Sepulangnya dari kantor, Anjani tidak langsung pulang karena akan belanja bahan makanan dulu di Super Market. Kevin juga sudah mengirim uang belanja padanya, tapi kali ini lebih besar nominalnya dari biasanya, Anjani akan tanyakan nanti mungkin saja ada kebutuhan lain.
Saat Anjani sedang memilih buah-buahan di rak, perhatiannya teralih ke bawah merasakan bajunya ditarik. Kernyitan langsung terlihat di keningnya, melihat ternyata itu adalah anak kecil perempuan. Anjani lalu berjongkok menyamakan posisi mereka.
"Hei anak manis, ada apa? Apa kamu butuh bantuan?" tanya Anjani sambil mengusap rambut panjang anak perempuan cantik itu. Ia sangat suka anak kecil, apalagi lucu begini.
"Papa dimana?" tanya anak perempuan itu. Perlahan kedua matanya berkaca-kaca, seperti mau menangis.
"Apa kamu kehilangan Papa kamu? Ya ampun, jangan sedih ya, nanti Tante ikut carikan," bujuk Anjani berusaha menenangkan.
Anjani lalu kembali berdiri sambil menggenggam tangan mungil itu. Matanya memperhatikan sekitar Mall yang siang itu lumayan ramai, sepertinya anak kecil ini terlepas dari orang tuanya.
Dengan terpaksa Anjani pun menghentikan dahulu kegiatan belanja nya, Ia akan ke pos keamanan untuk meminta tolong mencarikan orang tua anak kecil ini. Melihat anak kecil itu yang terus menggenggam tangannya, membuatnya jadi tidak tega untuk meninggalkan.
"Nama kamu siapa cantik?" tanya Anjani pada anak kecil itu. Selain ciri fisiknya yang di umumkan, tentu harus namanya juga disebutkan agar lebih jelas.
"Lea," jawabnya sambil menggoyangkan badannya kecil tanda malu.
Anjani lalu mengusap rambut Lea pelan, "Sabar ya, Pak Satpam sudah umumin. Sebentar lagi Papa kamu pasti bakal kesini, tunggu oke?"
Melihat anak itu mengangguk dan tidak rewel, membuat Anjani semakin gemas dan menyukainya. Si satpam lalu dengan baik hati memberikan tempat duduknya, sambil menunggu anak kecil itu dijemput.
Anjani duduk di sebuah kursi single, Ia lalu memangku tubuh mungil Lea dan didudukan di atas pangkuannya dengan posisi saling berhadapan. Lea terlihat malu-malu padanya, tapi Anjani berusaha seramah mungkin agar anak itu nyaman bersamanya.
"Lea memangnya sedang apa sampai berpisah sama Papa?" tanya Anjani penasaran.
"Lea temenin Papa, tapi Lea bosen Papa ngobrol terus sama temennya. Terus Lea lihat ada banyak boneka di kaca besar, jadinya Lea pergi untuk lihat," jawabnya menceritakan.
"Hm begitu ya, terus gimana lagi? Kok bisa Papa kamu sampai gak sadar?"
"Terus Lea masuk ke dalam buat lihat boneka. Pas Lea pengen beli, Lea balik lagi ke Papa, sayangnya Papa sudah gak ada. Hiks apa Papa pulang duluan?" tanyanya mulai menangis.
"Enggak kok, gak mungkin Papa Lea pulang duluan dan ninggalin kamu. Sudah ya jangan nangis lagi, Tante yakin sebentar lagi Papa kamu datang kesini," bujuknya sambil mengusap-usap punggung mungil itu.
Lea lalu mengeluh ngantuk, dan Anjani pun dengan senang hati menawarkan tubuhnya untuk dijadikan sandaran. Sepertinya anak kecil itu nyaman tidur di pangkuannya, buktinya tidak lama langsung terlelap.
Anjani terkejut saat melihat pintu ruangan yang tiba-tiba terbuka dengan cukup kasar, terlihat seorang pria dewasa masuk dan segera menghampirinya. Jika diperhatikan nafasnya terlihat tidak teratur, seperti sedang kelelahan. Apakah mungkin ini Papanya Lea?
"Apa itu Lea? Dia gak papa kan?" tanya lelaki itu melihat anak kecil di pangkuannya. Tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas, tapi pakaiannya mirip sekali.
"I-iya dia namanya Lea, apa anda orang tuanya?" tanya Anjani memastikan walau sudha bisa menebak.
"Iya saya Papanya, astaga akhirnya dia ketemu juga." Pria itu terlihat mengusap wajahnya kasar, "Saya cariin dia ke mana-mana, sampai minta bantuan penjaga lain buat cari ke seluruh Mall," katanya.
Mendengarnya membuat Anjani ikut terharu, pasti pria itu sangat khawatir karena anaknya menghilang. Anjani pun tidak ragu lagi dan yakin jika pria itu adalah Papanya Lea. Ia berdiri dengan susah payah, lalu memberikan Lea yang masih tidur pada lelaki itu.
Lea sempat merengek kecil, tapi lelaki itu menyamankan posisinya dan menepuk-nepuk punggungnya kecil berusaha menenangkan. Untungnya Lea pun tidak sampai terbangun dan kembali melanjutkan tidur.
"Tadi saya lagi belanja, terus tiba-tiba ada anak kecil pegang baju saya. Pas saya tanya ada apa, dia bilang dimana Papa? Saya langsung tahu kalau dia menghilang, " ucap Anjani menceritakan.
Pria itu mengangguk, "Terima kasih banyak ya, untung saja Lea bertemu dengan kamu. Oh iya, siapa nama kamu?"
Melihat uluran tangan pria itu, tanpa ragu Anjani pun langsung membalas jabatan tangannya sambil menyebutkan namanya. Pria itu pun menyebutkan namanya, yaitu Arga Prasetiya. Katanya usianya masih dua puluh delapan tahun, sepantaran dengan Kevin lah.
"Maaf juga sudah repotin kamu dan ganggu waktunya untuk nolongin Lea. Ini ada sedikit dari saya, sebagai tanda terima kasih," ucap Arga memberikan beberapa lembar uang berwarna merah.
Anjani pun langsung menggeleng dan mendorong uang itu, "Tidak perlu Pak, saya beneran ikhlas kok tolongin Lea. Sebagai manusia harus saling tolong menolong, apalagi saya gak tega pas lihat Lea kebingungan tadi," ujarnya.
Arga tersenyum tipis mendengar itu, tatapannya terlihat dalam sekali pada perempuan bernama Anjani itu. Penampilannya memang sederhana, bahkan wajahnya pun polos tanpa make up. Tetapi Arga tahu, jika perempuan itu sangat cantik.
"Ya sudah kalau begitu, sekali lagi makasih ya Anjani. Semoga suatu saat nanti kita bisa bertemu lagi," kata Arga penuh makna.
"Iya Pak, titip salam ya nanti pada Lea."
Arga mengangguk lalu pamit pergi diikuti seorang lelaki bertubuh kekar yang sepertinya bodyguard nya. Anjani yang melihat itu dibuat bingung, apa mungkin Arga ini bukan orang sembarangan sampai ada yang menjaganya?
Kepala Anjani menggeleng berusaha tidak terlalu memikirkan, lagi pula bukan urusannya juga. Mengingat trolli belanjaannya, membuat Anjani pun segera pergi dari sana dan kembali ke tempat belanja makanan tadi. Untungnya trolli nya belum di rapih kan, jadi Anjani bisa melanjutkan belanja.
"Ekhem permisi!"
Deheman keras di belakang tubuhnya, membuat Anjani tersentak lalu berbalik badan. Kernyitan terlihat di keningnya melihat lelaki yang seingatnya tadi bersama Arga, ada apa menemuinya?
"Maaf mengganggu anda, tapi saya diperintah Tuan Arga untuk meminta nomor HP anda. Apa bisa?" katanya meminta izin.
Untuk beberapa saat Anjani terlihat terdiam merasa speechless saja mendengar itu. Jangan bilang Arga yang memerintahkan pria ini untuk mencarinya dan meminta nomor telepon? Anjani semakin yakin jika Arga bukan orang biasa, bahkan dipanggil Tuan.
"Boleh kok, terus Pak Arga nya dimana ya sekarang?" tanya Anjani memperhatikan sekitar, sayangnya tidak melihat keberadaan lelaki itu.
"Beliau menunggu di mobil," jawab lelaki bertubuh besar itu.
Anjani lalu menuliskan nomor ponselnya di sebuah kertas yang sudah disiapkan lelaki itu. Setelah mendapatkannya pria itu tidak lupa mengucapkan terima kasih, lalu pamit pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 243 Episodes
Comments
Ma Em
ya sudah jodohkan saja Anjani sama Arga mungkin saja Arga tidak punya istri Arga duda beranak satu.
2023-11-29
0
Uthie
Nahh.. mending itu dehhh.. daripada sama laki yg gak bersyukur dan egois.. juga plin plan 😌😌
2023-09-25
0
$uRa
nah kan akan dapat saingan neh kamu nanti ....istri baik kok di duain
2023-09-24
0