Entah sejak kapan melihat siluet Taehyung menjadi hal yang harus Yerin hindari. Seperti beberapa menit yang lalu, saat dirinya memaksakan langkah untuk pergi menjauh. Memberi zona aman untuk jantung dan hatinya, karena setiap kali mendapatkan presensi Taehyung. Kedua benda penompang hidupnya itu selalu saja menggila, jantungnya yang berdegup dengan kecepatan luar bisa serta hatinya yang tiba-tiba saja menjadi tidak nyaman.
Padahal jauh di dalam sana, di sudut hatinya yang paling dalam, Yerin mendapatkan kata nyaman dan juga tenang setiap kali dirinya berhasil menemukan presensi Taehyung meski hanya sebentar. Yerin menggeleng cepat, harus sadar diri, harus kembali pada kenyataan.
Ingin tertawa saja rasanya, karena hingga detik ini Yerin masih mengira jika Irene itu adalah mantan kekasih Taehyung. Saat di kafe tempo hari, sebenarnya Irene akan menjelaskan tentang kesalahpahaman ini. Namun belum sempat Irene menjelaskan, Yerin dengan tidak tahu dirinya memaksa untuk pulang. Beralasan jika bus terakhir akan datang sekitar 15 menit lagi. Jadilah kesalahpahaman ini berlanjut hingga sekarang.
Sedangkan Taehyung, si pelaku yang memporak-porandakan hati, sedikit linglung saat mendapati Yerin kembali pergi menjauh. Manik kembarnya menatap lesu ke arah punggung Yerin.
Menghela napas sedikit kesal, menurunkan hampir separuh moodnya dengan sangat cepat. Padahal niat awalnya kan memang ingin menemui Yerin. Meminta penjelasan kenapa akhir-akhir ini gadis itu jadi sulit sekali untuk ditemui, dihubungi dan malah menghindar darinya. Hoseok bilang wanita itu banyak sekali misterinya, mungkin Yerin ada di tahap 'bosan'. Tapi Hoseok tidak menjelaskan tentang bosan yang seperti apa, yang bisa membuat Yerin menjauh dari dirinya. Ini sudah berjalan hampir dua minggu, Taehyung merasa ada yang salah dengan dirinya.
Tapi apa?
"Mana Yerin?"
"Hilang."
Manik kembar Hoseok membulat lucu, memiringkan kepala dengan kedipan mata beberapa kali. Bukankah lima menit yang lalu dia baru saja melihat Taehyung yang tergopoh dengan kaki yang sempat tersandung kursi. Hanya untuk bisa mengejar Yerin karena demi apapun gadis itu seperti baru saja bertemu dengan hantu. Balik kanan diiringi langkah cepat dengan menundukkan kepalanya, lucu juga sih mereka berdua. Seperti orang berpacaran yang dalam mode berperang.
"Aku ini salah apa sih?"
"Salahmu itu karena tidak pernah benar." seloroh Hoseok, bermaksud untuk meledek Taehyung yang saat ini wajahnya masam bukan main.
"Aku saja tidak tahu salahku dimana? Ini pasti gara-gara Kak Irene."
"Loh loh kok malah menyalakan Kak Irene?"
"Wanita menyebalkan itu pasti sudah mengatakan hal yang tidak-tidak pada Yerin."
"Ck... koreksi diri dulu sana! Baru salahkan orang lain. Bodoh!!"
Takk
Hoseok memukul pelan kepala Taehyung, ikut merasa geregetan sendiri jadinya.
"Kenapa memukulku?"
"Mencairkan isi kepalamu!! Barang kali sudah membeku di dalamnya. Sudah sana, kejar Yerin."
Hoseok mendorong tubuh Taehyung agar segera mengejar Yerin, memaksa sekali sih. Taehyung yang risih jadi semakin ingin menukar Hoseok dengan makanan kantin. Siapa tahu dirinya bisa makan gratis selama satu bulan, jadi bisa menghemat uangnya juga kan. Setidaknya keberadaan Hoseok menjadi sedikit berguna untuknya.
Begitu-begitu, Hoseok memiliki banyak penggemar, tahu. Para wanita dari divisi lain bahkan sering memberinya makanan enak secara gratis. Taehyung sering mendapatkannya, karena Hoseok terkadang bosan dengan makanan yang para wanita itu berikan. Bagaimana tidak bosan, Hoseok pernah mendapatkan 2 minggu penuh salad sayur lengkap dengan jus buah. Hoseok bahkan diam-diam membuang 5 kotak salad sayur, karena melihatnya saja sudah membuatnya ingin muntah.
Lain Hoseok lain lagi Taehyung. Jika Hoseok memiliki kepribadian yang begitu hangat layaknya sinar mentari pagi. Berbeda dengan Taehyung yang memiliki sifat dingin alami bak kutub utara. Irit dalam berbicara membuat orang lain menjadi enggan mendekat. Sering kali sifatnya itu mengundang banyak kesalahpahaman, ditambah lagi dengan Taehyung yang memang enggan memberikan kejelasan dan lebih memilih diam.
Berujung pada Hoseok yang selalu menjadi imbasnya. Bagi Taehyung, menjelaskan sesuatu pada seseorang yang dari awal memang sudah menaruh rasa tak suka padanya, adalah hal yang percuma. Buang-buang waktu dan juga tenaga, jadi daripada membuang masa hanya untuk menjelaskan lebih baik diam dan tinggalkan.
"Sudah sana!! Jelaskan padanya." kali ini Hoseok mengulang ucapannya dengan nada yang lebih lembut.
Ya.
Memang harus di jelaskan. Taehyung mengambil napas dalam sebelum mengikuti langkah kakinya. Setelah berjalan melewati lorong lalu belok ke arah kiri, dirinya menemukan sebuah ruang tembus pandang. Itu adalah tempat pertama kali Taehyung memperkenalkan diri di hadapan Yerin. Saat itu dirinya masih sangat kesal dengan Yerin, karena demi apapun juga Taehyung masih mengingat dengan jelas bagaimana galaknya Yerin saat membela anak kecil di hadapannya. Maka dari itu kesan pertama Yerin saat menatap Taehyung adalah, si dingin dengan sorot mata tajam. Ah, jika diingat-ingat Taehyung jadi gemas sendiri.
Lalu sekarang ini dirinya kembali melihat Yerin, gadis itu hanya sendiri. Namun dengan kegiatan 'mari-membersihkan-meja-rapat-sendiri'. Tentu saja diiringi gerutuan dari bibir Yerin, gadis itu mungkin sedang dalam keadaan kesal. Berhubung suasana lorong dan juga ruang yang masih sepi, Taehyung memberanikan diri untuk masuk ke dalam. Mencoba bernegosiasi pada hati, pikiran dan juga pada debarannya.
"Sejeong sialan, dirinya enak-enakan berpacaran sedangkan aku disini bercumbu dengan kertas-kertas menyebalkan," gumamnya pelan.
Setidaknya itu sambutan yang Taehyung dapatkan saat pintu terbuka secara perlahan. Tanpa menimbulkan suara tentunya. Posisi Yerin adalah memunggungi Taehyung, jadi bisa dikatakan kedatangan Taehyung masih belum disadari oleh Yerin. Atensi Yerin masih tertuju pada tumpukan kertas yang barus dibagi menjadi beberapa bagian sebelum akhirnya di klip.
"Lihat saja nanti, akan ku gantung Sehun hidup-hidup jika sampai nanti malam tidak mengembalikan Sejeong padaku. Aku tidak mau pulang sendirian. Titik!"
Taehyung seketika tergelak, membuat Yerin berjengit kaget lalu membalikkan badan. Kim Taehyung dengan manik yang masih sedikit menyipit karena tersenyum dengan Yerin yang terkejut lengkap dengan bola mata melebar. Sejenak, waktu seakan dipaksa untuk berhenti. Pandangan Yerin yang memang tertuju langsung pada manik Taehyung, membuat sesuatu yang berdetak di dalam sana menggila tak karuan.
Pemuda yang harusnya menjauh dari jangkauannya, sekarang ini dengan begitu tenang berada di hadapannya. Tersenyum hingga membuat kedua manik nya membentuk eyes smile. Sejenak dirinya terpanah, pesona Taehyung memang bukan sesuatu yang sederhana. Hanya dengan sebuah senyuman, hatinya bisa saja dipertaruhkan. Yerin benci itu, tidak menyukai dengan apa yang dia alami. Karena rasa yang seperti itu sungguh sangat menyiksanya, melebihi apapun. Yerin hanya tidak ingin mengulangi kesalahan yang pernah dibuatnya dulu.
"Apa yang kau lakukan disini?" hunusan kata terlontar begitu saja.
Menghilangkan senyum Taehyung dalam sekejap, namun menjadi penyelamat bagi jantung Yerin.
"Menemuimu."
Yerin menyeringai, menarik kurva senyumnya namun dengan ekspresi wajah menyebalkan.
"Untuk apa? Mengajakku kencan buta?"
"Kau begitu percaya diri rupanya. Lalu, bagaimana jika aku mengiyakan?"
Ini sungguh di luar rencana, bukan seperti ini. Bukan kalimat ini yang harusnya Taehyung terima. Namun harga dirinya terlanjur tergores dengan kalimat yang Yerin lontarkan dan Taehyung benci kalimat itu.
"Aku menolak."
Melipat kedua tangannya dengan tatapan ke arah Taehyung. Kemajuan lain yang berhasil Yerin lakukan, melakukan kontak mata secara langsung.
"Kenapa? Aku merasa terhina ditolak olehmu."
"Kenapa harus merasa terhina, aku kira level kriteriamu berada jauh di atasku. Cantik dan juga cerdas, bukankah seperti itu, Taehyung?"
"Sejak kapan kau mengerti hal-hal semacam itu? Siapa kau yang merasa begitu paham tentang diriku?" Taehyung merengut, sedikit kesal dengan ucapan Yerin.
Jung Hoseok, kau bertanggung jawab penuh atas perdebatan mereka berdua.
Ide yang dianggap cemerlang ternyata berhasil menimbulkan masalah baru. Taehyung dengan sifat keras kepala dengan Yerin yang mudah terluka dengan kalimat menjengkelkan Taehyung. Perpaduan yang pas untuk membentuk sebuah kesalahpahaman yang lebih dalam lagi.
"Jika kedatanganmu hanya untuk mengajakku berdebat. Silakan pergi Taehyung, keberadaanmu benar-benar semakin merusak suasana hatiku."
Jangan salahkan Yerin yang sedari tadi begitu sensitif. Dirinya sudah lelah dengan tugas-tugas kantor namun masih harus ditambah dengan perdebatan tidak berguna seperti ini.
"Kau ini kenapa sih? Aku datang kesini dengan niat baik tapi kau malah mengajakku berdebat!" kesal Taehyung, tidak terima saat kehadirannya dijadikan kambing hitam atas suasana hati Yerin.
Bukankah gadis itu memang mudah sekali emosi dan juga galak. Kenapa harus menyalahkan dirinya yang bahkan berniat meminta penjelasan. Gadis itu semakin tidak jelas saja.
"Pergi dari sini."
"Kau memang gadis tidak jelas. Tidak berguna sekali menemuimu."
Taehyung beranjak dari tempatnya, menatap kesal ke arah Yerin. Rasanya benar-benar percuma menemui Yerin, menyia-nyiakan waktu dan juga menghempaskan harga dirinya begitu dalam. Tidak tahu saja jika ucapan Taehyung berhasil membuat Yerin meneteskan satu lelehan bening dari sudut matanya. Kalimat Taehyung memang begitu melukai harga dirinya. Ingin menjawab dan membalas umpatan Taehyung, namun lidah serta hati mendadak menjadi beku. Namun sebagai pelampiasan, Yerin meremas kuat kertas yang saat ini berada dalam genggamannya.
"Lalu kenapa kau datang menemuiku?"
...°°°
...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments