Setelah merasa cukup mengusik hati Galvin, Selva pamit pulang.
Tapi sebelum itu Selva menyapa semua teman-teman Galvin yang anggotanya masih tetap sama seperti sewaktu mereka duduk di bangku menengah pertama sehingga mereka tau betul bagaimana masa lalu Selva dan Galvin. Namun dengan kecantikan yang di miliki Selva sejak dulu sepertinya cukup berpengaruh untuk mereka sehingga tidak memandang Selva sebelah mata.
"Gak mau di anterin nih?" tanya salah satu dari mereka.
"Gak usah. Gue biasa sendiri."
"Vin loe bener gak mau nganterin Selva, Kalau loe gak mau biar gue aja." celetuk yang lain.
Galvin hanya terdiam menatap Selva. Perasaan resah, Takut dan sebagainya bercampur menjadi satu di dalam hatinya.
"Yeee... Bengong bae!" ucap yang lain sambil menoyor kepala Galvin dari belakang.
"E-biar gue yang nganterin," ucap Galvin sembari mengusap-usap kepalanya sendiri.
"Beneran loe mau nganterin Selva, Gak takut ketahuan Maria? Ntar Maria tahu makin ngamuk dia."
"Maria tidak akan tahu jika kalian tidak ada yang bicara. Jadi tutup mulut kalian!"
"E-daripada nanti cewek loe marah, Mending gak usah Bin, Gue bisa pulang sendiri kok, Gue kesini kan sendiri masa pulang gak bisa sendiri."
"Nggak Va, Ini udah malam, Bagaimana jika ada orang jahat?"
"Cieee... Masih peduli niyeee..." goda yang lain.
Mendengar itu Selva tersenyum smirk. Ia bertekad akan kembali merebut hati Galvin kembali untuk membalas apa yang sudah Galvin dan keluarganya perbuat kepadanya.
"Diem loe pada!" tidak menghiraukan celoteh teman-temannya Galvin menggandeng tangan Selva dan menariknya keluar meninggalkan mereka.
"Jangan dengerin ucapan mereka, Kamu tahu kan dari dulu mereka begitu."
"Ya Aku tahu. Pertemanan kalian awet banget yah, Dari kelas tujuh sampai sekarang kalian kelas sebelas, Masih bareng aja, Sementara kita..."
Mendengar apa yang Selva katakan Galvin menjadi canggung. Meskipun saat itu cinta mereka bisa di katakan cinta monyet namun hubungan yang kelewat batas membuat satu sama lain memiliki ikatan yang cukup kuat sekalipun mereka sudah lama tidak bersama.
"E-tapi tidak papa Galvin, Aku ikut bahagia kok jika kamu bahagia dengan kekasih mu sekarang, Kita kan bisa temenan. Ya itu pun kalau kamu mau, Kalau tidak..."
"Aku mau." Galvin langsung memotong ucapan Selva dengan yakin. Meskipun perasaan di hatinya masih begitu kacau akan tetapi Galvin tidak ingin pertemuan ini menjadi pertemuan pertama dan terakhir mereka.
"Baiklah... Berteman?" tanya Selva mengulurkan tangannya.
"Ya, Berteman." saut Galvin menjabat tangan Selva.
Meskipun keadaan terasa canggung namun itu awal yang baik untuk Selva masuk kembali kedalam kehidupan Galvin.
"Baiklah ayo, Nanti kemaleman di omelin ibu kost."
"Emang ibu kost nya galak?"
"Gak tau juga sih, Aku juga baru disana, Belum pernah di omelin juga, Tapi takut aja."
Obrolan mereka pun terus berlanjut sepanjang perjalanan.
Galvin yang sebelumnya merasa canggung, Resah hingga curiga seketika lenyap dengan obrolan yang tidak ada habisnya.
"E-stop stop stop!" ucapan Selva mengagetkan Galvin yang sejak tadi mencuri pandang dari Selva.
"Tempat kost ku sudah kelewatan."
"Hah! Kok bisa?"
"Keasyikan ngobrol sampai lupa, Hehe."
Galvin ikut tersenyum dan memundurkan mobilnya.
"Aku turun di sini gak papa, Kelewat nya tidak jauh kok."
"Gak papa, Kan biar Aku tahu juga tempat kost mu."
"Memang kalau tahu mau ngapain?" goda Selva.
"A-e kata-nya kita teman masa teman gak boleh main atau sekedar jemput?"
"Hehe boleh, Aku hanya bercanda, Lagipula tempat kost ku bebas kok, Banyak juga tuh yang bawa cowoknya ke kostan."
"Hah jadi kamu..."
"Nggak lah, Aku tidak ingin mengulangi kesalahan."
Mendengar itu Galvin langsung diam seribu bahasa. Mengingat kembali kesalahan yang mereka lakukan di masa lalu.
"Nah ini kost-an nya."
Galvin pun menghentikan mobilnya dan melihat dari kaca mobilnya. Ia memperhatikan kost-an tiga lantai dengan di kelilingi pagar besi yang cukup tinggi.
"Mau mampir?" tanya Selva sembari membuka pintu mobil.
"E-mungkin lain kali," saut Galvin yang cukup merasa kaget dengan pertanyaan Selva.
"Baiklah, Terimakasih ya."
Galvin menganggukkan kepalanya tanpa berniat turun dari mobilnya. Namun Galvin tidak langsung pergi dari sana. Ia terus menatap Selva hingga ia masuk kedalam kost-an dan tak terlihat lagi oleh pandangannya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
mamae zaedan
persiapkan dirimu galvin,,,
wkwkwkwkwk,,,, tertawa jahat😶😐
2023-11-05
0
⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾
Lanjut 👍👍
2023-06-02
0
ria
semangat thor
2023-06-01
0