A Wait..

( Dua Bulan Kemudian )

Matahari baru saja masuk ke peraduannya, jingganya begitu cantik. Hari ini cuaca memang teramat cerah, langit pagi tadi bahkan tak memperlihatkan kawanan awan berwarna kelabu. Biru bersih menyenangkan. Yerin menghela napas sedikit kesal, menunggu Taehyung sembari menyeruput lattenya itu membosankan. Taehyung bilang dia akan datang 15 menit lagi, tapi ini sudah ada hampir setengah jam Yerin menunggunya. Jarak kafe dengan kantor tidak lebih dari 500 meter, tidak mungkin kan Taehyung terjebak macet. Tapi, jika macetnya berupa tugas, Yerin sepertinya harus menelan kekecewaan.

Dua bulan berteman dengan Taehyung itu membuat Yerin sedikit tahu tentang sifat Taehyung yang bisa dibilang sulit ditebak. Berbeda jauh dari pertama kali mengenal Taehyung. Taehyung yang sekarang ini Yerin kenal, lebih mengarah ke cerewet dan banyak maunya. Suka sekali dengan hal-hal baru, eksplorasi, katanya. Kali ini pemuda bermarga Kim itu melabuhkan hobi barunya pada buku tebal bernama 'novel'. Meskipun dia itu berada di divisi yang mengharuskannya mengenal lebih banyak buku. Namun, minatnya pada buku sangat minim. Yerin sempat menanyakan kenapa Taehyung memilih bekerja di tempat yang mungkin saja tidak Taehyung sukai. Namun, Taehyung hanya menjawab 'ingin'.

Begitu banyak pekerjaan dengan gaji lebih besar apalagi Taehyung tergolong manusia pintar. Bukan perkara yang sulit untuknya masuk ke sebuah perusahaan yang lebih besar, bukan? Mengenai jawaban Taehyung yang sepertinya memberi bendera privasi, Yerin tidak berani mengungkitnya lagi. Dirinya tahu diri saja, berteman dengan pemuda yang digandrungi begitu banyak kaum hawa memang memiliki resiko yang amat tinggi.

Dulu, saat Yerin mendapatkan tuduhan tentang menghilangkan file dan juga berkas. Entah dari mana Taehyung tahu, pemuda itu segera menemui Manajer Lee disertai dengan Seokjin yang juga menjadi saksi. Keduanya menjelaskan seluruh kejadian yang sebenarnya. Bahkan, Seokjin sampai membawa bukti kuat tentang adanya kesalahpahaman disini.

Kalian tahu pelaku sebenarnya?

Dia bernama Song Nara, ini sebenarnya hanya masalah iri. Nara merasa posisi Yerin harusnya menjadi miliknya apalagi saat mendengar jika Yerin berada di satu tim dengan Taehyung. Dia itu bucin Taehyung asal kalian tahu. Apapun yang berhubungan dengan Taehyung maka Nara akan melakukan segala cara agar bisa dekat dan menaruh atensi penuh. Itu juga penyebab kenapa Taehyung sampai rela membela Yerin di depan Manajer Lee. Ikut merasa bersalah katanya, meski mendapat cibiran dari Seokjin karena mengira itu hanya sebuah kebohongan. Namun Yerin bisa melihat dari sorot manik kembarnya jika Taehyung memang benar-benar tulus melakukannya.

Yerin juga sempat sakit karena masalah ini, mempunyai riwayat maag dan juga tifus membuatnya harus beristirahat total di rumah selama satu minggu. Ketidak-hadiran Yerin selama itu membawa pengaruh besar pada rasa penyesalan di hati Manajer Lee. Apalagi Yerin lebih memilih untuk men-silent seluruh panggilan dan juga Line masuk.

Termasuk dari Seokjin dan juga Taehyung. Dan hasil saat dirinya kembali masuk kerja, tatapan membunuh Seokjin menyambut kedatangannya. Seokjin itu sangat khawatir dengan keadaan Yerin. Kekhawatirannya itu menghasilkan rentetan kalimat panjang yang Yerin dengar selama dua jam tanpa henti. Tolong ingatkan Yerin tentang bagaimana manik kembar Seokjin yang berkaca-kaca saat memeluknya.

Rindu katanya.

Iya.

Rindu berperang.

Berbeda dengan Seokjin, Taehyung lebih cenderung menghindar. Merasa canggung dengan keadaan lalu kembali dekat begitu saja. Mengalir seperti air yang tenang.

Sedikit menarik kurva senyumnya, Yerin menatap ke luar jendela kafe. Kafe menjadi tempat ternyaman setelah kafetaria kantor. Aroma kopi, coklat dan kue manis seketika menguar harum saat kau masuk ke dalamnya. Bunyi dentingan lonceng kecil yang bergesekan langsung dengan pintu utama kafe selalu menjadi hal yang menarik. Semakin sering lonceng berdenting, maka pelanggan semakin banyak berdatangan.

Yerin memang memilih duduk di salah satu kursi dekat jendela besar, berhadapan langsung dengan kantor tempatnya bekerja. Meski tujuan utamanya adalah untuk melihat siluet Taehyung. Sejenak manik Yerin tertuju pada gerombolan anak Senior High School yang sepertinya baru saja pulang dari kegiatan sekolah. Lagi-lagi Yerin menaikkan kurva senyumnya. Masa pubertas dan cinta monyet itu memang masa-masa menyenangkan dan juga menjadi nostalgia yang tak terlupakan. Mulai dari bolos bersama, di hukum di lapangan, mengerjai teman hingga membuat wali kelas marah besar.

Yerin masih mengingat semuanya dengan sangat baik. Bagaimana nakalnya dia dulu, dirinya juga pernah berlari mengitari lapangan karena lupa mengerjakan pekerjaan rumah. Masuk BK karena bertengkar dengan adik kelas, hingga membersihkan semua toilet gara-gara mengerjai teman hingga menangis. Dulu, Yerin itu sangat jahil dan juga nakal. Namun, jika dibandingkan dengan prestasinya, Yerin bisa sangat diandalkan. Nilai yang nyaris sempurna di mata pelajaran sastra dan juga kemampuannya dalam hal menulis membuatnya menjadi siswi yang disegani. Yerin sangat pandai untuk mempresentasikan sesuatu di depan umum. Kemampuannya itulah yang membawanya sampai ke tempat ini.

Sibuk melamunkan diri hingga Yerin tak menyadari kehadiran seseorang yang mulai mendekatinya. Yerin masih terpaku pada pemandangan di luar sana. Seseorang yang mulai mendudukkan diri, mengikuti arah pandang Yerin mencari tahu kemana letak fokus sang gadis.

"Rindu SMA?"

Mendengar suara yang tiba-tiba saja datang sontak membuat Yerin mengalihkan pandangannya pada objek lain. Sialnya saat maniknya menatap ke arah lain, saat itu juga manik lain juga menatapnya disertai senyuman ramah. Mata Yerin membola sempurna, merasa terkejut hingga membuat tubuhnya hampir kehilangan keseimbangan.

Belum lagi dengan degup jantungnya yang menggila tak karuan di dalam sana.

Jika biasanya Yerin akan mengumpat keras namun kali ini bibirnya seakan bungkam. Mencoba mengenali seseorang di depannya yang ternyata sama terkejutnya karena mendapatkan reaksi berlebih dari Yerin. Yerin itu mudah sekali terkejut, untung saja dirinya tidak memiliki riwayat penyakit jantung akut. Mengatur kembali napas yang memburu, Yerin mencoba memberanikan diri untuk menatap sang lawan bicara tanpa merasa canggung.

"Ho...Hoseok?"

Mendengar namanya disebut, seseorang yang tak lain adalah Hoseok tersenyum lalu mengangguk pelan.

Sialan...

Kenapa senyum Hoseok jadi begitu manis jika dilihat dari jarak sedekat ini? Oh God.

Hoseok mengambil duduk tepat di depan Yerin dan Jung Yerin hanya bisa mengumpat dalam hati. Sungguh, jantungnya saat ini berada di luar kendalinya. Eksistensi Hoseok juga tak kalah bahayanya dengan Taehyung. Bersyukurlah wahai Yerin yang mendapatkan atensi penuh dari pemuda-pemuda tampan di tempat dia bekerja. Selain memiliki kepribadian yang unik, Yerin juga genius dalam hal membuat orang semakin penasaran dengan tingkahnya.

"Menunggu Taehyung?"

Yerin dapat melihat dengan jelas jika Hoseok saat ini tengah menyeringai ke arahnya.

"Kencan buta?"

"Siapa yang kencan buta?"

"Kau."

"Tidak."

"Tidak salah."

"Aku tidak kencan buta, Jung Hoseok!"

"Hei aku baru sadar kalau marga kita ini sama."

Nah, begitu juga dengan Yerin. Bibir Yerin secara perlahan membentuk huruf O, terlihat jika dirinya juga baru menyadarinya. Hoseok kembali tersenyum dan Yerin harus mengumpat dalam hati karena nyatanya senyum Hoseok itu manis sekali. Ada dua dimpel kecil tepat di atas bibirnya, benda kenyal itu terlihat ranum.

Oh tunggu dulu... astaga!!

Kenapa Yerin jadi berpikir liar seperti ini. Kepalanya menggeleng cepat, mencoba untuk memblokir pikirannya yang menggila.

"Nanti kepalamu lepas. Jangan seperti itu."

"Berhenti tersenyum!!" Yerin sudah tidak tahan.

Bak sebuah perintah, Hoseok seketika menarik kurva senyumnya.

"Kenapa?"

"Senyummuituberbahaya"

"Hah?"

"Lupakan. Kau ada masalah apa kemari?"

Hoseok mengerdikkan bahunya, lalu menoleh ke arah pelayan yang membawa pesanannya. Terlihat bingung karena Hoseok tadi berada di meja yang berbeda dengan Yerin. Mengangkat tangan untuk memberi tahu keberadaan. Yerin sedikit mengerutkan dahi saat melihat pesanan Hoseok.

"Bukan kau yang sedang berkencan, kan?"

Bukannya menjawab, Hoseok hanya tertawa renyah sambil mengambil alih pesanannya. Menggelengkan pelan lalu menyodorkan beberapa makanan ke arah Yerin.

"Kenapa diberikan padaku?"

"Taehyung menyuruhku untuk menemanimu sebentar, dia ada sedikit masalah di kantor."

Sudah Yerin duga, terkena kendala lagi kan? Persis seperti dua hari kemarin. Tanpa Yerin sadari dirinya mengubah ekspresi wajah menjadi lebih mendung. Kesal sendiri jadinya.

"Tidak akan lama Yerin-ah"

"Tetapsajaharusmenunggu."

Mengabaikan ucapan Yerin yang tak jelas, Hoseok mengalihkan pandangannya ke arah lain. Menetapkan fokusnya pada seseorang yang tak jauh dari jangkauannya.

"Yerin?"

"Hmm,"

Hoseok menghela napas, gadis dihadapannya ini memang mudah sekali berganti mood.

"Kau pernah jatuh cinta?"

"Uh?"

"Seperti apa rasanya?"

Yerin memicingkan matanya, menatap Hoseok lekat juga menaruh beberapa pertanyaan.

Hoseok tidak pernah berpacaran? Pemuda setampan dia tidak pernah berpacaran?

Heolll!! Dunia memang akhir-akhir ini sudah gila.

"Kau tidak pernah berpacaran?"

Hoseok mengangguk.

"Serius?"

Hoseok mengangguk lagi.

"Daebakk!! Wanita macam apa yang tidak mau berpacaran denganmu?"

"Wanita macam dirimu, sudah galak, emosian, untung cantik."

"Y-yakk!"

Yerin seketika menutupi wajahnya, merona pasti ini. Apa Hoseok memang dalam keadaan gila atau bagaimana? Kenapa perbandingan nya harus pada dirinya?

"Kalau ingin membandingkan kenapa harus yang jelek semua sih?"

"Biar kau sadar diri."

Takk

Memukul kepala Hoseok tidak akan berdosa kan?

"Aduhh, kenapa kau memukulku? Bagaimana jika nanti aku sampai gegar otak?”

“Oh.. kau masih punya otak rupanya?”

Perdebatan mereka terhenti saat Taehyung datang. Tidak sendiri, melainkan dengan orang lain dan Yerin seharusnya tahu jika perasaannya saat ini berada di tingkat yang tidak bisa dijabarkan. Apalagi saat Taehyung dengan begitu santainya menautkan tangannya pada seorang wanita cantik.

Ya.

Cantik.

Sangat cantik.

...°°°

...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!