Kevin sempat melirik Anjani, bisa melihat ekspresi wajahnya yang agak tertekan karena di tanyai Donita. Kevin pun memutuskan yang akan menjelaskan, Ia mendekati Donita terlebih dahulu.
"Aku tidak sengaja bertemu Anjani di makam Mama dan Papa, dia juga sedang ziarah," jawab Kevin jujur.
"Kok bisa barengan gitu? Bohong, pasti kalian janjian kan?" Donita lalu memukul dada Kevin, "Kamu jangan bohong sama aku!" desisnya.
"Aku gak bohong, kamu tanyakan saja pada Anjani. Aku semobil dengan dia karena mengajak dia pulang bersama, tidak tega pulang sendirian," jelas Kevin.
"Sok perhatian kamu, dia itu pelayan di sini. Biarin aja, yang ada kalau kamu perhatian begitu bisa-bisa dia malah ngelunjak lagi," dengus Donita sambil menatap sinis Anjani.
Beralih pada Anjani, perempuan itu hanya menghela nafas berat dituduh seperti itu. Sepertinya Donita ini tipe pasangan yang pe cemburu. Tetapi sebenarnya jika Ia yang ada di posisi Donita, mungkin akan merasa begitu juga.
Saat Anjani mengangkat kepala, bisa melihat Donita yang mendekati nya. Tetapi Anjani berusaha terlihat tetap tenang, walau Ia agak gugup karena takut ditanyai banyak hal. Sepertinya Ia harus ikut berakting seperti Kevin.
"Hei kamu, jangan kepedean ya kalau Kevin baik begitu. Inget posisi kamu di sini cuman pelayan, sampai kapanpun juga!" tegas Donita dengan nada sinisnya.
Anjani tersenyum kikuk, "Iya Nyonya tenang saja, lagian Tuan Kevin memang baik kok dari dulu juga," ucapnya.
"Iya dia baik, tapi kamu jangan kegeeran dan nganggap dia perhatian!" ketus Donita.
Donita itu bicara apa sih? Tidak jelas sekali. Anjani tidak beranggapan begitu, dipikirnya Ia perempuan seperti apa kali. Lagi pula Kevin juga suaminya, terserah hatinya lah mau bagaimana.
"Sudahlah Donita, kamu jangan bicara aneh-aneh. Aku dan Anjani beneran habis dari makam. Aku gak ngajak kamu karena kamu kan lagi di luar," kata Kevin menengahi.
Pria itu lalu menarik tangan Donita membawanya masuk ke rumah. Sempat Ia menoleh ke belakang melihat Anjani, melihat perempuan itu baik-baik saja membuatnya pun merasa baik. Jangan sampai deh dua perempuan ini ribut.
Beralih pada Anjani, perempuan itu pun baru masuk beberapa menit kemudian. Ia terus menggerutu sebal di dalam hati karena sikap menyebalkan Donita tadi. Anjani kan tidak cari perhatian Kevin, Ia tidak begitu kan?
Saat ini Anjani sedang memindahkan beberapa makanan yang di pesan di restoran tadi sebelum pulang. Tidak terbayang jika Ia harus masak, sudah pasti akan terlalu malam untuk makannya.
"Sudah di pindahin semua?" tanya Kevin yang datang ke dapur, pria itu lalu berjalan menghampirinya di pantri.
"Sudah semua, tinggal di pindahin ke meja makan," jawab Anjani tanpa menatap, pura-pura sibuk menyiapkan piring.
Kevin menundukan kepalanya sedikit untuk melihat jelas wajah Anjani, "Kamu kenapa? Masih marah sama Donita tadi?" tanyanya.
"Hah? Enggak kok, biasa aja," jawabnya bohong, lalu segera membuang muka.
Sebenarnya Kevin ingin membujuk Anjani, Ia mengerti pasti perempuan itu kesal di tuduh-tuduh begitu tadi. Tetapi lagi-lagi dirinya terlalu gengsi, membuatnya pun kembali memilih diam seperti membiarkan.
Kevin lalu membantu Anjani memindahkan makanan ke meja makan. Sempat perempuan itu menolak, tapi tidak Kevin idahkan karena dirinya pun tidak masalah hanya membantu sedikit.
"Kamu ngapain sih Kevin?" omel Donita yang ternyata memperhatikan dari beberapa saat lalu, segera perempuan itu pun menghampiri suaminya yang baru menyimpan makanan di meja.
"Kenapa?" tanya Kevin polos tidak mengerti, apa ada yang salah lagi pada dirinya?
"Itu kan kerjaan dia, kenapa jadi kamu yang bawa-bawain makanan ke meja? Kamu jangan terlalu baik begini dong, yang ada nanti si Anjani bener-bener kegeeran!" kata Donita mulai kembali tersulit emosi.
"Astaga Donita, memangnya apa salahnya bantu? Lagian aku sudah laper, Anjani juga lagi buat jus buat kita," alasan Kevin.
"Tapi--"
"Sudah ah ayo duduk, kita mulai makan. Tadi sepulang dari makam aku beli makanan di restoran, kelihatan enak semua," sanggah Kevin. Telinganya selalu sakit kalau Donita itu sudah mengomel-ngomel.
Saat Anjani menyimpan jus di meja, sempat Ia melirik Donita yang ternyata sedang memperhatikan nya. Tatapannya yang tajam itu membuat Anjani jadi gugup, tapi tidak merasa takut. Sepertinya Donita semakin kesal padanya karena Kevin lagi-lagi membelanya.
"Heh kamu jangan dulu pergi, buatin aku telur rebus setengah matang. Pokoknya harus pas!" perintah Donita.
"Kalau boleh tahu berapa menit ya?"
"Ck kira-kira aja sendiri, googling ke di HP, gitu aja ribet!"
Anjani mencebikkan bibirnya mendengar suara ketus Donita, benar-benar menyebalkan sekali. Bisa kan minta baik-baik, selalu saja dengan suaranya yang sinis begitu.
Anjani pun kembali ke pantri untuk membuatkan permintaan Donita. Dari sana, Ia sesekali melirik ke arah meja makan, dimana Kevin dan Donita yang sudah mulai makan. Anjani harus manahan diri sebentar, padahal Ia juga sudah lapar.
"Sayang, gimana kalau minggu depan kita ambil cuti? Aku bener-bener pengen honeymoon, ke Labuan Bajo dulu aja gak papa," ajak Donita dengan wajah memelas nya memohon.
"Aku kan sudah bilang bisa nanti pas liburan, kenapa kamu gak sabaran banget?" Kevin jadi malas di tagih itu terus, merasa istrinya yang satu ini tidak pengertian sekali.
"Oh ayolah Kevin, kamu gak tahu gimana perasaan aku terus di omongin temen-temen sesama model. Aku tuh malu, kamu sebagai suami harusnya belain aku juga dong, dengan turutin permintaan aku!" Ternyata kali Ini Donita tidak mau mengalah.
Kevin menyimpan sendoknya dengan sedikit kasar di atas meja, nafsu makannya tiba-tiba jadi hilang. Melihat Donita yang cemberut sambil memalingkan wajah, Ia tahu pedempuan itu serius bad mood. Dan satu-satunya cara ya mengabulkan permintaannya.
Sempat Kevin melirik ke arah Anjani di pantri, mereka sempat bertatapan beberapa saat tapi Anjani langsung berbalik dan sibuk dengan sendiri. Ya sudah pasti Anjani mendengar obrolannya dengan Donita. Kira-kira bagaimana ya perasaannya?
"Ya sudah kalau kamu gak mau, aku pergi sendiri aja ke Labuan Bajo. Tapi aku tetep jadi istri yang baik, dan bilang ke temen-temen aku kalau kamu juga ikut." Donita terlihat menghapus sesuatu di sudut matanya, "Kasihan banget aku harus pura-pura begini," katanya.
Kevin yang merasa Donita semakin dramatis membuatnya lelah sendiri mendengar, "Ya sudah, minggu depan aku akan ambil cuti. Tapi gak akan lama di sana," ujarnya.
Dalam hitungan detik, wajah murung Donita pun berubah menjadi ceria. Sanking senangnya sampai beranjak lalu menghampiri Kevin dan duduk di pangkuan suaminya itu.
Anjani yang melihat merasa sesak sendiri, ingin pergi tapi kakinya terasa berat. Merasa iri dengan Donita, betapa mudahnya pikirnya perempuan itu mendapatkan perhatian Kevin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 243 Episodes
Comments