"Zila, ambilkan handuk gue ke kamar mandi dong. Gue mau berendam di buthtub," suruh Hilda tidak kira-kir padahal semua pekerjaan Zila sudah selesai. Jampun menunjukkan pukul sembilan malam, sudah waktunya istirahat.
Tiba-tiba Zila membungkuk seraya menahan perut bawahnya yang sakit.
"Aduhhh, aduhhh, ahhhhh, sakittt," ringisnya seraya menahan perut bawahnya yang tentu saja pura-pura sakit. Hilda menoleh heran, lalu dia berteriak pada Mamanya.
"Mamaaaa, ini lihat, perempuan kampung ini kesakitan. Cepat, Ma! Bi Rani, Bi Rana kemarilah," teriak Hilda panik yang melihat Zila seperti benar-benar kesakitan.
"Awwww, sakittttt," ringisnya.
Bu Hilsa, Bi Rani dan Bi Rana bermunculan dengan wajah panik dan kaget.
"Kenapa ini, Sayang?" Bu Hilsa bertanya pada Hilda khawatir dia telah melakukan KDRT fisik pada Zila sang menantu yang selalu dia anggap sampah.
"Non Zila, kenapa Non?" Bi Rani dan Bi Rana menghampiri Zila dan mengangkat tubuhnya menuju sofa ruang tengah untuk dibaringkan.
"Saya hanya keram, Bi. Sepertinya janin dalam kandungan saya kena guncangan akibat terlalu lelah," tukasnya membuat semua orang di sana terbelalak tidak percaya termasuk Naga dan Pak Hasri yang baru saja pulang dari luar kota, tercengang mendengar pengakuan Zila.
"Apa, perempuan kampung ini hamil?" pekik Bu Hilsa tidak percaya.
Naga yang baru saja pulang, menghampiri Zila dan menatapnya tidak percaya. Naga menduga bayi yang dikandung Zila bukan darah dagingnya melainkan milik pria-pria hidung belang di luar sana.
"Benarkah apa yang kamu katakan?" Naga bertanya dalam mode tidak yakin.
"Benar Kak. Aku hamil dan ini anak kita," jawabnya meyakinkan dengan wajah yang dibuat sememprihatinkan mungkin.
"Aku tidak percaya, jangan-jangan kamu hamil anak lelaki diluaran sana, kemudian mengaku hamil anak Naga," sangkal Bu Hilsa.
"Bagaimana saya hamil anak dari laki-laki lain sementara saat itu saya lagi datang bulan? Jadi, jelas ini anaknya Kak Naga," aku Zila bersemangat. Naga dan Pak Hasri membelalakan matanya masih tidak percaya.
. "Benarkah ini Naga? Apakah kamu sudah menggaulinya?" Bu Hilsa menatap tajam ke arah Naga dengan tatapan yang mengancam
"Iya, saya hamil. Dan bayi yang saya kandung adalah bayinya Kak Naga. Tadi sebelum dipanggil anak perempuan Ibu, saya sudah memeriksa dengan tes kehamilan dan hasilnya positif garis dua," tukas Zila meyakinkan.
"Naga, sudah Mama katakan jangan gauli dulu gadis kampung ini. Tapi kenapa kamu tidak mengindahkan apa kata Mama?" Bu Hilsa balik menyerang Naga dengan wajah yang garang.
Naga merasa terfitnah dengan semua pengakuan Zila. Lantas dengan berpura-pura bahagia dia menghampiri Zila dan meraih tanga Zila lalu mengajaknya ke atas ke kamar yang Zila tempati.
Naga menutup dan mengunci kembali pintu kamar itu, lalu menghempas tubuh Zila ke atas ranjang.
"Katakan bahwa semua itu bohong, kamu berbohong bukan? Katakan dengan jujur Zila Arzilla atau kalau tidak, aku akan menalakmu sekarang juga," tegas Naga mengancam.
"Silahkan saja Anda talak saya sekarang. Dengan senang hati saya akan melenggang pergi dari rumah ini. Saya bisa terbebas dari semua tuduhan kalian yang menyakitkan itu," tantang Zila tidak takut membuat Naga tersentak.
Naga menjadi ciut, sebetulnya dia tidak meamiliki keberanian untuk menalak Zila, sebab dasar hatinya yang terdalam ada rasa yang sulit untuk dijabarkan. Rasa apakah itu?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 198 Episodes
Comments
Noviyanti
naga itu sudah cinta, makanya susah buat nalak kamu zila
2023-10-12
1
Sena judifa
besar mulutx aj siular nih kali naga terlalu keren
2023-10-11
1
Retno Anggiri Milagros Excellent
rasa bucin kah Naga..🤭😂😂
2023-08-14
1