Ternyata dugaan Anjani benar, Ia bisa merasakan Donita berjalan mendekatinya. Entah kenapa, Ia pun tiba-tiba menjadi gugup. Hanya itu saja tidak akan membuat Donita curiga kan? Lalu menuduhnya aneh-aneh.
Awalnya Anjani berusaha bersikap acuh seolah tidak merasa kehadirannya dan tetap fokus membereskan baju-baju. Tetapi saat Donita beralih berdiri di depannya, membuat Anjani pun mengangkat kepala untuk melihat. Anjani lalu berusaha tersenyum.
Untuk beberapa saat keduanya saling diam, dengan saling menatap satu-sama lain. Donita dari tadi terus memperhatikannya dengan tatapan curiganya itu, Anjani juga kan lama-lama tidak nyaman. Merasa tidak nyaman dengan suasana ini, Anjani memutuskan bertanya lebih dahulu.
"Maaf Nyonya, ada apa ya? Apa anda butuh sesuatu? Minuman mungkin atau makanan? Nanti saya bawakan," tanya Anjani sambil berdehem pelan menghilangkan gugup.
"Kamu sudah berapa lama memangnya kerja di sini? Apa sudah dari saat orang tua Kevin masih ada? Atau baru kerja?" Tanpa diduga, itulah hal yang ditanyakan Donita kepadanya.
"Oh saya sudah kerja dari saat orang tuanya Tuan Kevin masih ada, ya sudah lumayan lama lah. Dulu juga ada pembantu, tapi sudah berhenti karena sakit-sakitan," jawab Anjani tanpa membuat curiga.
"Kalau begitu, berarti kamu juga sudah banyak tahu kebiasaan Kevin ya. Kevin bilang kerja kamu cukup bagus, saya akan lihat dulu bagaimana cara kerja kamu. Bekerjalah dengan baik, saya gak suka pembantu yang malas-malasan," kata Donita dengan nada angkuhnya.
Anjani mengangguk pelan mendengar itu, Ia berusaha akan menuruti perintah Donita. Sebenarnya Anjani sedikit tersinggung harus berakting sebagai pembantu begini, padahal Ia juga kan di sini statusnya istri Kevin. Lalu kenapa Anjani malah menerima permintaan konyol suaminya itu ya?
Mau bagaimana lagi, Anjani tidak mau diceraikan Kevin. Ia selalu teringat janjinya kepada almarhum mertuanya, janji akan menjaga Kevin dengan baik. Ini memang baru awal, Anjani masih bisa bertahan. Hanya saja entah bagaimana ke depannya, apakah Ia masih bisa bertahan atau tidak.
Untung saja Anjani termasuk orang yang rajin, Ia juga suka kebersihan. Dari dulu juga sebagai Ibu rumah tangga, jadi sudah terbiasa melakukan pekerjaan rumah. Hanya saja jika statusnya dianggap sebagai pembantu, rasanya tetap saja berbeda.
"Berapa usia kamu Anjani, apa kamu sudah menikah? Kayanya kamu masih muda ya, atau mungkin kita seumuran?" Donita terlihat ingin banyak tahu tentang Anjani.
"Sekarang saya dua puluh dua tahun, saya belum menikah mau fokus dulu bekerja. Kalau boleh tahu umur Nyonya berapa? " Apakah sekarang akting Anjani sangat meyakinkan? Ia sampai berbohong dengan statusnya.
"Kita beda tiga tahun, aku lebih tua dari kamu. Tapi kenapa kamu belum nikah? Di usia kamu segitu sudah cukup untuk menikah. Lagian pasti kamu juga punya pacar kan?" Donita berusaha tidak memuji Anjani, karena Ia akui pembantunya itu memang cantik.
"Belum ketemu jodoh yang cocok saja, lagian saya juga belum siap untuk menikah karena ingin bekerja dulu. Nanti kalau sudah takdirnya juga pasti kita akan dipertemukan, Nyonya," jawab Anjani sambil tersenyum tipis.
Donita hanya mengangguk, lalu perempuan itu berbalik untuk keluar dari ruangan itu. Sepertinya sudah cukup banyak juga yang diketahui tentangnya. Anjani sendiri langsung menghela nafas lega, Ia bisa merasakan detak jantungnya menjadi cepat.
Anjani merasa sedikit tidak nyaman harus berbohong begitu, padahal selama ini Ia selalu jujur pada apapun. Semua gara-gara Kevin, pria itu sudah membuat statusnya jadi begini dan terpaksalah Ia ikut berbohong. Tetapi tidak apalah, yang penting Donita tidak curiga.
Beberapa menit kemudian, akhirnya semua pakaian Donita sudah di pindahkan ke lemari. Anjani tersenyum lebar merasa lega, pekerjaannya berkurang satu. Ia lalu keluar dari ruangan baju itu untuk membawa barang lain di bawah, tapi panggilan dari toilet menghentikan langkahnya.
"Sayang tolong ambilin aku baju dong, baju santai aja. Jangan lupa ********** juga, aku mau di baju di kamar mandi aja deh. Cepetan, aku kedinginan nih," teriak Kevin dari dalam kamar mandi.
Anjani menggigit bibir bawahnya karena di kamar tidak ada Donita, entah kemana perempuan itu. Merasa tidak tega, akhirnya Anjani pun yang membawakan baju untuk Kevin. Tidak apalah, kan pria itu juga masih suaminya.
Setelah memilih sesetel baju dan **********, Anjani pun segera kembali untuk memberikan. Ia sempat mengetuk pintu dua kali, lalu pintu kamar mandi pun terbuka sedikit. Anjani pun segera mengulurkan baju itu, tapi ternyata Kevin melengokan kepalanya mengintip keluar.
"Loh Anjani, kamu ngapain di sini? Kamu yang bawain saya baju? Terus dimana Donita?" tanya Kevin terlihat terkejut, lalu melihat kamarnya mencari Donita.
"Maaf kalau lancang, soalnya istri Mas yang itu gak tahu kemana. Apa aku panggilin dia aja? Ya sudah aku kembaliin bajunya, aku panggilin Donita dulu," ucap Anjani menahan sedih, seperti mendapat penolakan.
Tetapi Kevin segera menahan tangan Anjani, "Hei mau kemana? Gak usah lah, aku pakai yang kamu bawa aja. Aku cuman kaget aja, takut Donita ada di kamar. Dia pasti bakalan kaget kalau kamu yang bawain," ucapnya.
"Gak mungkinlah Mas aku seberani itu, kalau ada dia status aku ya jadi pembantu. Kan Mas juga yang minta aku untuk pura-pura, sampai ngancam akan cerain aku. Sekarang Mas pasti senang bisa bersama dia, kan?" tanya Anjani menahan sesak di dada.
Tidak mau mendengar jawaban jujur Kevin, Anjani pun segera menyerahkan baju itu dan pergi dari sana. Untuk apa juga Ia bertanya begitu, sudah pastilah Kevin senang bisa menikahi pacarnya. Dari pada dengannya yang hanya di jodohkan, makanya sampai sekarang tidak bisa menerima kehadirannya.
Karena terlalu terburu-buru keluar kamar sambil menunduk juga, Anjani tidak melihat jalan sampai bertabrakan dengan Donita. Ia langsung meminta maaf saat mendengar perempuan itu meringis kesakitan, tapi tangannya yang akan memegang langsung ditepis kasar.
"Ck kalau jalan itu lihat-lihat dong, jangan nunduk-nunduk juga. Gimana kalau saya sampai jatuh? Sakit nih bahu saya!" kesal Donita menggerutu.
"Maaf Nyonya, saya beneran gak sengaja. Saya lagi buru-buru, soalnya.. Soalnya saya sakit perut. Nanti setelah buang air besar, mau beresin barang Nyonya yang lain," ucap Anjani beralasan.
"Dasar, ya sudah sana keluarin dulu. Pokoknya semua barang-barang saya sebelum malam harus sudah rapih. Nanti sore jangan lupa masak untuk makan malam, harus tepat waktu pokoknya semuanya!" tegas Donita memerintah.
"Iya Nyonya, kalau begitu saya permisi," pamit Anjani. Ia pun berjalan cepat segera pergi dari sana, sambil menggerutu di dalam hati karena kecerobohannya lalu mendapat omelan dari Donita. Sudah tahu perempuan yang satu itu cukup cerewet, kalau salah pasti akan kena omel.
***
Hei aku akan usahakan update 2 bab setiap hari, beri dukungan kalian dengan like dan komen ya. Makasih yang sudah berbaik hati ❤💞
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 243 Episodes
Comments
Uthie
gregetan sama si Anjani yg mau dibegitukan 😌
2023-09-25
0