Dapat Bonus

Semenjak Anggun di usir olehnya, berhari-hari Leon merasa tidak tenang. Pada hal selama ini kepergian Anggun adalah yang dia harapkan.

Tapi entah apa yang terjadi, kini Leon di hantui rasa bersalah dan rasa rindu yang tak bertepi.

Memang benar apa kata orang, kita akan merasa kehilangan dan menyesal setelah orang itu pergi, yang kini terjadi pada Leon.

Bahkan kecelakaan yang terjadi padanya bisa di katakan karma dari Anggun. Karena pada saat terjadi kecelakaan tersebut Leon tidak fokus dan tengah memikirkan Anggun yang telah pergi entah kemana tanpa bisa dia menemukannya.

Dan setiap kali Leon memikirkan Anggun, ada rasa sakit setelah kehilangannya. Apalagi dia tahu bahwa Anggun benar-benar gadis suci berbeda dengan apa yang dia katakan saat mengusir Anggun waktu itu.

Kini Leon hanya dapat melihat gambar Anggun yang waktu itu dia gunakan untuk memfitnah Anggun saat itu.

Yang kini menjadi kenang-kenangan dan pelipur rindu bagi hatinya yang kosong.

Dan semenjak saat itu, Leon menjadi semakin dingin dan tak tersentuh.

“Tok…tok…tok” suara pintu di ketok.

“Masuk..” ucap Leon sambil melepaskan pandangannya dari menatap gambar berwajah Anggun di handphonenya.

“Selamat siang, tuan” ucap seorang laki-laki yang bernama Wahyu sekaligus asisten pribadinya dalam masalah pekerjaan kantor.

“Iya.. “ ucap Leon menanggapi.

“Berita apa yang kau bawa?” lanjut Leon bertanya.

“Begini tuan, menurut orang-orang kepercayaan kita, setelah di selidiki. Sepertinya kecelakaan anda ini tidak murni kecelakaan biasa melainkan ada seseorang yang sengaja membuat anda harus mengalami kecelakaan waktu itu” ucap Wahyu memberitahu.

“Sudah ku duga…” ucap Leon merasa yakin.

“Lalu, apa kau sudah menemukan siapa dalangnya?” lanjut Leon bertanya.

“Ma.. maaf kan saya, tuan. Kami belum menemukannya” ucap Wahyu terbata-bata, sedikit merasa takut karena informasi yang di berikan belum lengkap.

“Sial…” ucap Leon merasa kesal.

“Lalu bagaimana dengan keberadaan istriku?” tanya Leon dengan tidak sabaran.

“Ma..maaf, tuan sa..sa... “ ucap Wahyu terbata-bata, belum sempat dia melanjutkan kalimatnya namun sudah di potong dengan amarah Leon yang merasa tahu kalimat selanjutnya hanya akan mengecewakannya kembali.

“Apa?! Maaf katamu?!” ucap Leon sambil menggebrak meja, tidak terima lagi-lagi Wahyu membawa informasi yang tidak ingin dia dengar.

“Sudah berapa kali kau mengatakan hal itu. Ini sudah lima tahun, tapi kau dan orang-orang mu masih belum menemukannya juga. Apa saja yang sebenarnya kalian kerjakan selama ini, hah” lanjut Leon dengan emosinya.

Membuat Wahyu hanya dapat menunduk setiap kali tuannya emosi dan marah. Apalagi yang dia bisa lakukan, mengelak pun tak bisa apalagi melawan ucapan bosnya.

Hingga akhirnya Leon pun mau tidak mau harus kembali bersabar dan menyuruh Wahyu untuk kembali lebih serius dalam mencari tahu keberadaan istrinya tersebut yaitu Anggun Larasati.

“Dasar sial… mereka tidak becus bekerja. Apa harus aku juga yang melakukannya” ucap Leon berbicara sendiri setelah Wahyu meninggalkan ruangan tersebut.

Sementara itu di tempat yang berbeda, Anggun sedang melakukan pekerjaan beratnya. Namun ia tampak tak merasa terbebani. Dia sudah mulai terbiasa dengan beban hidup yang harus ia jalani termasuk dalam menjalani pekerjaan berat ataupun sulitnya.

Selama dia mempunyai si kembar pekerjaan apapun akan cukup mudah baginya. Tidak perduli apapun itu, selama ia menghasilkan uang untuk kedua anak kembarnya dia akan menjalaninya dengan baik.

Hari itu, setelah Anggun menyelesaikan pekerjaannya, dia sekalian pamit pada bosnya. Meskipun awalnya bosnya tersebut banyak tanya dan agak sulit untuk melepaskan Anggun tapi pada akhirnya bosnya pun mengerti dan mengizinkan Anggun untuk berhenti dari pekerjaan yang selama ini dia jalani.

“Baiklah Anggun jika itu sudah menjadi keputusan kamu, bapak hanya bisa mendukungmu. Kamu gadis yang pekerja keras dan sangat disiplin, bapak yakin di pekerjaan kamu nanti kamu akan mendapatkan yang lebih baik. Tapi jika kamu tidak betah di sana, bapak akan senang hati menerima kamu bekerja lagi di sini” ucap bos Anggun yang bernama Pak Kardi yang di percaya mengurus hektaran ladang di tempat tersebut.

“Iya Pak Kardi, terima kasih” ucap Anggun sungguh-sungguh.

“Nah kalau begitu, ini gaji terakhir kamu sekalian bapak kasih bonus. Mudah-mudah bisa buat nambah-nambah simpanan kamu nantinya” ucap pak Kardi sambil memberi uang lembaran merah pada Anggun.

“Wah… ini banyak sekali, pak” ucap Anggun yang menerima uang gaji tidak seperti biasanya.

“Ini beneran buat saya, pak?” tanya Anggun memastikan dengan wajah sumeringahnya.

Pak Kardi mengangguk mengiyakan.

“Makasih pak, makasih banyak” ucap Anggun sangat bersyukur.

Kemudian Anggun pun pergi dan kembali ke rumah bi Asri. Tapi sebelum itu, dia mampir terlebih dahulu untuk membeli ayam goreng kesukaan anak kembarnya dan tentu di lebihkan untuk bi Asri juga.

Setelah mendapatkan apa yang di beli, Anggun segera melanjutkan perjalanannya pulang kerumah.

Rupanya kedua anak kembarnya sudah menunggu di depan halaman rumah bi Asri.

Mereka nampak berjingkrak-jingkrak setiap kali melihat ibunya sudah pulang.

“Holee…ibu.. ibu sudah pulang” teriak Juni merasa senang.

“Ye… mami pulang” Juna tak mau kalah, dia segera menghampiri maminya dan menuntunnya masuk ke dalam rumah.

“Anak-anak itu” ucap Bi Asri di mulut pintu, merasa gemas sendiri melihat tingkah laku si kembar.

“Bagaima, Gun. Apa kamu sudah izin?” tanya Bi Asri saat Anggun menghampiri dan mencium tangannya, salam.

“Udah, Bi. Malah pak Kardi baik banget, ngasih Anggun bonus” ucap Anggun memberitahu.

“Tuh banyak banget kan, bi” ucapnya seraya mengeluarkan uang tadi di hadapan bi Asri.

“Woalah banyak banget, ini mah Gun. Gak nyangka pak Kardi ternyata orangnya baik sekali, ya” ucap Bi Asri baru tahu bosnya Anggun ternyata baik juga.

“Ya sudah simpanlah uang ini, buat di tabung nanti untuk masa depan si kembar” lanjut Bi Asri berbicara.

“Iya, bi” ucap Anggun menanggapi.

“Mi… kapan kita makan ayam golengnya?. Juna udah lapal, ni” ucap Juna sambil menarik celana maminya.

“Iya bu. Juni uga lapel” ucap Juni ikut-ikutan.

“Oh… iya. Maaf anak-anak, ibu lupa” ucap Anggun baru sadar.

“Ya udah, bi. Ayo kita makan malam sama-sama. Anggun bawa ayam goreng banyak buat kita berempat” lanjut Anggun mengajak bi Asri makan bersama.

“Ya sudah bibi bawa piring sama sekalian bawa nasinya dulu, ya” ucap bi Asri menanggapi.

“Ayo anak-anak duduk dulu” ucap Anggun pada anak-anaknya.

“Asyik… ayam goleng… ayam goleng” ucap Juni merasa senang sambil menyanyikan kalimat tersebut.

Melihat hal itu, tentu membuat Anggun ikut merasa senang melihat raut wajah bahagia kedua anak kembarnya tersebut. Mereka pun menyantap makan malam bersama-sama, makanan yang jarang mereka nikmati setiap hari.

Episodes
1 Flash black on
2 Flash back off
3 Lumpuh
4 Gaji Besar
5 Di Usir
6 Dapat Bonus
7 Membutuhkan Sopir Pribadi
8 Menyadari Sesuatu
9 Di Terima
10 Jangan Pergi Lagi
11 Tidak Butuh Di Kasihani
12 Wajah Tidak Asing
13 Khawatir
14 Sisi Lain
15 Hukuman Ke Kanak-Kanakan
16 Lumayan
17 Seperti Rasa Vanila
18 Gambar Sketsa
19 Tidak Perlu Menggendong Lagi
20 Itu Bukan Urusanku
21 Apa Yang Kau Pikirkan?!
22 Izin Keluar
23 Terhipnotis
24 Menular
25 Bocah Naif
26 Khawatir dan Cemas
27 Pijatan Dan Relaksasi
28 Teringat Sesuatu
29 Kau Harus Menemaniku
30 Sisi Lain
31 Jentikan Jari
32 Terus Menatap
33 Tersenyum Manis
34 Tidak Tenang
35 Di Pecat
36 Dasar Pengecut
37 Bertemu Masa Lalu
38 Raja
39 Kemana Dia?
40 Untuk Apa?
41 Batuk-batuk
42 Apakah Aku Tidak Salah Lihat?
43 Apa Dia Sudah Pergi?
44 Rahasia?
45 Merasa Jengah
46 Lepaskan Aku!
47 Jurus Bar-Bar
48 Tidak Dapat Anggun Terima
49 Kemana Dia?!
50 Lebih Dewasa
51 Babak Belur
52 Jeng Kellin
53 Siapa Kau?!
54 Cukup!!
55 Kenapa Aku Harus Menjelaskannya?
56 Belum Siap!?
57 Tunggu!!
58 Kamu Siapa?
59 Mendadak Gugup
60 Menggemaskan
61 Tidak Ingin Egois
62 Tenanglah
63 Mengomel
64 Malah Rebahan
65 Kenapa Berteriak?
66 Aku minta maaf
67 Kelemahan
68 Jangan Melihat!
69 Ada Apa Dengannya?
70 Tersipu Malu
71 Benarkah?
72 Bermasalah
73 Pengantar Makanan
74 Salah Tingkah
75 Memaki Diri Sendiri
76 Horee
77 Kepedean
78 Sabar
79 Villa Keluarga
80 Ayo jalan
81 Bohong!!
82 Ringan Sekali
83 Merasa Curiga
84 Kamu Serius?
85 Kamu Hanya Milikku (Tamat)
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Flash black on
2
Flash back off
3
Lumpuh
4
Gaji Besar
5
Di Usir
6
Dapat Bonus
7
Membutuhkan Sopir Pribadi
8
Menyadari Sesuatu
9
Di Terima
10
Jangan Pergi Lagi
11
Tidak Butuh Di Kasihani
12
Wajah Tidak Asing
13
Khawatir
14
Sisi Lain
15
Hukuman Ke Kanak-Kanakan
16
Lumayan
17
Seperti Rasa Vanila
18
Gambar Sketsa
19
Tidak Perlu Menggendong Lagi
20
Itu Bukan Urusanku
21
Apa Yang Kau Pikirkan?!
22
Izin Keluar
23
Terhipnotis
24
Menular
25
Bocah Naif
26
Khawatir dan Cemas
27
Pijatan Dan Relaksasi
28
Teringat Sesuatu
29
Kau Harus Menemaniku
30
Sisi Lain
31
Jentikan Jari
32
Terus Menatap
33
Tersenyum Manis
34
Tidak Tenang
35
Di Pecat
36
Dasar Pengecut
37
Bertemu Masa Lalu
38
Raja
39
Kemana Dia?
40
Untuk Apa?
41
Batuk-batuk
42
Apakah Aku Tidak Salah Lihat?
43
Apa Dia Sudah Pergi?
44
Rahasia?
45
Merasa Jengah
46
Lepaskan Aku!
47
Jurus Bar-Bar
48
Tidak Dapat Anggun Terima
49
Kemana Dia?!
50
Lebih Dewasa
51
Babak Belur
52
Jeng Kellin
53
Siapa Kau?!
54
Cukup!!
55
Kenapa Aku Harus Menjelaskannya?
56
Belum Siap!?
57
Tunggu!!
58
Kamu Siapa?
59
Mendadak Gugup
60
Menggemaskan
61
Tidak Ingin Egois
62
Tenanglah
63
Mengomel
64
Malah Rebahan
65
Kenapa Berteriak?
66
Aku minta maaf
67
Kelemahan
68
Jangan Melihat!
69
Ada Apa Dengannya?
70
Tersipu Malu
71
Benarkah?
72
Bermasalah
73
Pengantar Makanan
74
Salah Tingkah
75
Memaki Diri Sendiri
76
Horee
77
Kepedean
78
Sabar
79
Villa Keluarga
80
Ayo jalan
81
Bohong!!
82
Ringan Sekali
83
Merasa Curiga
84
Kamu Serius?
85
Kamu Hanya Milikku (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!