Awalnya mereka saling diam karena tidak tahu harus mengobrol apa, tapi lama kelamaan Anjani dan Kevin merasa rileks melihat keadaan di sana yang ramai. Angin malam pun terasa sejuk, apalagi terdengar deburan ombak di laut.
"Mau beli es krim gak?" tawar Kevin tiba-tiba.
"Mas mau es krim?" Anjani malah bertanya balik.
"Kamu ini selalu saja membalikan pertanyaan, padahal aku yang tanya ke kamu loh. Jadi mau gak?"
"Terserah sih, tapi aku gak bawa uang," jawab Anjani.
Kevin menggeleng pelan karena perempuan itu masih memikirkan uang, padahal ada Ia di sini sebagai suaminya dan Anjani seharusnya bisa minta apa saja. Kevin pun mengajak perempuan itu mendekat pada seorang penjual es krim di sepeda.
"Pilih aja mau yang mana," ujar Kevin, lalu mengeluarkan dompet dari saku celananya.
"Mas juga mau beli es krim?" tawar Anjani.
"Boleh deh, tapi di cone aja yang kecil," jawab Kevin.
Kevin lalu memberikan selembar uang seratus ribu pada penjual es krim yang sudah tua itu. Saat Ia tanyakan kenapa belum pulang, katanya target jualannya belum tercapai. Mendengar itu membuat Kevin tidak tega, lalu tidak minta kembalian.
Melihat ada sebuah bangku kosong, membuat Kevin pun mengajak Anjani untuk duduk di sana. Mereka duduk menghadap ke arah laut, sambil menikmati es krim. Walaupun dingin, tapi malah lebih enak.
"Gimana sekarang, sudah gak terlalu sedih, kan?"
Mendapat pertanyaan seperti itu, membuat Anjani menghentikan makan es krim nya dan menatap suaminya bingung. Apa maksud pria itu? Jangan bilang Kevin mengajaknya jalan-jalan karena ingin menghiburnya.
"Sudah agak baikkan, makasih," jawab Anjani sambil tersenyum.
"Baguslah, lagian aku gak suka lihat kamu cemberut," sahut Kevin lalu kembali memakan es krim nya.
Anjani hanya tersenyum tipis mendengar itu, jadi maksudnya Kevin lebih suka jika Ia tersenyum? Pria itu memang tidak mudah ditebak, tapi sekarang Anjani tahu jika Kevin memang peduli kepadanya.
"Mas gak mau balik ke hotel sekarang? Takut Donita nyariin," tanya Anjani kembali membuka suara.
"Sama kamu lah, masa aku tinggalin kamu sendiri di sini. Kamu juga harus balik, jangan keluyuran malam-malam, nanti ada yang culik lagi," celetuk Kevin kembali sensi mengingat kejadian tadi siang di pantai saat Anjani digoda laki-laki.
"Haha siapa juga yang mau nyulik wanita dewasa kaya aku? Emangnya aku anak kecil apa? " tanya Anjani yang tidak paham maksud perkataan Kevin.
Hampir setengah jam mereka duduk di sana, es krim pun sudah habis. Melihat waktu terus bertambah, membuat Kevin sepertinya harus kembali sekarang karena khawatir Donita mencarinya.
Tadinya Anjani ingin diam di sana dulu, tapi Kevin terus memaksanya pulang karena jika Ia tinggalkan perasaannya akan tidak enak. Akhirnya Anjani pun terpaksa ikut kembali ke hotel.
"Besok kita naik kapal, keliling laut, kamu siap-siap ya," kata Kevin memberitahu.
"Loh aku juga ikut?" tanya Anjani terkejut.
"Iyalah ikut, kalau enggak mau ngapain? Diem di kamar seharian? Bosen, ini kan liburan," jawab Kevin enteng.
Bukan itu maksud Anjani, tapi kan ini waktunya Kevin dan Donita yang menghabiskan waktu bersama, mereka kan yang honeymoon. Lagi-lagi Anjani malah diajak, Ia jadi takut mengganggu dan membuat ulah lagi.
Tetapi Anjani juga merasa penasaran naik kapal keliling laut begitu, dibayangkan saja sudah sangat menyenangkan. Akhirnya perempuan itu menerima tawaran Kevin, dan tidak mau memikirkan Donita kali ini.
"Sudah sana masuk!" perintah Kevin sambil mendorong bahu Anjani.
"Ya Mas saja duluan yang masuk," kata Anjani, kenapa pria itu memaksa sekali ingin melihatnya dulu?
"Nanti kalau aku sudah masuk, kamu malah pergi lagi gimana?" tanya Kevin mengeluarkan ke khawatiran nya.
"Enggak akan, ya sudah aku masuk sekarang." Anjani menghela nafas melihat sikap Kevin yang terlalu berlebihan, jika pun Ia ingin pergi kan tidak usah terlalu dipikirkan juga. Kevin terasa lebih posesif akhir-akhir ini.
Setelah memastikan Anjani benar-benar masuk ke kamarnya, Kevin pun ikut masuk ke kamarnya sendiri. Pria itu merasa bingung karena tidak melihat Donita, kemana istrinya yang satu itu? Melihat pintu balkon terbuka, membuatnya pun pergi mengecek ke sana.
"Ck sabar dong, baru juga satu hari di sini. Aku butuh waktu juga sama suami, apalagi kan belum sempat honeymoon karena terlalu sibuk!" Donita sedang ber teleponan, tapi dari nada suaranya terdengar kesal.
Kevin pun berjalan semakin mendekat, saat Ia usap bahu Donita baru lah perempuan itu sadar. Kedua matanya sempat terbelak seperti terkejut, membuat Kevin bingung merasa reaksi Donita terlalu berlebihan.
"Siapa itu?" tanya Kevin.
"Ini.. Em Raka, Manajer aku," jawab Donita terlihat kikuk saat menjawabnya.
"Oh ya? Aku mau teleponan dong, sudah lama gak ngobrol sama dia."
Dengan santainya Kevin pun mengambil alih ponsel Donita, ingin mengobrol dengan Raka. Ia tentu sangat mengenal laki-laki seumurannya itu, bekerja menjadi Manajer Donita. Mereka juga sudah bertemu beberapa kali.
"Ada apa Raka? Apa ada urusan penting pada Donita?" tanya Kevin penasaran.
["Hah? I-iya, ada pekerjaan penting dan klien pengennya dia yang jadi modelnya, jadi aku bilang aja cepet-cepet pulang hehe."]
"Oh begitu ya, apa kontraknya harus ditandatangani segera? Kalau telat apa akan di lempar ke orang lain?" Biasanya seperti itu, karena klien ingin tepat waktu.
["Tidak juga, mungkin bisa lah sampai kalian pulang liburan. Ekhem jadi gimana liburan di sana? Pasti seru ya?"]
"Baru juga sampai tadi pagi, kami belum sempat jalan-jalan jauh, besok lah paling baru bener jalan-jalan nya," jawab Kevin.
["Iya-iya, ya sudah nikmati waktu kalian, sorry ya ganggu."] Setelah mengatakan itu, Raka pun mematikan panggilan.
Kevin lalu memberikan lagi ponsel itu pada Donita, perempuan itu pun segera membawanya dan menyembunyikan di bawah karena khawatir Kevin malah melihat-lihat ponselnya. Bisa bahaya.
"Jadi gimana? Kamu setuju sama kontrak itu? Tertarik gak?"
"Hah kontrak apa?" tanya Donita bingung.
"Loh bukannya Raka hubungin kamu karena katanya ada kontrak menarik untuk kamu? Kalian pasti tadi sudah ngobrolin,"
Donita terlihat tersenyum kikuk, "Oh iya-iya, diterima kok, lumayan nguntuin juga," jawabnya gagap.
"Kalau misal penting, kita pulang lebih cepet juga bisa kok," Ucap Kevin tidak masalah, malah merasa senang jika pulang cepat.
Tetapi Donita langsung menolak keras, karena katanya pekerjaan itu masih bisa ditunda. Sekarang Donita hanya ingin menikmati waktunya di sini, bersama dirinya sebagai pengantin baru. Kevin pun pasrah saja, tidak bisa membantah juga.
"Oh iya, kamu habis dari mana tadi? Kok lama banget di luar?" Kini giliran Donita yang bertanya, tatapannya pun mulai memicing curiga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 243 Episodes
Comments