Saat Anjani sedang makan, perhatiannya teralih melihat Kevin dan Donita yang masuk ke dapur, sepertinya mereka akan makan. Anjani pun bersikut bersembunyi di balik meja pantri, merasa malu saja ditemukan dalam keadaan seperti ini.
"Kok lauknya gak banyak ya? Cuman daging sama sayur doang," tanya Donita protes melihat makanan di meja.
"Kalau banyak memangnya kamu bakal habisin? Makan saja yang ada, lagian cuman buat kita bertiga," sahut Kevin yang baru duduk di kursinya.
"Hah bertiga? Sama siapa?"
"Anjani lah, dia juga kan makan di sini. Kalau masak terlalu banyak malah gak bakal habis, jangan mubajir," nasihat Kevin dengan suara tenangnya.
Donita mengerucutkan bibirnya, "Kamu kan punya banyak uang, biasanya juga orang kaya kalau makan suka banyak menu nya," celetuknya.
Kevin yang mendengar itu dibuat menggeleng, merasa pemikirannya dengan Donita cukup berbeda. Mungkin karena Donita selalu bergaya hidup mewah selama ini, tidak terbayang jika Ia minta untuk hidup hemat. Apakah Donita bisa?
Melihat perempuan itu yang malah membawakan makanan untuk sendiri, membuat Kevin merasa bingung. Saat Ia tanyakan, Donita malah menyuruhnya membawa nasi sendiri karena beralasan sudah lapar. Kevin tanpa sadar berdecak pelan.
Kalau dipikir Donita dengan Anjani berbeda saat berperan menjadi istri. Awal-awal Donita memang bisa melayaninya dalam hal apapun, tapi sekarang perempuan itu jadi pemalas. Berbeda sekali dengan Anjani, dari dulu mau pun sekarang tetap sama.
"Sayang kapan kita honeymoon? Aku pengen liburan, malu diledekin temen-temen sesama model, dibilang aku kere karena katanya belum honeymoon," kata Donita setengah merengek.
"Gak usah hiraukan mereka, lagian kan kita sibuk kerja. Nanti kalau libur juga pasti ada waktu kok," sahut Kevin sambil tetap fokus makan.
"Ish gak mau ah, kalau nunggu liburan panjang bakalan lama banget. Kamu minta izin cuti dong sama bos kamu, beberapa hari aja," bujuk Donita belum menyerah.
Kevin lalu menghentikan makannya sejenak, sambil menatap Donita dalam, "Makan dulu, kalau lagi makan jangan ngobrol," tegur nya.
"Ish dasar gak asik!" dengus Donita sebal.
Baru saja akan kembali melanjutkan makannya, Kevin malah tidak sengaja melihat sesuatu di balik meja pantri. Seperti kepala bagian atas, apakah itu orang? Sepertinya itu Anjani. Sejak kapan ada di sana? Bisa-bisanya Ia tidak sadar.
Kevin pun berusaha melanjutkan lagi makannya, walau sesekali melihat kepala bagian atas itu yang bergerak ke sana ke mari. Tanpa sadar Kevin dibuat tersenyum, merasa terhibur sendiri. Apakah Anjani sengaja bersembunyi begitu?
"Kamu kenapa sih dari tadi senyam-senyum terus?" tanya Donita yang baru sadar, kebetulan posisi duduk mereka saling berhadapan.
"Hah? Apaan? Enggak tuh, sudah makan lagi," bantah Kevin sambil berusaha menahan senyumannya.
"Aku sudah selesai, lagian gak bisa kalau makan terlalu banyak. Kayanya mulai besok aku harus ngasih jadwal menu makanan deh ke Anjani. Aku kan model, harus jaga pola makan," ujar Donita.
Kevin membiarkan saja Donita yang beranjak lalu keluar dari dapur. Melihat makanan di piringnya masih banyak, membuatnya lagi-lagi menggeleng. Ia adalah tipe orang yang cukup hemat, menurutnya sayang sekali jika makanan tidak dihabiskan.
"Anjani kamu tidak pegal sembunyi di situ terus? Kemarilah," panggil Kevin dengan suara kerasnya supaya terdengar.
Saat perempuan di balik pantri itu mengangkat wajah mengintipnya, Kevin kembali dibuat tersenyum karena merasa lucu. Ia lalu melambaikan tangan meminta perempuan itu mendekat, dan Anjani pun menurut saja.
"Ada apa ya Tuan?" tanya Anjani setelah berdiri di depannya.
"Ck kamu ini kebiasaan, kan sudah aku bilang kalau sedang berdua biasa saja," dengus Kevin tidak suka. Sudah berapa kali Ia ingatkan, tapi perempuan itu tidak mau menurut.
Anjani sempat melirik ke ambang pintu, merasa takut saja ada Donita di sana, "Ya sudah maaf, jadi ada apa?"
"Kamu dari kapan sembunyi di situ? Nguping ya kamu?" tanya Kevin menuduh.
"Aku gak nguping kok, lagian aku duluan yang ada di dapur. Mau gimana lagi, aku juga jadi denger obrolan kalian," jawab Anjani membela diri.
Tadinya Anjani ingin pergi secara diam-diam kalau bisa, tapi Ia urungkan karena pasti akan ketahuan. Jadinya Ia pun terpaksa diam di sana, dan telinganya yang sehat ini tentu saja mendengar obrolan mereka.
Perasaannya selalu campur aduk jika Kevin dan Donita sedang bersama, jujur saja Ia cemburu tapi hanya bisa menahan diri karena statusnya ini yang tidak dianggap. Anjani merasa kesal pada dirinya sendiri yang tidak berdaya seperti ini.
"Kamu sudah makan belum? Kalau belum ayo duduk, temenin aku makan," ajak Kevin. Pria itu lalu membawa piring kosong lain dan menyimpan di depannya.
"Enggak usah Mas, aku sudah makan kok di sana tadi. Mas saja lanjutkan makan," tolak Anjani cepat.
"Beneran kamu sudah makan? Jangan lewatkan makan ya, nanti sakit."
Mendapatkan nasihat seperti itu, membuat Anjani selalu bingung. Apa Kevin sedang berusaha perhatian kepadanya? Ia hanya merasa aneh saja dan tidak mengerti dengan kepribadian Kevin, sebenarnya suaminya itu maunya bagaimana sih?
Entahlah Anjani harus menganggap Kevin ini kejam atau bagaimana. Pria itu memang tidak punya hati sudah menikah lagi dan menduakan nya, tapi sikap Kevin juga seperti tetap berusaha memperhatikannya juga.
Sebenarnya dulu Kevin tidak se terbuka ini, gengsinya dulu sangat tinggi. Tetapi anehnya semenjak menikah dengan Donita, Kevin jadi baik dan perhatian kepadanya. Apa mungkin pria itu hanya sedang merasakan perasaan bersalah?
"Kenapa kamu merhatiin aku dari tadi? Ya aku tahu sih aku emang ganteng," celetuk Kevin penuh percaya diri.
"Ekhem gak papa kok, tapi Mas juga jangan terlalu percaya diri jadi orang," sahut Anjani sambil tersenyum kikuk.
"Loh jadi aku gak ganteng? Masa sih?!" Kevin merasa tersinggung, apa hanya Anjani saja yang tidak menganggapnya tampan?
"Bukan gitu tapi.. Ah sudahlah, aku mau ke kamar saja. Nanti kalau Mas sudah selesai makannya simpan saja, biar aku yang rapih kan," ucap Anjani yang tidak jadi melanjutkan perkataannya.
Tetapi baru saja berbalik, Anjani tidak jadi pergi karena baru mengingat sesuatu. Perlahan Ia pun kembali menghadap Kevin, ternyata pria itu masih memperhatikan nya dan menatapnya bingung seperti menunggu.
Anjani sekarang bimbang, apa harus Ia tanyakan atau tidak kepada Kevin. Ini soal tadi sore, dimana Donita yang mengajak teman lelakinya yang seingatnya bernama Raka ke rumah. Hanya ingin memastikan saja, apa Kevin itu kenal dengan Raka atau tidak.
"Ada apa Anjani? Kamu pasti mau bilang sesuatu ya? Katakan saja," ucap Kevin yang tidak sabar menunggu.
"Gak ada, gak jadi. Aku ke kamar dulu," jawab Anjani, memilih memendam saja karena tidak mau terlalu ikut campur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 243 Episodes
Comments