Pekerjaan Anjani belum sepenuhnya selesai, setelah membereskan baju dan barang Donita, Ia harus memasak untuk makan malam. Jujur saja tubuhnya lelah sekali ingin istirahat. Nanti malam Ia pasti akan tidur nyenyak.
Karena bahan-bahan makanan di kulkas sudah hampir habis, Anjani masak tidak terlalu banyak. Ikan goreng, tumis kangkung, sambel saja. Menu makanannya juga biasanya hanya itu, suaminya saja menyukainya. Tetapi entahlah bagaimana tanggapan Donita nanti.
Saat sedang asik menumis kangkung, perhatian Anjani teralih melihat Kevin masuk ke dapur. Pria itu membuka kulkas untuk minum air. Anjani berusaha mengacuhkan dan tetap fokus memasak, tapi cukup tidak nyaman di perhatikan.
"Bahan makanan sudah habis ya? Kapan kamu mau belanja lagi? Nanti kalau mau belanja, aku akan transfer uangnya ke kamu," tanya Kevin dari balik punggungnya.
"Kayanya besok saya mau belanja, tapi mau lihat-lihat dulu apa saja bahan yang sudah habis. Kayanya lumayan banyak, bumbu-bumbu juga stoknya mau habis," jawab Anjani tanpa menoleh sedikit pun.
"Pffft kamu ini formal banget Anjani, aku jadi kaya ngobrol sama klien kerja. Santai saja, di sini kan tidak ada Donita. Kamu bicara begitu malah kelihatan lucu," ucap Kevin tidak bisa menahan tawanya lagi.
Anjani pun menoleh, "Bukannya Mas sendiri yang minta kita minta profesional? Mas bilang selama Donita di rumah, kita harus kelihatan kaya orang asing. Ya aku sudah lakuin apa yang diminta Mas," ucapnya menohok.
Anjani pun kembali melanjutkan pekerjaannya, tidak mempedulikan Kevin. Plin-plan sekali suaminya itu, padahal waktu itu yang membuat peraturan. Khawatir Donita curiga lah, Kevin kan katanya tidak mau membuat istri kesayangannya itu cemburu.
Sanking terus menggerutu kesal di dalam hati, Anjani sampai tidak hati-hati saat menggoreng ikan ke minyak panas. Ia terpekik kecil merasakan percikan minyak yang mengenai tangannya. Spatula di tangannya pun repleks jatuh ke lantai.
Tetapi hal yang lebih membuat Anjani terkejut adalah saat Kevin membawa tangannya itu. Anjani memperhatikan ekspresi wajah Kevin yang terlihat khawatir itu, atau hanya perasaannya mungkin. Pria itu lalu mematikan kompor.
"Ck makanya kalau masak itu hati-hati. Kalau mau goreng ikan memang di minyak yang panas, tapi apinya kecilin dulu. Lihat tangan kamu sampai melepuh gini kena minyak panas," tegur Kevin menahan kesal dengan kecerobohannya.
Anjani memilih menarik tangannya, tidak nyaman dipegang terus, "Ini juga sudah hati-hati kok, lagian aku gak tahu bakal nyiprat gitu minyaknya. Tapi gak papa, nanti bisa pakai salep. Sekarang mau goreng lagi ikannya," ujarnya.
"Jangan di obatin nanti, harus di obatin sekarang biar lukanya gak membekas. Nanti saja masaknya bisa di lanjut. Ayo duduk dulu, biar aku yang bawain kotak obatnya," ajak Kevin kembali menarik tangan Anjani, lalu mendudukan di kursi makan.
Baru saja Anjani akan menolak dan bisa membawa sendiri, tapi Kevin itu menolak lalu melenggang pergi begitu saja. Anjani menghela nafasnya berat, merasa bingung dengan perubahan sikap suaminya itu. Anjani tidak mengerti kenapa Kevin masih bersikap sok perhatian begitu.
Tidak butuh waktu lama, Kevin kembali sambil membawa kotak obat berukuran sedang. Pria itu pun duduk di kursi sebelahnya, mulai mengobati luka-luka di tangannya. Anjani hanya diam saja membiarkan, tidak bisa bohong sekarang Ia berdebar.
Melihat Kevin yang masih perhatian begini, membuat Anjani bingung sendiri. Memangnya pria itu tidak takut apa jika Donita memergoki mereka? Dasar Kevin itu tidak punya pendirian sekali, padahal yang waktu itu membuat peraturan sendiri.
"Tadi aku searching di google katanya kena cipratan minyak bisa membekas, tapi kalau dipakain salep terus bisa sembuh. Untung aja kulit kamu gak sampai melepuh. Nanti kalau kena air harus hati-hati," kata Kevin sambil menatapnya dalam.
"Iya, makasih Mas sudah bantu obatin. Tapi memangnya Mas gak takut kalau Donita lihat? Mending sekarang Mas pergi, nanti dia salah paham lagi lihat kita berduaan di sini," ucap Anjani, sesekali terus melirik ke ambang pintu.
"Dia di lantai atas, lagi teleponan sama Manajernya. Kamu ini kenapa sih kayanya dari tadi parnoan banget? Santai aja kali. Emangnya gak suka aku perhatian begini?" tanya Kevin sambil mendekatkan wajahnya.
"Bu-bukan gitu, tapi kan kalau kita ketahuan Donita pasti marah besar. Terus gimana kalau dia juga tahu kalau sebenarnya kita suami istri? Bukannya Mas gak mau itu terjadi? Masa baru menikah, sudah mau pisah lagi," ledek Anjani sambil menarik sebelah sudut bibirnya.
Melihat wajah muram menahan kesal Kevin, membuat Anjani berusaha menahan tawanya. Dipikirnya berani juga Ia meledeki suaminya itu, tapi jujur saja hatinya merasa lega. Anjani memutuskan berdiri menuju pantri untuk melanjutkan masak.
Sayangnya Ia jadi tidak bisa fokus karena Kevin itu dari meja makan terus memperhatikannya. Posisi mereka memang saling berhadapan, walau ada jarak. Anjani berusaha mengabaikan, menahan perasaan salah tingkahnya di tatap se dalam itu oleh suaminya sendiri.
Setelah semua makanan jadi, Anjani pun mulai memindahkannya satu persatu ke meja makan. Kevin masih di sana, pria itu entah kelaparan atau apa tidak beranjak pergi. Tidak lama Donita pun datang ke ruang makan, untung saja masakan pun sudah siap. Jadi Anjani tidak akan di omelin lagi.
"Sayang kamu dari kapan di sini? Aku tadi cariin kamu ke belakang tapi gak ada. " Donita sempat melirik Anjani, "Kamu gak dari tadi kan di sini?" tanyanya merasa curiga.
"Enggak, aku baru kok ke dapur. Kamu sudah selesai ngobrolnya sama Manajer kamu? Emangnya kalian ngobrolin apa sih sampai aku gak boleh denger?" Kevin malah bertanya balik, Ia selalu menghindar saat Donita sudah curiga.
"Tentang pekerjaan, lagian kamu juga gak akan ngerti ah. Oh iya besok aku sudah mulai kerja lagi, kamu juga sudah masuk kantor kan? Sayang banget ya, kita sama-sama sibuk sampai gak ada waktu untuk bulan madu," kata Donita menahan sedih.
Kevin lalu menyahut, "Masih banyak waktu, kita bicarakan lagi nanti."
Anjani yang dari tadi sedang menata makanan di meja makan tentu saja mendengar baik percakapan mereka. Mendengar kata bulan madu, membuatnya jadi merasa iri. Anjani dan Kevin juga belum pernah berbulan madu. Kevin tidak pernah mengajaknya, mungkin tidak mau juga.
Karena tidak mau mendengar percakapan pasangan suami istri baru yang pasti akan semakin romantis, Anjani pun memutuskan pergi keluar dari sana. Ia akan mandi dulu, nanti baru makan. Tidak apalah sendiri juga, statusnya kan sekarang bukan lagi Tuan rumah. Sudah tergantikan oleh Donita, miris sekali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 243 Episodes
Comments
Kurniati Nia
bagus ceritanya
2023-06-18
0