Step to Peace

Yerin terkejut bukan main saat Seokjin tepat berada di samping pintu kaca, dengan wajah yang tak kalah polosnya seperti dinding rumah sakit. Menghindari adu mulut berlebihan, Yerin memilih membuang napas panjang karena setelah ini dia juga harus berhadapan dengan biang emosinya yang lain.

"Kau tidak lembur?" Seokjin bertanya dengan nada heran.

Jangan bicara

Jangan menyahut

Anggap tidak ada

Rapalan kalimat mirip mantra pelindung itu Yerin ucapkan secara diam-diam. Namun harus berakhir gagal, karena Seokjin langsung menghadangnya. Jelmaan tiang bendera itu menuntut jawaban dari dirinya, jika bukan karena jabatan yang menyokong nya itu. Yerin tidak akan segan untuk menendang tulang keringnya hingga berbunyi 'krak'. Lagipula kenapa harus muncul di jam-jam seperti ini sih, bukankah hari ini Seokjin mengambil cuti? Seharusnya pemuda bermarga Kim itu tidak menampakkan diri hingga esok hari.

"Aku sudah menyelesaikan semua tugas tanpa terkecuali. Jadi biarkan aku pulang ya, leader?" Yerin berucap dengan nada semanis mungkin, benar-benar ingin muntah rasanya.

Seokjin seketika diliputi perasaan ngeri bercampur ingin tertawa. Yerin pasti sedang sangat dongkol kepada nya, karena waktu berharga Yerin harus terpotong hanya untuk meladeni ocehan nya itu.

"Kau itu tidak ada pantas-pantas nya bersikap imut seperti itu, yang ada kau malah mirip dengan manusia purbakala."

"Leader_nim, bisakah untuk sehari saja tidak usah mempedulikan aku? Aku benar-benar tidak ingin 'bercanda' dengan mu." di setiap kalimat Yerin itu, dipenuhi dengan ucapan penekanan.

Tapi pada dasarnya Seokjin yang bebal, sebanyak apapun Yerin merengek Seokjin tidak akan menyerah sebelum gadis itu menangis heboh dibuatnya.

"Sebenarnya kak Irene terkena sihir apa sih bisa berpac..."

Seokjin lupa jika aibnya juga berada di tangan Yerin, dengan kecepatan penuh Seokjin menutup mulut Yerin agar gadis itu berhenti mengucap kalimat mematikan itu. Bisa ditebak bagaimana Yerin ingin menggigit tangan besar Seokjin yang dengan kurang ajarnya mendarat di bibir manis nya itu. Namun sayang seribu sayang, tangan Seokjin terlampau erat untuk menutup bibir mungilnya itu, membuatnya harus menggelepar mirip ikan yang terlepas dari habitat nya. Yerin harus berjingkrak-jingkrak dengan hebat karena target kedua nya ada dagu Seokjin yang harus bisa dia taklukan.

Hingga dirinya menahan tangis saat Seokjin dengan mudahnya menyeret tubuhnya untuk menjauh dari ruang tempat nya bekerja. Niat hati adalah ingin bernegosiasi dengan Yerin, tapi perempuan itu sudah memikirkan banyak hal-hal aneh. Mungkin saja jika Seokjin memiliki keahlian untuk membaca isi kepala Yerin, tentu saja batas kesabarannya akan turun menjadi nol koma persen.

"Berhenti menggeliat seperti ular sawah, bodoh."

Yerin terhenyak, apa katanya tadi? Ular sawah?

Yerin tak habis pikir dengan pemikiran abnormal Seokjin ini, atau memang Seokjin itu sudah kehabisan akal untuk membuatnya tetap tenang dengan menyamakannya dengan ular sawah. Jika Yerin ular sawah, maka Seokjin adalah belut listrik.

"Mari kita bernegosiasi okay?"

Seokjin tetap membekap mulut Yerin kendati Yerin ingin berusaha mengambil suara.

"Aku lepaskan tapi jangan berteriak, kalau sampai berteriak maka aku akan membuatmu lembur seumur hidupmu, mengerti?"

Sedikit berpikir sebelum akhirnya mengiyakan, membuat Yerin harus berpikir keras negosiasi apa yang akan terjadi antara dia dan juga Seokjin. Rasa-rasanya Yerin ingin sekali menghilang dengan sekali jentikan jari.

Sudahlah, berhenti berangan-angan dan hadapi saja Kim Seokjin ini.

Setelah Seokjin benar-benar melepaskan bekapannya, Yerin kembali menjadi tenang, namun tidak dengan tatapannya. Gadis itu memang terkenal memiliki tatapan sinis, lebih sinis dari pemeran antagonis di drama-drama.

"Berhenti menatapku seperti itu."

"Cepatlah berbicara leader, aku tidak punya banyak waktu."

"Huh, kau akan berkencan dengan Taehyung kan?"

Yerin sukses ingin menggeplak mulut Seokjin dengan besi berkarat. Pemuda itu malah dengan lantang mengatakan hal yang bisa saja memicu dunia perghibahan jika saja ada orang di sekitar mereka.

"Jangan bercanda," ucap Yerin setengah menjerit.

"Jangan berbohong padaku, aku tahu semuanya kok. Kau kira hanya kau saja yang tau tentang aib ku. Jadi berhentilah memasang wajah menjengkelkan itu. Mari bernegosiasi, semakin cepat maka semakin bagus."

Benar juga, Yerin juga tidak mungkin membuat Taehyung menunggu lebih lama lagi. Melirik jam yang melingkar di tangannya, ada kisaran 10 menit sebelum akhirnya dirinya benar-benar bisa datang tepat waktu.

"Jadi?"

"Ikuti saja kemauan Taehyung dan dia tidak akan menyusahkan mu lagi."

"Hah?"

Yerin tidak paham dengan ucapan Seokjin barusan, benar-benar tidak paham. Kenapa terdengar sangat melenceng seperti ini? Yerin bahkan tidak tau apa tujuan Taehyung ingin menemuinya. Kenapa Seokjin yang notabene nya jauh dari jangkauan Taehyung bisa tahu menahu tentang hal tersembunyi milik Taehyung.

"Kau ini benar-benar tidak peka ya? Kau jelas tau kan kenapa Taehyung bisa sampai uring-uringan seperti itu? Itu semua karena kesalahpahaman mu,...."

Seokjin sebenarnya malu jika harus kembali mengingat hal yang membuatnya ketahuan oleh Yerin jika Irene memiliki hubungan spesial dengan dirinya. Ya daripada hubungan nya dengan Irene berimbas merugikan, lebih baik Seokjin mengungkapkan semuanya. Saat itu raut wajah Yerin juga tidak bisa terdeteksi dengan benar. Seokjin tidak tahu apakah Yerin memahami benar apa maksud dari tingkah aneh Taehyung akhir-akhir ini atau gadis itu memang tipe perempuan yang kelewat tidak peka dan masa bodo. Yerin yang mendengarnya penjelasan Seokjin saat itu juga seperti sedang mendengarkan sebuah berita cuaca.

"Ya aku paham, aku memang sedang menunggu hal ini sih," Yerin berucap kelewat lirih.

Lirih namun masih bisa di dengar oleh Seokjin lalu berakhir dengan tatapan shock dari dirinya. Berarti selama ini Yerin sedang bermain-main dengan Taehyung atau lebih tepatnya Yerin sedang mencoba menarik ulur perasaan Taehyung?

"Astaga, jadi..."

"Hanya ingin memastikan sesuatu, tapi terimakasih sudah diingatkan. Jadi, ini negosiasi nya?"

"Tidak jadi, sudah sana pergi. Jangan membuat Taehyung kembali merajuk. Aku jadi ikutan pusing memikirkannya."

Lah...

Blank

Yerin mematung kendati Seokjin sudah melangkah menjauh darinya. Terlalu terkejut dengan reaksi Seokjin tadi. Lagipula apa hubungan antara Taehyung dengan membuat Seokjin menjadi pusing? Keduanya bahkan bukan satu keluarga, hanya memiliki marga yang sama. Tapi jika dipikir-pikir, kemiripan keduanya memang ada sih. Menghilangkan pikiran aneh yang mulai berkerumun di kepalanya, Yerin akhirnya melangkahkan kakinya untuk pergi menemui Taehyung. Selama di perjalanan, Yerin banyak merenungkan tindakannya akhir-akhir ini. Dirinya tidak menyangka sama sekali jika perbuatannya itu bisa berimbas pada Seokjin. Taehyung tidak mungkin juga kan bercerita banyak pada Seokjin, terlebih lagi kedua nya jauh dari kata 'dekat'.

Atau mungkin....

Mungkin?

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!