Byur!
Tidur nyaman Anjani terganggu merasakan basah di wajahnya. Ia sampai tersentak dari berbaring nya dan duduk mendapatkan siraman air di wajahnya. Saat kesadarannya sudah terkumpul, Anjani menatap Donita yang berdiri di sisi merugikan. Melihat gelas di tangan perempuan itu, sudah pasti Donita lah pelakunya.
"Dasar pembantu gak tau diri, masa jam segini masih tidur sih? Ini udah siang, harusnya kamu udah siapin sarapan dari tadi. Gara-gara kamu, aku udah berangkat!" omel Donita marah-marah.
"Maaf Nyonya, saya lupa tidak pasang alarm. Kalau begitu saya siapkan sarapan sekarang ya? Sekali lagi saya minta maaf karena bangun kesiangan," ucap Anjani merasa bersalah.
"Cih mana yang katanya bisa kerja bagus di sini? Apa setiap hari kamu memang selalu bangun kesiangan? Kok bisa sih Kevin itu pekerjakan pembantu malas kaya kamu, kamu mau saya pecat?!" ancam Donita belum habis emosinya.
"Jangan Nyonya, jangan pecat saya. Saya janji tidak akan kesiangan lagi. Tadi malam saya susah tidur, badan saya pegal-pegal jadi sekarang bangun kesiangan. Biasanya suka bangun subuh kok, baru kali ini aja kesiangan." Anjani berusaha membela diri sambil membujuk.
Mungkin karena kemarin kelelahan, makanya sekarang Anjani bangun kesiangan. Semalam pun terus terbangun dari tidur, selain badannya pegal-pegal juga banyak hal yang saya pikirkan. Apalagi lah kalau bukan drama rumah tangganya yang membingungkan ini.
Sekarang Anjani jadi di omelin Donita lagi, perempuan itu benar-benar galak dan tidak punya perasaan sampai menyiram wajahnya juga. Memang sih Ia salah, tapi bisakan di bangunkan dengan baik-baik? Tidak sopan sekali pikirnya Donita itu, Ia juga kan bukan pembantu sungguhan.
Saat sedang dimarahi Donita, perhatian Anjani teralih melihat kedatangan seseorang. Tanpa sadar bibirnya melengkungkan senyuman tipis, merasa sedikit lega karena akan mendapat bantuan. Sepertinya Donita pun menyadarinya, sampai berhenti mengomel.
"Ada apa ini Donita? Masih pagi sudah ribut, kedengeran loh sampai ke depan. Kamu juga ngapain di kamar Anjani? Aku kira sudah berangkat kerja," tanya Kevin sambil memperhatikan dua perempuan itu bergantian.
"Lihat tuh pembantu kamu, dia itu emang gak becus kerja. Masa jam enam baru bangun sih, terus di meja makan belum ada apa-apa. Kamu bilang dia selalu kerja bagus, tapi mana?" sentak Donita ikut memarahi Kevin.
Kevin sempat melirik Anjani di ranjang, "Mungkin dia lagi gak enak badan, tapi biasanya juga suka bangun subuh kok. Terus kenapa wajah Anjani basah? Kamu siram dia ya?" tanyanya.
"Habisnya aku kesel lihat dia malas-malasan gitu, dia itu cuman jadi pembantu di sini. Baru kali ini aku lihat ada pembantu yang gak becus kerja kaya dia, gimana kalau kita pecat aja? Pasti ada yang lebih baik buat gantiin," usul Donita.
Kevin sampai tersentak sendiri mendengar usulan itu. Pria itu lalu kembali melirik Anjani, ada perasaan kasihan melihat wajahnya yang basah begitu sampai rambut dan bajunya. Donita ini memang keterlaluan, ingin sekali Ia marahi, tapi takut membuat curiga.
Beralih pada Anjani, sekarang perempuan itu sedang dilanda cemas. Apakah Kevin akan menerima tawaran Donita untuk memecatnya? Kalau pun menerima, itu berarti Ia akan pergi dari rumah ini. Lalu apa hubungannya juga dengan Kevin berakhir?
Tetapi jika pun Ia pergi, sepertinya kehidupan Kevin akan semakin bahagia. Pria itu kan bisa lebih bebas, apalagi bersama istri tercintanya itu. Usaha Anjani pun gagal begitu saja untuk mempertahankan pernikahan, sekarang semua ada di tangan Kevin.
"Tidak akan, aku tidak bisa memecat Anjani. Dia sudah lama bekerja di sini, orang tua aku yang bawa dia kesini dan mempekerjakan dia. Ini hanya kesalahan kecil, aku yakin Anjani tidak akan mengulangi kesalahan nya," ucap Kevin tegas.
"Kok kamu malah seperti mempertahankan dia sih? Yakin hanya karena itu saja? Oke kalau maunya begitu. Tapi aku gak mau kejadian ini terulang, aku gak suka pekerja yang malas-malasan begitu," kata Donita menahan kesal, wajahnya jadi cemberut.
"Iya Nyonya, saya janji tidak akan mengulangi. Saya juga sekali lagi minta maaf karena bangun kesiangan dan belum membuatkan sarapan. Terima kasih sudah memberikan saya kesempatan," ujar Anjani menyahut dengan suara lemah lembutnya.
Donita sempat menatap sinis perempuan itu, Ia lalu melenggang pergi keluar kamar itu. Tetapi saat akan keluar, pergelangan tangannya malah ditahan Kevin membuat langkahnya terhenti. Donita lalu menatap suaminya itu bingung, bertanya apa maksudnya.
"Sebelum kamu pergi, minta maaf dulu sama Anjani. Kamu sudah nyiram wajah dia, itu gak sopan Donita. Aku tahu dia salah, tapi gak memperlakukan dia begitu!" kata Kevin dengan ekspresi datarnya.
Donita lalu menatap suaminya itu tidak menyangka, "Haha kamu ngomong apaan sih Kevin? Masa aku minta maaf sama pembantu itu? Itu hukuman untuk dia, dia pantaslah menerimanya!" ucapnya. Rasanya tidak level sekali harus minta maaf.
"Dia gak pantas mendapatkan itu Donita, kamu jangan bersikap semena-mena begini. Aku suami kamu, aku harus bersikap dewasa di sini. Dan aku tahu kalau sikap kamu tadi gak sopan, sekali pun Anjani itu pembantu di sini," sahut Kevin belum kalah.
Anjani menatap suaminya itu dengan tatapan tidak percaya, apakah sekarang Ia sedang dibela? Tidak bisa ditahan, detak jantungnya pun menjadi cepat. Tidak menyangka saja Kevin akan membelanya sampai seperti ini, bahkan meminta Donita meminta maaf kepadanya.
Jujur Anjani memang merasa senang dibela seperti itu harga dirinya, tapi sekarang Ia malah jadi mengkhawatirkan Kevin. Anjani tidak mau karena dirinya, pasangan itu menjadi ribut dan salah paham. Tetapi apalah daya, Kevin sendiri yang memulainya.
Lihat, kan? Kevin itu tidak mudah ditebak sekali. Saat dulu saja meminta ingin menikah dengan Donita, pria itu sangat galak sampai terus memaksa. Tetapi sekarang sudah mendapatkan, kenapa tidak dimanfaatkan dengan baik? Maksudnya Anjani kira, sikap Kevin akan semakin dingin kepadanya.
"Kamu gila ya Kevin? Aku gak mau minta maaf sama pembantu itu. Kamu juga aneh, kenapa malah belain dia sih? Lepasin, aku mau berangkat kerja sekarang!" kesal Donita dengan suara ketusnya.
Merasa malas memperpanjang, Kevin pun akhirnya melepaskan, "Aku gak mau kamu begini lagi Donita, pada siapapun itu. Kamu harus jaga sikap kamu, apalagi sekarang kamu istri aku. Kamu juga harus kontrol emosi kamu itu, jangan tinggikan ego kamu juga!" nasihatnya.
Kesal terus dinasehati suaminya itu, Donita memutuskan segera pergi dari sana. Sungguh pagi yang buruk, sudah ada potongannya hanya karena si pembantu itu. Donita merasa heran kenapa Kevin seperti membela Anjani, atau apa hanya perasaannya saja ya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 243 Episodes
Comments
$uRa
sabar janii
2023-09-24
0