Kafe yang dimaksud Sejeong terletak di depan kantor. Cukup menyeberang jalan dan kau akan sampai. Saat pintu kafe dibuka, suara lonceng kecil di atas pintu mengalun merdu. Yerin menurut pada langkah temannya. Saat maniknya menjelajah, tanpa sengaja maniknya menemukan sosok yang sama di ruang rapat tadi.
Taehyung?
Ini rekor baru untuk Yerin, mengenali seseorang yang baru saja dikenalnya hanya dari jarak jauh. Dengan segelas americano, sebuah buku dan kaca mata bertengger manis di pangkal hidungnya. Yerin bisa merasakan aura yang berbeda jika Taehyung seperti ini. Tepukan lembut Sejeong membuyarkan imajinasi Yerin. Lalu membawa Yerin untuk menemui seseorang.
Bukan Taehyung yang berada di hadapannya sekarang, tapi orang lain. Dia Hoseok, pria yang mungkin menyandang sebagai pemuda yang ramah. Hoseok tersenyum padanya. Mempersilakan dirinya duduk, dan di detik berikutnya Sehun, kekasih Sejeong datang dengan membawa 4 minuman. Entah kenapa Yerin sedikit kecewa jika orang yang akan ditemuinya ternyata bukan Taehyung. Yerin kira dengan keberadaan Taehyung yang sama-sama berada di kafe itu, tujuannya karena mereka berdua akan bertemu. Percaya diri sekali sih Yerin ini.
"Double date?"
"Double date pantatmu!"
Hoseok seketika menarik alisnya terkejut. Ini kali kedua sih dirinya bertemu secara langsung dengan Yerin. Saat berada di ruang rapat tadi, Hoseok menilai Yerin sebagai wanita yang anggun. Namun saat diluar kantor, predikat anggun itu sepertinya harus dibuang.
"Jangan menatapku seperti itu. Aku tidak akan mengigitmu." sengit Yerin saat dirinya mendapatkan tatapan kurang mengenakan dari Hoseok.
Tak pelak ucapan Yerin berhasil membuat Sehun tertawa keras.
"Jangan tertipu dengan penampilannya yang tenang. Dia itu iblis kalau sudah diluar."
"Dan yah, kau yang akan jadi manusia pertama yang akan aku seret ke dalam neraka." sengit Yerin.
Ucapan Yerin juga mempengaruhi suasana hati Hoseok. Pemuda itu tersenyum saat mendengar bagaimana interaksi Yerin dengan teman kerjanya. Sepertinya mereka berteman dekat dengan Yerin. Melihat bagaimana Yerin berbicara santai dan melontarkan beberapa candaan yang hampir membuatnya berpikir ulang jika gadis yang saat ini berada di depannya adalah gadis yang sama yang dia temui di ruang rapat tadi. Tidak hanya pintar dalam hal bekerja, dia juga pandai dalam mencairkan suasana. Selama ini, Hoseok terlalu monoton dalam bekerja. Seperti tidak memiliki sesuatu yang menyenangkan kecuali jika ada Taehyung.
Ah, omong-omong tentang Taehyung, Yerin pasti akan menjadi teman berdebat Taehyung yang menyenangkan. Mengingat Taehyung itu juga hobi sekali membuat darah orang mendesir sempurna. Mulutnya itu seperti telah di setting untuk membuat orang lain ingin mengumpat dan berkata kasar padanya.
"Kau memang terlihat sangat berbeda saat di luar kantor."
"Terima kasih atas pujiannya."
Sedangkan Taehyung sendiri berada di meja yang berbeda. Terlalu larut dengan bukunya hingga tak menyadari keberadaan Hoseok.
"Tidak ingin bergabung?"
"Tidak minat."
Hoseok bersiul pelan, lalu melirik ke arah buku yang dibaca Taehyung.
"Kuno sekali."
"Berisik!! Pergi sana."
"Ohoho kau mengusirku?"
Terbiasa dengan ucapan Taehyung yang menyakitkan gendang telinganya. Hoseok menggelengkan kepalanya pelan dan langsung menyeret Taehyung yang kembali sibuk dengan buku bacaannya. Membiarkan Taehyung memprotes dengan berbagai kalimat umpatan yang keluar dari bibirnya. Sesampainya di meja yang Hoseok yakini Yerin juga ada disana, pemuda itu harus menelan kekecewaan saat mengetahui jika Yerin harus pergi karena urusan yang mendadak. Gadis itu menghilang hanya dalam hitungan menit, benar-benar seperti hantu.
"Ya sudah. Sana pergi ke habitatmu. Aku sudah tidak berminat."
Dengan wajah tanpa dosa, Hoseok mendorong Taehyung untuk pergi. Lalu Taehyung dengan gerakan ringan menggeplak kepala Hoseok lalu pergi begitu saja. Mengabaikan teriakan Hoseok yang merintih kesakitan. Salah sendiri sudah mengganggu waktu tenangnya. Enggan jika di menit berikutnya terganggu, Taehyung menarik mantel miliknya yang tersampir di bangku pelanggan dan melangkahkan kakinya untuk pergi dari tempat itu.
Keluar dari kafe, Taehyung menghentikan kakinya sejenak. Baru ingat jika hari ini kuda besinya masih sakit. Sedikit kecewa Taehyung memutuskan untuk pulang menggunakan bus. Daripada jalan kaki. Taehyung masih sayang kakinya, masih sayang uangnya, jika harus dikeluarkan hanya untuk menempelkan lembaran koyo pada tungkai kakinya. Seseorang juga sepertinya tengah menunggu bus sama. Dari kejauhan tanpa sadar Taehyung tersenyum tipis. Setidaknya dirinya tidak sendiri. Jarak semakin terhapus hingga dirinya dapat mengenali seseorang itu dengan baik.
Dia adalah Jung Yerin, gadis yang akan menjadi rekan kerjanya nanti. Gadis yang ditemuinya saat hujan turun di halte tempo hari. Menghujatnya dengan kalimat sok peduli dan membuat dirinya tak nyaman. Ck, dasar perempuan mana ada yang mau salah dan mengalah. Yang ada hanyalah kaum pria yang harus mengerti tanpa harus diberitahu.
Dari sudut matanya, Taehyung melirik Yerin yang terlihat mengerucutkan bibirnya. Dengan pandangan yang tertuju pada benda persegi panjang bernama ponsel itu. Gadis itu juga menggerutu dengan rentetan kalimat tak jelas. Taehyung terkekeh pelan, lucu juga melihatnya. Hingga kebahagiaan kecilnya harus terganggu karena bus yang ditunggunya sudah datang. Taehyung segera naik diikuti oleh Yerin yang ternyata juga ikutan masuk ke dalam bus. Yerin sepertinya belum menyadari keberadaan Taehyung yang memang menggunakan masker hitam dan hampir menutupi seluruh permukaan wajahnya.
Koreksi saja, Taehyung yang sekarang ini mirip dengan buronan yang baru saja kabur dari penjara. Pantas saja Yerin tidak menyadari kehadirannya itu. Bus berjalan dengan kecepatan sedang membawa Taehyung yang tengah mengarahkan atensinya pada Yerin, tidak menyangka juga jika dirinya kembali dipertemukan dengan gadis aneh itu lagi. Mengingat bagaimana gadis itu menatap dan menegurnya kala itu. Lalu kilatan mata yang seharusnya terlihat menakutkan tapi malah terkesan meneduhkan.
Ada rasa penasaran di dalam sana, memaksanya untuk mengenal lebih dekat lagi tentang sosok Yerin. Tentang bagaimana dirinya bisa tertarik pada orang asing. Itu seperti bukan Taehyung saja, karena kata abaikan sudah seperti melekat sempurna pada hidupnya. Apalagi pada orang asing seperti Yerin. Seperti ada yang salah pada diri Taehyung, seperti ada yang berbeda dari caranya memandang Yerin.
Hari ini, saat matahari masuk ke dalam peraduannya, bulan berganti tugas dengan sang surya. Saat semesta berjalan dengan semestinya, ada satu takdir dari sekian triliyun takdir mulai membentuk porosnya. Secara perlahan merangkai sebuah benang merah yang bersiap mengikat apa saja yang berhubungan dengannya. Seperti bunga Dandelion yang tertiup angin, seperti kelopak Sakura yang berguguran.
Taehyung memandang Yerin dengan pandangan yang berbeda. Dengan tatapan yang bahkan Taehyung sendiri tak memahami nya.
"Benar-benar ada yang salah denganku."
Taehyung mengalihkan pandangannya ke arah lain. Memastikan sendiri tentang apa yang salah dengan dirinya.
...°°°
...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments