Tubuh Zila ambruk dan jatuh, beruntung Naga yang tadi sempat merasakan suhu panas dari tubuh Zila sudah siap menyangga tubuh Zila. Naga mengangkat tubuh Zila, lalu dia baringkan di atas sofa ruang tamu. Naga sedikit bingung harus melakukan apa sementara dia di rumah gadis muda itu berdua hanya dengan Zila. Naga memutuskan keluar rumah untuk memanggil tetangga dekat rumah Zila.
Namun sebelum tubuhnya bangkit dan ingin keluar untuk memanggil seorang tetangga Zila, dua orang yang mungkin tetangga sebelah rumah Zila sudah ada di mulut pintu dan melihat Naga memegangi tangan Zila.
"Wah pantesan si Zila jam segini sudah ada di rumah, rupanya dia sedang melayani tamu di sini. Gila si Kobar, malah membiarkan si Zila berbuat mesum dengan santainya di rumah, bikin cemar saja lingkungan kita," dengus salah satu orang yang melihat Naga tengah memegangi tangan Zila tadi, berprasangka.
Mendengar tudingan buruk warga, Naga bangkit dan berniat menyangkalnya.
"Tunggu dulu, kalian jangan salah paham. Tidak ada perbuatan mesum yang kami lakukan di sini, lagipula gadis ini tadi pingsan. Saya hanya membantu membaringkan tubuhnya karena dia ambruk dan tidak sadarkan diri," sangkalnya sungguh-sungguh.
"Alah, jangan bohong kau anak muda, kami tahu siasat kalian. Kalian pasti akan melakukan perbuatan mesum, tapi karena keburu ada kami yang memergoki, kalian pura-pura bersandiwara dengan mengaku bahwa gadis ini pingsan. Padahal kalian akan melakukan perzinahan," tudingnya tidak mau disangkal.
Karena suara orang itu keras dan kencang, sehingga sampai terdengar keluar. Hasya dan Nagi yang masih ngopi, bangkit dan berhamburan menuju rumah Zila, begitupun wanita pemilik warung yang notebene tetangga terdekat Kobar dan Zila, sangat penasaran dan menghampiri rumah Zila yang mulai riuh.
Bersamaan dengan itu, Zila yang sempat pingsan mulai menggerakkan tubuhnya dan sadarkan diri. Dia sempat terkejut karena di dalam ruang tamunya sudah banyak orang, terutama tetangga dekatnya.
"Ada apa ini, kenapa banyak orang?" Zila heran sembari menatap sekeliling. Saat tatapan matanya menuju Naga, Zila semakin dibuat heran dan penasaran, ada apa ini sebenarnya dan kenapa pria tampan itu masih berada di rumah Pamannya. Kira-kira seperti itu pertanyaan di dalam hatinya. Dengan tubuh yang masih sakit dan demam yang dirasakan, Zila bangkit dan duduk dengan benar.
"Nah itu dia tersangka mesumnya, pura-pura bangun dari pingsan untuk mengelabui kita," tuding warga yang lain masih berprasangka buruk.
"Eh, ada apa dengan kalian, kenapa kalian menuding saya mesum? Orang saya lagi sakit dan baru tersadar dari pingsan kok. Lagipula untuk apa kalian di depan rumah Paman Kobar, apakah kalian ingin membuat gosip tidak benar tentang kami?" balas Zila mendengus kesal diiringi ringisan kecil sebab tubuhnya memang sedang sakit.
"Ada apa ini Neng Zila?" Wanita pemilik warung tiba-tiba menyeruak masuk ke dalam rumah Kobar.
"Ada apa dengan kalian, kenapa ada di depan rumah Kang Kobar?" heran wanita pemilik warung mengalihkan pertanyaan pada warga sekitar yang sudah ada di ruang tamu rumah Kobar.
"Ini si Zila tetangga kesayanganmu akan melakukan perbuatan mesum dengan lelaki muda ini. Untung saja kami keburu datang. Kalau tidak, pasti mereka sudah melakukan perbuatan zina di rumah ini. Dan jika mereka sudah melakukan perzinahan, maka kita juga sebagai tetangga dekat rumahnya akan kena dampaknya," sungutnya kesal dengan muka yang berang.
"Kalian ini jangan menuduh Neng Zila sembarangan, dia tidak seperti itu. Kalian menuduhnya karena kalian terlanjur benci dan selalu berprasangka buruk karena pekerjaan Neng Zila, kan?" bela wanita pemilik warung itu pasang badan.
"Kamu selalu membelanya Zuli, karena kamu memang ada hati sama Pamannya, kan?" tuding salah satu warga pada wanita pemilik warung yang ternyata bernama Zuli.
"Aku tidak membelanya, memang pada kenyataannya Neng Zila tidak seperti apa yang kalian sangkakan, kalian itu terlalu picik. Tidak semua perempuan yang bekerja di kafe melakukan pekerjaan mesum, apalagi Neng Zila bekerja di kafe Pamannya sendiri. Mana mungkin seorang Paman tega membiarkan keponakanya melakukan pekerjaan tidak benar," ujar Zuli melakukan pembelaan lagi pada Zila.
"Alahhhh, sok tahu kamu. Pastinya si Kobar merahasiakan dan mendukung perbuatan si Zila karena butuh uang untuk membayar hutangnya yang besar itu pada Juragan Desta, bukan?"
"Kalian yang sok tahu, jangan bikin onar di rumah orang, sana pergi kalian," usir Zuli mengibas-ngibas tangannya untuk mengusir tetangganya yang sejak tadi menuding Zila tidak benar.
"Ngaku saja kau Zila, kalian barusan akan melakukan perbuatan mesum, kan? Kalau sudah tidak kuat berbuat mesum, kenapa tidak di kafe Pamanmu saja, daripada di sini hanya akan membawa petaka pada tetangga dekat rumahmu saja."
"Kalian ini memang tetangga tukang gosip, aku tidak melakukan apa yang kalian tuduhkan. Lagipula aku tadi benar-benar tidak sadarkan diri, badanku saja saat ini sedang demam dan sakit." Zila bangkit dan melakukan pembelaan diri.
"Tukang gosip dari mana, kami tadi benar-benar melihat kalian berdua akan melakukan perbuatan mesum. Untung saja kami keburu datang," sungutnya lagi tidak mau kalah.
"Sudah! Kalian tidak perlu berdebat lagi. Kalau kalian tidak percaya bahwa kami tidak melakukan perbuatan mesum, saya rasa tidak masalah. Lagipula saya datang kemari hanya untuk menemui dia karena dia adalah kekasih saya yang sebentar lagi akan saya pinang dan saya nikahi," tegas Naga sembari berdiri penuh wibawa berbicara dengan lantang. Semua orang yang berada di dalam rumah Kobar ternganga tidak percaya termasuk Zila, Hasya, dan Nagi.
Beberapa detik setelah Naga mengucapkan itu, Kobar datang dan merangsek masuk ke dalam rumahnya dan menyaksikan kegaduhan di dalam rumahnya sendiri.
"Ada apa ini? Zi, katakan, apa yang terjadi?" tanya Kobar heran terlebih saat dirinya melihat tiga pemuda tampan berada di dalam rumahnya, sementara dia tidak mengenal dan masih asing.
"Kobar, keponakan tersayangmu tadi kepergok akan melakukan perbuatan mesum dengan pemuda ini. Entah dia tamu yang sengaja dibawa ponakanmu untuk dilayani di sini, atau dia memang benar-benar kekasihnya seperti apa yang diakuinya barusan. Jika memang benar pemuda ini kekasih keponakanmu, maka buktikan jika dia memang benar-benar mau meminang keponakanmu, supaya di rumah ini tidak terjadi perzinahan," tukasnya sembari menatap sinis pada Kobar kemudian pada Zila.
"Tunggu dulu, sepertinya kalian telah salah paham. Mana mungkin keponakanku akan berbuat mesum. Kalian pasti sedang bergosip dan mencari bahan gosip, bukan?" sergah Kobar tidak terima.
"Tidak mungkin bagaimana, jelas-jelas si Zila dan pemuda ini akan melakukan perbuatan mesum, masih saja kau bela. Jika tidak kami pergoki, mereka pasti sudah berzina. Sudahlah jangan mengelak lagi, lagipula pemuda ini akan bertanggung jawab akan meminang dan menikahinya. Jika benar, maka buktikan saja omongannya," tekan salah seorang warga sok tahu.
"Kalian salah paham. Keponakanku tidak mungkin seperti ...."
"Sudahlah Paman, tidak perlu berdebat lagi. Lagipula benar apa kata Ibu ini, saya akan bertanggung jawab dengan meminang dan menikahi keponakan Paman ini. Jadi, mulai sekarang saya akan persiapkan segalanya," ujar Naga sungguh-sungguh memotong ucapan Kobar. Kobar tersentak tidak percaya. Semua orang yang berada di dalam rumah Kobar juga ternganga tidak percaya.
Apa yang akan terjadi selanjutnya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 198 Episodes
Comments
Noviyanti
tetangga banyak bacot, nuduh tanpa bukti. untung si naga bonar mau menikahi zila dan pemilik warung baik banget
2023-10-02
0
Sena judifa
dasar tetangga julid
2023-09-29
1
🦂⃟ᴍɪʟᷤᴀᷤʜᷫ ᶜᵘᵗᵉ ✹⃝⃝⃝s̊S
pesona duda emang tiada tanding😀😁
2023-06-14
1