Perangkap Cinta

Mendapat tatapan tajam dari Ganindra Selva semakin panik.

Keringat dingin mulai bercucuran dan kedua tangannya saling terpaut meremad-remad jemarinya satu sama lainnya. Apalagi ketika Ganindra mendekatinya Selva memejamkan mata dan bersiap menerima kemarahannya.

"Maaf jika Hilda membuat mu takut."

"Hah!" Selva yang terkejut dalam hati langsung membuka matanya. Ternyata Ganindra sama sekali tidak mencurigainya melainkan mengira dirinya takut karena Hilda mencoba menyerangnya.

Karena hal itu juga, Selva membiarkan Ganindra saat meraih tangannya dan membuat kepalanya bersandar di pundaknya.

Dengan lembut Ganindra mengusap-usap kepala Selva dan kembali meminta maaf atas apa yang baru saja di alami.

"Maafkan Aku Tiana, Aku benar-benar tidak menyangka jika Hilda akan datang, Seseorang pasti telah memberitahunya tentang keberadaan kedekatan kita."

"Kamu telah membohongiku Tuan," ucap Selva yang kemudian melepaskan pelukannya dan berjalan mundur beberapa langkah.

Ganindra terperangah melihat Selva yang terlihat begitu kecewa kepadanya.

"Tuan bilang jika rumah tangga Tuan dan Nyonya Hilda hanya sebatas status diatas kertas, Tapi yang ku lihat pernikahan kalian baik-baik saja bahkan Tuan menjelaskan pada Nyonya Hilda dengan mengatakan jika Aku hanyalah Asisten Pribadi Anda."

"Tiana... Aku bisa jelasin..."

"Maaf Tuan, Aku tidak bisa, Aku tidak bisa menjadi perusak rumah tangga orang." setelah mengatakan itu, Selva melangkah mundur dan berbalik badan meninggalkan ruangan.

Dengan cepat Ganindra berlari mengejar Selva dan mencoba menjelaskan dengan berbagai macam alasan. Namun Selva tidak memberinya kesempatan.

"Jika Tuan masih mengejarku, Aku akan menjatuhkan diri sekarang juga!" ancam Selva sembari melirik ke tangga darurat.

Mendapat ancaman tersebut Ganindra pun tak lagi mengejar Selva dan hanya bisa melihatnya pergi meninggalkannya melalui lift pribadinya.

Didalam lift, Selva tersenyum mengingat bagaimana Ganindra mengejarnya. Sebenarnya hubungan antara Ganindra dan Hilda masih baik atau tidak bukanlah sesuatu yang penting untuknya, Karena yang terpenting untuknya adalah bagaimana menyiksa perasaan Ganindra dengan menarik ulur cintanya.

"Hemm... Kini giliran putranya yang harus masuk kedalam perangkap cintaku," ucap Selva yang telah sampai di tempat yang telah Galvin tentukan. Tepatnya di sebuah Coffee shop yang berada di pusat kota.

Setelah mendengar kabar putusnya jalinan cinta Galvin dan Maria ini kesempatan terbaik untuk Selva kembali menherat Galvin dengan perangkap cintanya.

Tidak seperti kepada Ganindra yang menunjukkan wajah palsunya, Di depan Galvin Selva lebih bersikap apa adanya, Hanya bedanya ia harus bersikap lebih dewasa dari usia ketika saat mereka masih pacaran dulu.

Melihat kedatangan Selva, Galvin langsung berdiri dan menyambutnya dengan gembira.

"Apa kamu sudah lama menunggu?" tanya Selva yang langsung menempelkan pipinya ke kanan kiri pipi Galvin secara bergantian.

Mendapat sambutan dengan menci'um pipi kanan dan kirinya Galvin tersenyum canggung menatap Selva, Ia merasakan perasaan lain dari biasanya.

"Ada apa Galvin, Kenapa menatap ku seperti itu?"

"E-tidak, A-aku hanya sedang berpikir kenapa kamu bisa bersikap seperti tidak pernah terjadi apa-apa dengan kita?"

"M-maksud nya?"

"Selva, Selain kita pernah menjalin cinta Aku dan keluarga ku juga telah membuat mu menderita, Kenapa kamu bisa bersikap seperti ini, Seperti Aku tidak pernah menyakiti mu?"

"Galvin kenapa kamu masih saja membahas tentang itu, Bukankah sudah seringkali ku katakan jika kita harus melupakan apa yang sudah terjadi di masa lalu?"

"Iya tapi..."

"Tidak ada tapi Galvin, Kamu meminta ku kesini untuk menyembuhkan luka di hatimu karena putus dari Maria kan, Maka sekarang mendekatlah Aku akan menyembuhkannya." dengan agresif Selva menarik jaket kulit Galvin hingga membuatnya sedikit menindih tubuh Selva dan menjadikan wajah keduanya nyaris beradu.

Tatapan mata keduanya pun tak bisa di hindarkan. Dari dalam mata itu juga, Keduanya kembali melihat kenangan indah saat mereka bersama, Dimana kala itu gelora asmara dalam diri mereka begitu membara. Mengingat itu semua Galvin langsung mendaratkan bibirnya ke bibir Selva yang juga tidak menolaknya, Keduanya pun saling memagut dengan penuh gai rah. Cukup lama keduanya menikmati tautan bibir itu sampai aksi mereka terhenti saat pelayan datang menegurnya.

"Bisa kalian lakukan ini di tempat lain?"

Pertanyaan itu mengagetkan keduanya. Terutama Selva yang seolah baru sadar dengan apa yang ia lakukan. Terlebih saat melihat pelayan itu yang tak lain adalah Marvin tetangga kamar kost nya. Membuat Selva yang semula tidak peduli dengan penilaian Marvin, Kini merasa canggung karena Marvin melihat apa yang baru saja ia lakukan.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

mamae zaedan

mamae zaedan

tetangga kepo ada dimana2,,, 🤣🤣

2023-11-06

0

✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎ᴹᴿˢ᭄мαмι.Ɱυɳιαɾ HIAT

✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎ᴹᴿˢ᭄мαмι.Ɱυɳιαɾ HIAT

marvin selalu saja nongol pada saat tertentu kayak hantu🤣🤣🤣🤣🤣

2023-06-09

0

N⃟ʲᵃᵃ࿐𝕴𝖘𝖒𝖎ⁱˢˢ༄༅⃟𝐐

N⃟ʲᵃᵃ࿐𝕴𝖘𝖒𝖎ⁱˢˢ༄༅⃟𝐐

🤣🤣🤣🤣🤣 ketemu lg dg tetangga kepo

2023-06-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!