Ini sudah tengah malam, tapi Anjani belum bisa tidur. Ia terus terbayang kejadian tadi di dapur, berpikir jika dirinya kuat sekali bisa ada dalam posisi seperti ini. Melihat suaminya sendiri bermesraan dengan perempuan lain.
Anjani tidak tahu apakah Kevin memikirkan perasaannya atau tidak, tapi jika pria itu masih punya hati pasti tahu jika sikapnya itu sangat tidak pantas, sekalipun Donita juga adalah istrinya juga. Anjani hanya merasa Kevin tidak adil.
"Aduh aku jadi laper karena belum tidur juga, semoga nemu cemilan di dapur," gumamnya.
Perempuan itu lalu beranjak dan keluar dari kamar menuju dapur. Suasana rumah sangat sunyi, di tambah lampu utama dimatikan dan hanya tersisa lampu-lampu di dinding saja. Melihat ada snack di lemari atas, Anjani pun membawanya untuk dimakan.
"Anjani, itu kamu?"
"Astaga!" pekik Anjani terkejut mendengar suara seseorang tepat di belakangnya, saat menoleh baru bisa melihat jika itu Kevin.
Melihat pria itu yang malah menertawakannya, membuat Anjani mengerucutkan bibir lalu berusaha mengabaikan. Tetapi ternyata Kevin malah mengikutinya, dan duduk di kursi makan tepat di depannya.
"Kok belum tidur? Atau kebangun?" tanya Kevin setelah meneguk sedikit minuman kaleng nya.
"Belum tidur." Hanya jawaban singkat saja yang Anjani katakan, malas sekali rasanya menimpali Kevin.
"Kenapa belum tidur? Bukannya kamu gak suka bergadang? Jangan tidur terlalu malam, nanti sakit lagi," kata Kevin sok perhatian.
Anjani mendengus pelan, "Terserah aku mau tidur jam berapa aja," ucapnya ketus.
Kevin menaikkan sebelah alisnya mendengar nada suara ketus perempuan itu. Dilihat dari ekspresi wajahnya yang dari tadi cemberut, Ia dapat menyimpulkan jika sepertinya Anjani sedang bad mood. Kenapa?
Entah dorongan dari mana, Kevin malah beranjak lalu beralih duduk di sebelah Anjani. Perempuan itu sempat menatapnya bingung, tapi kembali melanjutkan memakan cemilannya. Saat Kevin akan minta, tangannya malah ditepis.
"Ini punya aku, kalau Mas mau ambil aja di lemari atas," ucap Anjani sambil menjauhkan makanannya.
"Aku cuman minta sedikit, jangan pelit-pelit sama suami," ujar Kevin.
Dan dengan terpaksa Anjani pun memberikan, tapi hanya sedikit. Setelahnya Ia kembali melanjutkan makan, berusaha tidak mempedulikan Kevin yang dari tadi memperhatikannya.
Karena merasa risih, Anjani pun akhirnya membalas tatapan pria itu. Untuk beberapa saat keduanya saling terdiam memperhatikan wajah masing-masing. Lampu yang temaram tidak menghalangi keindahan satu sama lain.
"Mas ngapain sih di sini? Mending balik ke kamar. Gimana kalau Donita tahu suaminya gak ada? Terus malah nyariin dan tahu dia di sini lagi sama aku," ucap Anjani setengah mengusir.
"Kamu ini kayanya sering baca novel ya? Dramatis banget perasaan. Santai aja, lagian Donita juga sudah tidur," kata Kevin yang tidak suka membawa ribet.
"Ya gak ada yang tahu, kan cuman jaga-jaga aja. Kalau beneran Mas juga yang bakal repot." Anjani terlihat tersenyum puas setelah mengatakan itu, Ia sedang menakut-nakuti suaminya sendiri.
Saat Anjani sedang melanjutkan makan, kunyahan nya repleks berhenti merasakan helaian rambutnya di sampirkan ke belakang telinga. Perlahan kepalanya menoleh menatap Kevin lagi, dengan tatapan bingung.
"Anjani, maaf ya kalau sikap Donita menyebalkan. Setiap hari kamu harus pura-pura juga jadi pelayan dia," ucap Kevin yang entah apa maksudnya.
"Kalau aku gak mau maafin gimana? Apa Mas bakal marah?" tanya Anjani menantang. Pria itu kan sangat mencintai Donita, pasti akan melakukan apapun juga untuk istri keduanya itu.
"Aku tahu kesalahan kami sangat berat pada kamu, tidak apa jika belum bisa memaafkan karena situasinya pun sekarang masih rumit. Tapi aku harap kamu bisa kuat di sini, aku akan berusaha cari jalan keluar."
Anjani malah mendengus pelan lalu tertawa kecil, bukan merasa lucu, tapi merasa konyol saja dengan perkataan Kevin. Ingin menyelesaikan masalah di rumah tangga ini dengan cara bagaimana? Sepertinya tidak ada cara apapun.
Jika pun pria itu ingin mencari jalan keluar, menurut Anjani satu-satunya hanya jujur dan mengungkap semuanya. Tetapi tidak mungkin, Kevin itu sangat mementingkan perasaan Donita.
"Aku gak tahu sampai kapan bisa bertahan. Kalau misal suatu saat nanti aku memilih menyerah, Mas juga gak akan tahan aku kan? " Kenapa Anjani harus menanyakan ini, padahal jawabannya sudah pasti.
"Maksud kamu apa?" tanya Kevin dengan detak jantungnya yang menjadi cepat.
"Jujur saja harus pura-pura jadi pembantu itu tidak enak. Apalagi aku harus lihat kalian terus, sedangkan aku di sini seperti orang asing. Aku merasa gak dianggap." Suara Anjani memelan di akhir kalimat, apakah sekarang Ia terlihat menyedihkan?
Anjani lalu terkejut saat Kevin tiba-tiba membawa sebelah tangannya dan menggenggamnya. Tatapan pria itu terlihat dalam, membuat Anjani menelan ludah kasar.
"Aku minta maaf Anjani sudah buat skenario kejam seperti ini, aku tidak berpikir jauh dari awal dan malah memutuskan begitu saja," ucap Kevin dari dalam hati.
Ya saat itu Ia terlalu dibutakan semuanya, apalagi kekasihnya yang marah besar karena Ia malah dijodohkan oleh orang tuanya. Kevin merasa tidak bisa menolak, tapi Ia juga merasa berat meninggalkan Donita.
Setelah menikah pun, Ia masih diam-diam menjalin hubungan dengan Donita di belakang. Kedua orang tuanya yang saat itu masih ada mungkin tidak sadar, tapi Kevin tahu jika Anjani diam-diam mengetahui perselingkuhannya.
Kevin jadi merasa bingung, Ia harus menebus kesalahannya dengan cara apa pada Anjani?
"Sudah malam, aku mau kembali ke kamar," ucap Anjani sambil menarik tangannya yang dari tadi di genggam pria itu.
"Anjani tunggu, kita harus bicara," cegah Kevin yang ikut berdiri.
"Bicara apalagi? Apalagi yang harus di jelaskan?" Anjani hanya merasa tidak suka jika sudah membahas tentang rumah tangga mereka, sungguh sangat menyesakkan baginya.
"Anjani, aku mungkin jahat karena meminta kamu untuk bertahan di sini, padahal pasti ini sangat berat. Tapi aku mohon, jangan pergi ya?" pinta Kevin setulus hati.
Anjani pun membalikan badan, menatap Kevin dengan perasaan campur aduk nya. Ia tidak salah dengarkan? Kevin memintanya bertahan di sini?
Kenapa? Padahal dulu pria itu sampai mengancam akan menceraikannya, tapi kenapa sekarang malah seperti ingin mempertahankannya? Melihat sikap pria itu yang membingungkan, selalu membuat Anjani tidak bisa ber kata-katanya.
"Kita lihat saja nanti, kalau semisal ada masalah yang menurut aku tidak bisa diterima, mungkin aku akan pergi. Tapi Mas jangan salah paham, aku bertahan bukan berarti terlalu se cinta itu juga sama kamu," ucap Anjani.
Kevin tersentak mendengar itu, hatinya jadi sedih mendengarnya. Lalu apa alasan Anjani masih bertahan bersamanya jika bukan karena cinta?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 243 Episodes
Comments
$uRa
bertahan karena amanat mertua .....
2023-09-24
0