Jealous

Rasanya memang aneh sendiri mengingat dirinya beberapa waktu lalu uring-uringan hanya karena Irene memiliki kekasih macam Seokjin. Merasa tidak terima saja, Seokjin itu aneh lebih aneh dari Manajernya sendiri, Min Yoongi. Terlebih, sejak kapan keduanya saling bertemu dan berpacaran. Dirinya saja baru bertemu dengan Irene beberapa hari yang lalu. Lebih menyebalkan lagi Irene malah mengiyakan tentang hubungannya dengan Seokjin.

What the....

Taehyung akan mengumpat dengan keras jika saja Irene tidak menarik bibirnya dengan ganas tadi. Irene benci dengan umpatan-umpatan yang keluar dari mulut Taehyung. Tidak berguna sekali katanya. Hanya orang bodoh saja yang menjadikan umpatan sebagai kata-kata bijaksana penuh motivasi. Taehyung menghentakkan kakinya semakin kesal saat panggilannya ditolak begitu saja oleh Irene. Kantor sudah sangat sepi karena satu jam yang lalu jam kerja memang telah berakhir.

"Sebenarnya mereka berdua bertemu dimana sih? Aku bahkan sudah seperti menemui artis jika ingin bertemu dengan Kak Irene. Kenapa mereka bisa berpacaran? Atau jangan-jangan Kak Irene terkena guna-guna? Dasar Kim Seokjin sialan. Aku benar-benar ingin mencakar wajahnya, biar saja wajahnya jadi buruk rupa nanti," Taehyung terus saja menggerutu sambil sesekali melirik ke arah ruangan Yoongi.

Ah, omong-omong tentang Yoongi, hari ini pria bernama Yoongi itu mengamuk tidak jelas padanya, hanya gara-gara laporan mingguan tidak dia serahkan tepat waktu. Beberapa hari ini dirinya sedang malas untuk bekerja dengan giat, tidak tahu kenapa tapi ini seperti seluruh energi di dalam tubuhnya hilang entah kemana. Inginnya tidur seharian di apartemen lalu bangun, makan dilanjutkan tidur lagi. Taehyung ingin menjadi benda mati sampai waktu yang tidak dapat ditentukan.

Memasang wajah sedingin mungkin saat keluar dari ruang kerjanya, menahan diri untuk tidak menerjang apa saja yang dilihatnya saking kesalnya pada Irene. Taehyung malah harus berpapasan dengan Hoseok. Double kill malah, Taehyung lebih memilih bertemu dengan hantu di kantor ini ketimbang bertemu dengan makhluk yang memiliki kemampuan untuk membuat Taehyung semakin ingin mematahkan leher Seokjin.

Dari kejauhan pemuda yang memiliki kelebihan energi itu sudah melambai layaknya pohon kelapa di pinggir pantai. Tidak menyadari sama sekali aura membunuh yang menguar begitu saja dari dalam diri Taehyung. Berlari mendekat layaknya anjing pada tuannya, Hoseok tersenyum cerah sekali.

"Hey yo bro... Ayo pulang."

Merangkul pundak Taehyung dibarengi dengan kekehan gemas karena Hoseok tahu jika sahabatnya ini dalam mode merajuk. Lucu juga sih melihat bagaimana Taehyung memasang tampang garang tapi jatuhnya malah seperti anak kucing yang kehilangan induknya. Ditambah lagi dengan dirinya yang uring-uringan karena Yoongi, orang itu lebih banyak mengamuk hari ini pada Taehyung.

Hari ini sepertinya ada tiga sampai lima kali Taehyung keluar masuk ruangan Yoongi, Manajer di divisi mereka. Hoseok sempat khawatir karena semakin sering Taehyung berinteraksi dengan Yoongi maka semakin masam pula wajah Taehyung. Ingin tertawa saja rasanya, karena Yoongi juga pasti sudah sangat jengah melihat keberadaan Taehyung. Jika di divisi Editorial ada Yerin dan juga Seokjin maka di divisinya ada Taehyung dan juga Yoongi. Kedua makhluk itu jika disatukan bisa terjadi perang dunia dan bahkan mendekati kiamat.

Yoongi yang notabenenya kolot dan Taehyung dengan watak keras kepalanya itu menjadi perpaduan apik untuk dijadikan simulasi perang adu mulut. Taehyung bisa bertahan di dalam sana lebih dari lima belas menit hanya untuk beradu argumen. Meski demikian, Taehyung tidak pernah mendapatkan Surat Peringatan dari Yoongi. Bukankah itu sangat keren?

Padahal rekan kerjanya yang lain bahkan tidak pernah sampai sepuluh menit di dalam ruangan sana. Jika lebih dari waktu itu, maka bisa dipastikan orang itu dalam masalah besar.

Terkadang jika Yoongi sedang ingin bermain-main dengan Taehyung, Yoongi akan memberikan tugas berlebih kepadanya. Membuat Taehyung mengumpat berkali-kali namun tetap dikerjakan juga. Jika orang lain yang melihat ini pasti mengira jika mereka berdua adalah saudara kandung. Meski itu tidak mungkin, karena dilihat dari marganya saja, sudah jauh berbeda.

"Jangan rangkul-rangkul. Kau itu bau."

Gelak tawa Hoseok memenuhi ruangan yang memang hanya diisi mereka berdua. Mengikuti langkah Taehyung yang berjalan tergesa, Hoseok menggelengkan kepalanya heran. Berteman dengan pemuda yang hanya terpaut satu tahun lebih muda darinya ternyata bisa semenyenangkan ini. Memahami Taehyung ini sudah seperti roller coaster, tidak terduga dan sulit untuk dipahami.

Dia itu sudah seperti memiliki kepribadian ganda. Tidak heran sih jika Taehyung hampir tidak memiliki teman yang benar-benar dekat dengannya. Kebanyakan dari mereka itu tidak betah dengan sikapnya itu.

"Pulang dengan pria penggila pink itu? Lalu aku bagaimana?" tanya Taehyung dengan nada yang jelas sangat tidak terima.

Omong-omong Taehyung sedang menerima panggilan dari seseorang. Pasti itu dari Irene.

"Siapa bilang jika dia itu monster, kenapa meninggalkanku?"

"Aku tidak mau tahu, tunggu aku atau penggila pink itu aku seret dan aku tenggelamkan di sungai Han!" ancam Taehyung.

Hoseok yang berhasil menyusul Taehyung hanya bergidik ngeri. Ya begini kalau sudah berbicara dengan Irene, sikap manjanya itu menjadi tidak kenal umur. Masih saja memperhatikan ponsel dengan bibir yang dikerucutkan dengan gemas. Dirinya baru saja memutuskan panggilan secara sepihak.

Pantas saja gosip yang mengatakan jika Taehyung tergila-gila pada Irene itu langsung mendapat dukungan penuh meski itu adalah gosip terkonyol yang pernah Hoseok dengar. Tanpa bukti yang kuat dan hanya mengandalkan kabar angin, berhasil membuat Taehyung berada di peringkat pertama dalam kategori pria menyedihkan yang ditinggalkan oleh kekasih karena adanya orang ketiga. Jika kelakuannya saja sudah seperti ini, sudah dipastikan jika Taehyung memang benar-benar sudah gila.

"Kau ini sudah umur 24 tahun, Taehyung. Sadar dirilah."

"Kenapa tiba-tiba menyeret umur? Kau mau mengataiku tua?"

Hoseok menggelengkan kepala dengan cepat, sepertinya Taehyung dalam masa pubertas emosi. Dari tadi mulutnya terus saja mengolah kata nyelekit dan juga menusuk. Belum lagi dengan kedua maniknya yang bergerak layaknya laser mematikan.

"Kau ini kenapa sih? PMS? Sejak kapan kau ganti gender? Jadi Kim Taeri begitu?"

Plakk

Tangan Taehyung menggeplak bagian belakang kepala Hoseok dengan gemas. Enak saja dibilang ganti gender. Tampan begini, mana mau dia dibilang cantik nantinya.

"Pergi sana!"

"Kau mengusirku?" tanya Hoseok mendramatisir.

"Baguslah kalau kau peka." ujar Taehyung lalu melenggangkan pergi.

"Aku sumpahi kau bertemu dengan Sadako, Kim Taehyung!" teriak Hoseok.

Kesal bukan main dia. Namun di detik berikutnya Hoseok merinding seketika saat angin halus menyapa leher bagian belakang.

Mampus!

Siapa yang meneriaki nama Sadako tadi? Ucapkan selamat tinggal pada Hoseok yang mungkin saja akan lenyap sebentar lagi.

"Ta...Taehyung.... tunggu aku,” Hoseok berteriak lalu berlari cepat. Takut-takut jika kakinya tiba-tiba saja tidak bisa bergerak.

Oh jangan sampai....

...°°°...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!