Kemarahan

Marvin yang baru sampai di kost-an, Bergegas naik ke kamarnya. Namun begitu sampai depan pintu kamarnya, Marvin menoleh ke belakang melihat pintu kamar Selva yang sedikit terbuka. Melihat hal tersebut membuat Marvin terdiam dan mengingat kejadian di tempatnya bekerja. Karena hal itu Marvin perlahan melangkah mendekati kamar Selva. Dengan ragu-ragu Marvin memegang gagang pintu dan mendieonh pintu sedikit demi sedikit.

"Gadis lima lapan..." panggil Marvin menyembulkan kepalanya ke dalam. Namun tak terlihat ada Selva di dalam kamarnya. Untuk memastikan keberadaan Selva, Marvin pun melangkah masuk dan melihat setiap sudut kamar Selva. Dan alangkah terkejutnya Marvin ketika melihat bantalan target panahan penuh dengan foto pria yang Selva bawa ke kost-an dan ke tempat kerjanya.

Belum terjawab rasa penasarannya, Marvin di kagetkan oleh kedatangan Selva yang tiba-tiba berdiri di belakangnya.

"Berraninya kamu masuk kamar ku!!!"

"E-Gadis lima lapan... Pintu kamar mu tidak terkunci, Aku pikir kamu ada di dalam jadi Aku masuk."

"Sekalipun pintu kamar ku tidak di kunci, Tidak seharusnya kamu masuk ke kamar ku, Lagipula mau apa kamu ke kamar ku, Mau memata-matai ku untuk di jadikan bahan ejekan mu?"

"Bukan begitu, Sebenarnya Aku kesini karena merasa bersalah atas ucapanku di coffee shop, Aku mau minta maaf padamu, Maafin Aku yah kalau telah menyinggung perasaan mu."

Melihat Marvin meminta maaf dengan sungguh-sungguh Selva pun menganggukkan kepalanya. "Baiklah..." jawabnya singkat.

"Terimakasih gadis lima lapan, Kalau begitu Aku kembali ke kamar ku, Ini sudah larut malam." dengan perasaan tegang Marvin melangkah keluar, Ia masih merasa penasaran dengan foto-foto di bantalan target panahan yang telah tertancap anak panah. Bahkan saking penasarannya Marvin berjalan terus melihat ke belakang sehingga menabrak pintu di yang belum ia buka.

"Gubrak... Aowhhh..." ringis Marvin memegangi sudut keningnya.

"Marvin, Kamu tidak papa?" tanya Selva yang bergegas membantunya. Namun tidak seperti biasanya, Kini pandangan Marvin kepada Selva seketika berubah. Marvin yang sebelumnya banyak bicara dan selalu mengejek Selva kini berpikir Selva akan menjadikan dirinya target berikutnya.

"T-t-tidak, Aku tidak papa." saut Marvin yang langsung berdiri dan bergegas keluar seperti orang ketakutan.

"Ada apa dengannya?" batin Selva yang merasa bingung dengan sikap Marvin yang tiba-tiba berubah. Kemudian tanpa sengaja netranya tertuju pada bantalan target panahan yang ada di depannya. Kemudian Selva memikirkan dengan perubahan sikap Galvin.

"Apa dia melihat foto-foto ini sehingga Marvin bersikap aneh?" Selva terdiam menduga-duga penyebab sikap aneh Marvin. Namun beberapa menit kemudian Selva menepis semua itu dan beralih memikirkan Ganindra yang mengatakan akan menceraikan istrinya hari ini juga.

"Apa Ganindra benar-benar akan menceraikan istrinya seperti yang ia katakan? Arghhh kenapa Aku jadi merasa resah seperti ini."

Selva tersentak dari lamunannya ketika ponselnya berdering.

Ia mengambil benda pipih itu dan melihat nama Galvin terera di layar ponselnya. Merasa masih kesal dengan Galvin, Selva kembali meletakkan ponsel itu ke bawah bantalnya.

Tidak mendapat jawaban dari Selva, Galvin pun memutuskan untuk meninggalkan ibunya yang telah tidur, Sebelumnya ia ingin meminta Selva untuk menjaga ibunya selama ia pulang ke rumahnya. Namun karena ia tidak tahan lagi meluapkan kekesalannya pada sang Ayah, Galvin memutuskan untuk meninggalkan ibunya dengan menitipkannya pada perawat.

Dengan penuh kemarahan, Galvin kembali ke rumah dan berteriak memanggil nama Ayahnya.

"Tuan Ganindra!!!"

Ganindra yang baru saja tertidur beberapa menit di sofa ruang tengah terlonjak kaget melihat kesana-kemari seperti orang kebingungan.

"Tuan Ganindra!!!"

Mendengar teriakan Galvin yang semakin dekat, Ganindra menoleh ke arah pintu dan melihat putranya mengepalkan kedua tangannya dengan tatapan penuh kemarahan.

"Galvin..."

"Wanita mana yang membuat Anda sampai tega bertindak begitu sadis kepada Mama?"

"Galvin... Papa bisa jelaskan."

"Apapun yang akan Anda jelaskan tidak dapat merubah kondisi Mama yang kini terbaring lemah di rumah sakit!"

"Galvin... Semua di luar kendali Papa, Papa menyesal, B-bagaima keadaan Mama, Ayo kita kembali ke rumah sakit, Papa ingin melihat keadaannya."

"Tidak perlu! Aku kesini hanya ingin tahu siapa wanita yang membuat Anda begitu tidak sabar untuk bercerai dari mama samoai Anda tega memperlakukan Mama seperti binatang!?"

Ganindra terdiam memikirkan jawaban yang tepat untuk diberikan kepada putranya yang sedang begitu marah. "Apakah Aku harus berbohong untuk sementara waktu sampai amarahnya mereda, Atau ini kesempatan yang bagus untuk lepas dari pernikahan ini?" Ganindra membatin mempertimbangkan jawaban mana yang harus ia berikan kepada putranya.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎ᴹᴿˢ᭄мαмι.Ɱυɳιαɾ HIAT

✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎ᴹᴿˢ᭄мαмι.Ɱυɳιαɾ HIAT

puyeng deh bapak nya galvin

2023-06-12

0

N⃟ʲᵃᵃ࿐𝕴𝖘𝖒𝖎ⁱˢˢ༄༅⃟𝐐

N⃟ʲᵃᵃ࿐𝕴𝖘𝖒𝖎ⁱˢˢ༄༅⃟𝐐

🤔🤔 pusing sendiri

2023-06-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!