidak menangis” ucap Anggun sambil buru-buru menghapus air matanya dan kembali menidurkan anak sulungnya.

Episodes
1 Flash black on
2 Flash back off
3 Lumpuh
4 Gaji Besar
5 Di Usir
6 Dapat Bonus
7 Membutuhkan Sopir Pribadi
8 Menyadari Sesuatu
9 Di Terima
10 Jangan Pergi Lagi
11 Tidak Butuh Di Kasihani
12 Wajah Tidak Asing
13 Khawatir
14 Sisi Lain
15 Hukuman Ke Kanak-Kanakan
16 Lumayan
17 Seperti Rasa Vanila
18 Gambar Sketsa
19 Tidak Perlu Menggendong Lagi
20 Itu Bukan Urusanku
21 Apa Yang Kau Pikirkan?!
22 Izin Keluar
23 Terhipnotis
24 Menular
25 Bocah Naif
26 Khawatir dan Cemas
27 Pijatan Dan Relaksasi
28 Teringat Sesuatu
29 Kau Harus Menemaniku
30 Sisi Lain
31 Jentikan Jari
32 Terus Menatap
33 Tersenyum Manis
34 Tidak Tenang
35 Di Pecat
36 Dasar Pengecut
37 Bertemu Masa Lalu
38 Raja
39 Kemana Dia?
40 Untuk Apa?
41 Batuk-batuk
42 Apakah Aku Tidak Salah Lihat?
43 Apa Dia Sudah Pergi?
44 Rahasia?
45 Merasa Jengah
46 Lepaskan Aku!
47 Jurus Bar-Bar
48 Tidak Dapat Anggun Terima
49 Kemana Dia?!
50 Lebih Dewasa
51 Babak Belur
52 Jeng Kellin
53 Siapa Kau?!
54 Cukup!!
55 Kenapa Aku Harus Menjelaskannya?
56 Belum Siap!?
57 Tunggu!!
58 Kamu Siapa?
59 Mendadak Gugup
60 Menggemaskan
61 Tidak Ingin Egois
62 Tenanglah
63 Mengomel
64 Malah Rebahan
65 Kenapa Berteriak?
66 Aku minta maaf
67 Kelemahan
68 Jangan Melihat!
69 Ada Apa Dengannya?
70 Tersipu Malu
71 Benarkah?
72 Bermasalah
73 Pengantar Makanan
74 Salah Tingkah
75 Memaki Diri Sendiri
76 Horee
77 Kepedean
78 Sabar
79 Villa Keluarga
80 Ayo jalan
81 Bohong!!
82 Ringan Sekali
83 Merasa Curiga
84 Kamu Serius?
85 Kamu Hanya Milikku (Tamat)
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Flash black on
2
Flash back off
3
Lumpuh
4
Gaji Besar
5
Di Usir
6
Dapat Bonus
7
Membutuhkan Sopir Pribadi
8
Menyadari Sesuatu
9
Di Terima
10
Jangan Pergi Lagi
11
Tidak Butuh Di Kasihani
12
Wajah Tidak Asing
13
Khawatir
14
Sisi Lain
15
Hukuman Ke Kanak-Kanakan
16
Lumayan
17
Seperti Rasa Vanila
18
Gambar Sketsa
19
Tidak Perlu Menggendong Lagi
20
Itu Bukan Urusanku
21
Apa Yang Kau Pikirkan?!
22
Izin Keluar
23
Terhipnotis
24
Menular
25
Bocah Naif
26
Khawatir dan Cemas
27
Pijatan Dan Relaksasi
28
Teringat Sesuatu
29
Kau Harus Menemaniku
30
Sisi Lain
31
Jentikan Jari
32
Terus Menatap
33
Tersenyum Manis
34
Tidak Tenang
35
Di Pecat
36
Dasar Pengecut
37
Bertemu Masa Lalu
38
Raja
39
Kemana Dia?
40
Untuk Apa?
41
Batuk-batuk
42
Apakah Aku Tidak Salah Lihat?
43
Apa Dia Sudah Pergi?
44
Rahasia?
45
Merasa Jengah
46
Lepaskan Aku!
47
Jurus Bar-Bar
48
Tidak Dapat Anggun Terima
49
Kemana Dia?!
50
Lebih Dewasa
51
Babak Belur
52
Jeng Kellin
53
Siapa Kau?!
54
Cukup!!
55
Kenapa Aku Harus Menjelaskannya?
56
Belum Siap!?
57
Tunggu!!
58
Kamu Siapa?
59
Mendadak Gugup
60
Menggemaskan
61
Tidak Ingin Egois
62
Tenanglah
63
Mengomel
64
Malah Rebahan
65
Kenapa Berteriak?
66
Aku minta maaf
67
Kelemahan
68
Jangan Melihat!
69
Ada Apa Dengannya?
70
Tersipu Malu
71
Benarkah?
72
Bermasalah
73
Pengantar Makanan
74
Salah Tingkah
75
Memaki Diri Sendiri
76
Horee
77
Kepedean
78
Sabar
79
Villa Keluarga
80
Ayo jalan
81
Bohong!!
82
Ringan Sekali
83
Merasa Curiga
84
Kamu Serius?
85
Kamu Hanya Milikku (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!