Kabar buruk.
Yerin sakit.
Dan penyebabnya adalah karena Manajer Lee.
Seokjin yang mendapatkan kabar tersebut seketika menghampiri Sejeong, kembali menanyakan keadaan Yerin.
"Yerin sungguh sakit? Benar-benar sakit?"
"Pak Seokjin..."
"Berhenti memanggilku Pak, Sejeong. Kau ini..." Seokjin bersiap menggeplak Sejeong dengan map namun dia urungkan jika tidak ingin kehilangan informasi.
"Jelaskan padaku, kenapa Yerin bisa sampai sakit?"
"Leader kira Yerin itu jelmaan siluman apa? Yerin sakit begini juga ulah dari siapa? Awas saja kalau sampai tersangkanya tertangkap, aku akan menjadi orang pertama yang menjambak rambutnya sampai botak"
Dua hari setelah mendapatkan Surat Peringatan (SP) dari Manajer Lee. Yerin tumbang dan tidak bisa masuk kerja, Sejeong mendapatkan informasi itu langsung dari Yerin. Sebelum akhirnya ponsel Yerin dinyatakan mati tak bisa dihubungi sama sekali.
Seokjin yang mendapatkan penjelasan itu seketika menggebrak meja, membuat Sejeong berjengit kaget dan wajah sedikit ketakutan.
"Ye...Yerin sempat datang ke ruang pemantauan CCTV, tapi tidak mendapatkan hasil apapun. Dia sepertinya dipersulit oleh petugas disana," cicit Sejeong.
Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Seokjin pergi meninggalkan Sejeong. Pemuda itu sepertinya akan pergi ke ruang pemantauan CCTV, melihat gelagatnya lengkap dengan aura tak mengenakan. Mudah-mudahan Sejeong tidak salah bicara tadi dan tidak menimbulkan masalah baru. Dari sekian banyak orang di divisi Editorial, Seokjin adalah orang yang paling mempedulikan Yerin. Meski di luar sering kali tidak terlihat akur dengan Yerin. Namun pemuda itu sebenarnya begitu peduli dan sayang pada Yerin. Seokjin sudah menganggap Yerin seperti adiknya sendiri.
Jadi saat melihat Yerin dalam kesulitan, sebisa mungkin Seokjin membantu gadis itu secara diam-diam. Mungkin yang ada di pikiran Seokjin saat ini adalah 'orang yang sudah membuat Yerin berada dalam kesulitan maka akan berhadapan denganku secara langsung. Hanya aku saja yang boleh menjahilinya.'
Dan benar saja tebakan Sejeong, Seokjin datang ke ruangan pemantauan CCTV. Menggertak semua petugas yang ada disana. Sedikit membuat kekacauan sebelum akhirnya mendapatkan apa yang dia mau.
"Jika terjadi sesuatu pada Yerin, maka kalian semua akan aku seret ke dalam masalah ini juga. Paham?"
Semua orang yang ada di dalam ruangan itu mengangguk, tidak ada yang berani bersuara. Tatapan mengintimidasi Seokjin benar-benar sangat menakutkan. Bahkan intonasi suaranya bisa membuat buluk kuduk meremang.
Setelah mendapatkan apa yang dia inginkan, Seokjin segera pergi ke ruangan Manajer. Berencana untuk menjelaskan semua kesalahpahaman ini. Saat membuka pintu ruang Manajer, Seokjin dikejutkan dengan keberadaan Taehyung.
Taehyung? Kenapa dia berada di ruangan Manajer Lee?
"Apa yang kau lakukan disini?"
"Mencoba memberikan sedikit masukan." ucap Taehyung sambil tersenyum kecil.
"Kau datang kesini juga karena masalah Yerin?" kali ini giliran Manajer Lee yang berbicara.
"Anda keberatan?"
Seokjin mendekat, sungguh demi apapun wibawa dari seorang Manajer Lee tidak berpengaruh sama sekali di hadapan Seokjin.
"Silakan periksa ini."
Pemuda itu menyerahkan benda kecil berisikan rekaman yang mengarah langsung ke ruangan tempat Yerin bekerja.
"Anda akan mendapatkan jawaban atas kerja keras yang dilakukan Yerin selama ini. Dan satu lagi, saya sendiri yang akan mengusut orang yang sudah membuat bawahan saya menjadi tersangka atas tuduhan yang tak mendasar."
Saat Seokjin bersiap untuk meninggalkan ruangan Manajer Lee, pemuda itu melirik ke arah Taehyung.
"Tinggalkan tempat ini, kau hanya membuang waktu berhargamu di hadapan orang itu."
"Ya, kurasa memang begitu. Saya permisi Manajer Lee." Taehyung berpamitan dan membungkukkan badan.
Sepeninggalan Seokjin dan juga Taehyung, Manager Lee meremat kedua tangannya dengan geram. Harga dirinya merasa diinjak-injak. Mengumpat dan melempar beberapa map yang ada di meja kerjanya.
"Aku benar-benar dipermalukan oleh dua bocah ingusan. Keparat."
Dari luar Seokjin dapat mendengar bunyi gaduh yang berasal dari ruangan Manajer Lee. Baik Seokjin maupun Taehyung memang tidak langsung pergi meninggalkan tempat. Keduanya berdiam diri selama beberapa menit, menunggu reaksi dari Manajer Lee. Dan sesuai dugaan Seokjin, pak tua yang memiliki kisaran usia 45 tahun itu merasa tersinggung dengan ucapan mereka berdua. Keduanya akhirnya pergi dengan senyum puas di wajah masing-masing.
"Kali ini giliran penggemar gilamu, Taehyung."
"Penggemar?"
"Kau akan tahu nanti, mau ikut menyaksikan drama gratisan?"
"Tidak."
"Kau akan menyesal nanti." ucap Seokjin dengan nada misterius.
Taehyung menghentikan langkahnya, melihat punggung Seokjin yang perlahan menjauhinya. Merasa penasaran sebenarnya, tapi Taehyung tidak suka berkerumun layaknya semut pekerja. Gemas sendiri dengan rasa penasarannya, akhirnya Taehyung mengejar Seokjin yang semakin jauh darinya.
Seokjin yang mendengar ada derap langkah dari arah belakang, diam-diam tersenyum kecil. Punya rasa penasaran juga anak itu.
"A...aku hanya ingin tahu siapa orang yang mengaku-ngaku sebagai penggemarku itu." Taehyung berucap saat mendapati tatapan bertanya dari Seokjin.
"Baiklah, Kak Taehyung... aku juga sangat penasaran loh." suara Seokjin benar-benar terdengar menjijikkan di telinga Taehyung.
"Berhenti menggodaku."
"Baik, Kak."
"Terserah."
Seokjin tertawa lepas dan menikmati wajah masam Taehyung. Sedikit bergurau sebelum akhirnya kembali serius dengan masalah berikutnya.
Seokjin membawa Taehyung ke ruangannya setelah tadi menghubungi Sejeong agar membawa seseorang datang ke ruangannya. Sepuluh menit menunggu, pintu ruangan Seokjin terbuka, menampilkan wajah Sejeong dan satu wajah yang cukup asing bagi Taehyung.
"Sejeong, temani aku di dalam sini. Kau ada waktu luang kan?" Sejeong yang memang belum memahami keadaan hanya mengangguk menuruti ucapan Seokjin.
"Duduklah, Song Nara."
Gadis bernama Song Nara menurut dengan gerakan seanggun mungkin. Oh astaga, ingin muntah saja rasanya Seokjin. Diam-diam Seokjin menendang pelan kaki Taehyung, mencoba mengirimkan sinyal.
"Apa kau tahu kenapa aku memanggilmu ke ruanganku?"
"Tidak, leader." suara centil khas perempuan.
Mungkin jika manusia di depannya ini adalah laki-laki, Seokjin dengan senang hati sudah menghadiahinya dengan bogeman mentah saking kesalnya.
Seokjin terlihat memasukkan sesuatu ke dalam laptop miliknya, lalu mengubah arah laptop untuk diperlihatkan pada Nara.
"Perhatikan baik-baik rekaman CCTV itu."
Wajah yang sedari tadi terlihat malu-malu seketika berubah, begitu Nara tahu apa yang ada di rekaman CCTV itu. Semuanya terlihat begitu jelas. Seokjin memberi isyarat pada Taehyung untuk berada di samping Sejeong. Taehyung menurut dan ikut serta melihat rekaman CCTV.
"Tunggu dulu, jadi.... jadi kau pelaku yang membuat Yerin mendapatkan SP?" Sejeong maju dan bersiap menarik paksa surai Nara namun berhasil ditahan oleh Taehyung.
"Perempuan sialan," Sejeong berteriak untuk meluapkan emosinya.
"Apa kau tahu bagaimana menderitanya Yerin mengerjakan itu semua hah? Apa otakmu tertinggal di rumah? Atau kau memang tidak punya otak?"
Nara yang sudah tertangkap basah hanya bisa menunduk, kedua tangannya saling bertautan.
"Kau iri padanya? Setidaknya pakai otakmu sebelum bertindak sejauh ini, kau...." ucapan Sejeong tertahan oleh Taehyung.
"Manajer Lee pasti akan menanganinya, berhenti membuang-buang waktu untuk hal ini." Taehyung menarik Sejeong untuk keluar dari ruangan Seokjin sebelum benar-benar keluar, Taehyung berhenti sejenak dan memandang tajam ke arah Nara.
"Seharusnya aku abaikan saja kau sedari awal."
Taehyung mengenal gadis itu, karena beberapa bulan yang lalu secara tidak sengaja Taehyung mendapatkan bantuan kecil saat dirinya terdesak karena suatu hal. Taehyung berterima kasih akan hal itu. Namun dirinya tidak menyangka jika Nara bisa sampai salah paham dengan perlakuannya itu.
"Kau gadis yang mengerikan." ucap Taehyung dan menutup pintu ruang Seokjin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments