Yerin tidak tahu jika Taehyung bisa mengubah raut wajahnya dengan sangat cepat. Beberapa menit yang lalu dirinya bisa melihat wajah Taehyung yang dingin dengan sorot mata tajam, namun sekarang ini dirinya bisa melihat perubahan wajah itu meski tidak begitu ketara. Mirip sekali dengan Seokjin saat sedang dalam mode serius. Bisa dalam sekejap menjadi lebih hangat dengan sedikit senyum menyenangkan. Kali ini Yerin berjalan beriringan dengan Taehyung, ada hal yang ingin dia bicarakan.
"Taehyung."
"Apa?"
"Sepertinya kita pernah bertemu?"
"Tentu, ruang rapat."
"Bukan, sebelum itu."
Tapp
Langkah Taehyung terhenti, memberi efek pada Yerin yang ikut menghentikan langkahnya.
"Sebelumnya?"
Yerin mengangguk lucu, namun sinar matanya terlihat sedikit ragu. Takut jika dirinya salah mengenali orang lain lagi.
"Dimana?"
"Eumm...... tidak tahu, tapi aku yakin kita pernah bertemu sebelumnya."
"Kau mencoba membohongiku lagi?"
"Ck, seperti tidak ada kerjaan lain saja."
"Atau mungkin pekerjaan sampinganmu itu menguntit?" sindir Taehyung.
"Sialan, biarpun di bayar mahal aku tetap tidak akan melakukannya."
Taehyung hanya memainkan tangannya, memiringkan kepalanya lalu berujar,"kudengar kau ini payah dalam mengingat wajah seseorang. Kau tidak sedang mencoba mempermalukan dirimu lagi, kan?"
Manik Yerin membola seketika, oh astaga dari mana Taehyung tahu tentang masalah itu. Apa seterkenal itu Jung Yerin? Tapi kenapa harus hal negatif sih yang menyebar.
"Ba...bagaimana kau tau?"
"Jadi benar? Masih muda tapi sudah pikun. Atau jangan-jangan kau itu nenek tua yang menjelma menjadi gadis berusia 22 tahun?"
Bugg
Gemas karena sedari tadi dirinya terus saja dicemooh Taehyung. Dengan sekali pukulan, sukses membuat Taehyung merintih kesakitan. Tulang keringnya ditendang Yerin dengan tidak elit. Ngilu sekali karena saking kerasnya pukulan.
"Menyesal aku mencoba dekat denganmu."
Seloroh Yerin lalu pergi meninggalkan Taehyung yang berteriak marah memanggil namanya. Berjalan tertatih karena masih terasa nyeri dan sepuluh menit lagi akan diadakan rapat untuk membahas laporan yang kemarin malam mereka berdua kerjakan. Saat langkahnya terus berpijak, Taehyung menggerutu dengan begitu banyak kalimat umpatan yang ditujukan pada Yerin.
Sedikit mengerutkan kening saat Hoseok berpapasan dengan Taehyung. Sahabatnya itu kenapa menggerutu tak jelas dan seperti menahan sakit. Lalu disusul pada menit berikutnya Daniel dan juga Mingyu, masih dengan raut wajah yang sama seperti Hoseok. Mengernyit bingung namun tak berani bertanya, wajah mendung milik Taehyung sudah menjelaskan semuanya. Terakhir Jimin yang melintas dan dengan baik hati membukakan pintu ruang rapat saat melihat Taehyung sedikit kesulitan untuk berjalan.
"Kau kenapa? Encokmu kumat yah?"
Kalimat itu meluncur begitu saja dari bibir Jimin yang memang terkenal manusia paling polos.
Atau bodoh?
Dua kata itu jika digabungkan memang memiliki sedikit perbedaan.
Plakk
Dengan ringan, Taehyung menggeplak kepala belakang Jimin dengan kesal. Apa katanya tadi? Encok? Sialan.
Bisa dilihat bagaimana Mingyu, Daniel, Hoseok bahkan Seokjin yang berada di ruangan itu menahan tawa mereka. Hancur sudah image yang selama ini Taehyung bangun dan semua ini penyebabnya adalah si gadis sialan yang sekarang ini enggan bersitatap dengannya.
"Berisik."
Taehyung berlalu melewati Jimin yang masih dalam keadaan bingung. Menghilangkan suasana canggung akibat kalimat tak mengenakan Jimin. Seokjin langsung membuka pembicaraan dan meminta semuanya untuk mengumpulkan laporan mereka.
"Shim Changmin-ssi sedang ada tugas lain. Jadi untuk sementara keseluruhan laporan aku yang akan bertanggung jawab. Mempersingkat waktu, bisa kita memulai rapat hari ini?"
Pertanyaan Seokjin disambut dengan anggukan kompak dari keenam manusia yang berada di ruangan itu. Yerin jadi terlihat paling cantik sendiri, karena keseluruhannya adalah pria. Setelah selesai rapat yang memakan waktu lebih dari dua jam. Yerin memilih untuk pergi keluar dengan cara berlari, Sejeong baru saja menghubunginya jika ada masalah dengan laporan minggu lalu.
"Apalagi ini?" runtuknya di dalam hati.
Satu masalah belum selesai kali ini masalah lain datang. Tuhan kenapa begitu menyukai Yerin yang beringas ketimbang melihatnya hidup sedikit lebih santai.
Sesampainya di meja kerjanya, Yerin dibuat bingung sekaligus jengkel. Gadis itu mencoba untuk tetap tenang meski di dalam dirinya ingin sekali melibas orang yang sudah menghilangkan dokumen yang kemarin siang dia kerjakan.
"Bukankah kemarin kau lembur sampai malam?" Sejeong bertanya.
"Tidak hanya dokumen fisik yang hilang, bahkan file yang disimpan bersama dengan file presentasiku juga hilang."
Ini benar-benar aneh, komputer milik Yerin tidak pernah mengalami eror atau terkena virus. Komputernya selalu dalam keadaan baik-baik saja karena Yerin setiap saat pasti akan mengecek dan memastikan jika komputernya dalam performa yang bagus.
Jika data yang ada di komputernya tiba-tiba menghilang, bisa dipastikan jika ada tangan jahil yang sedang mencoba bermain-main dengannya.
"Yerin, mungkinkah ada orang lain yang mencuri dokumen itu?"
"Aku tidak tahu, tapi dia benar-benar ingin mencari masalah denganku," Yerin bergumam, namun masih dapat di dengar oleh Sejeong.
"Aku akan mencari tahu, aku harap masalah ini belum sampai ke telinga Manajer. Aku malas tanya jawab dengan orang itu." ucap Yerin.
"Hus... mulutmu itu." Sejeong mencoba memperingati.
Yerin segera pergi ke lantai dua, tempat dimana adanya ruang pemantauan CCTV. Sedangkan tempat Yerin bekerja ada di lantai tiga. Yerin akan memulainya dari sana. Mungkin dia akan mendapatkan sedikit petunjuk. Dirinya harus cepat sebelum Manajer mengetahui kejadian ini dan bisa saja dirinya berakhir di ruang Manajer dengan predikat mendapatkan SP. Yerin bergidik ngeri, jangan sampai itu terjadi.
Tepat sepuluh menit dari kepergian Yerin mencari barang bukti. Manajer Lee datang dengan wajah merah padam, terlihat sangat marah. Manajer Lee mencari keberadaan Yerin dan menyuruh siapapun untuk menemukan Yerin.
"Suruh dia ke ruanganku."
Sejeong mencoba untuk menghubungi Yerin namun ponsel gadis itu tidak bisa dihubungi. Sejeong jadi ikutan panik sendiri karena baru kali ini Sejeong melihat Manajer Lee menunjukkan wajah marahnya. Hingga Manajer Lee pergi, Sejeong masih berusaha sebisa mungkin untuk menghubungi Yerin.
"Ayolah Yerin, apa ponselmu berubah menjadi batu? Kenapa sulit sekali dihubungi sih?"
Gadis itu terlihat mondar mandir di depan meja kerja Yerin, sesekali bibirnya mengumpat pada komputer yang menjadi biang masalahnya.
"Oh ayolah, Manajer Lee tidak mungkin kan akan melempari Yerin dengan vas bunga? Atau mencekik atau arrgghhh..... Sialan, kenapa pikiranku menjadi ikutan kacau seperti ini sih?"
Kegelisahan Sejeong terhenti saat seseorang memberitahu keberadaan Yerin saat ini. Dengan rasa khawatir yang membuncah, dengan kecepatan penuh Sejeong langsung pergi menemui Yerin.
"Yerin, aku harap semuanya akan baik-baik saja. Aku tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padamu."
Ya meskipun itu menjadi hal yang mustahil, karena jika kau berada dalam sebuah masalah, bukankah tidak mungkin akan menimbulkan efek samping yang beragam?
...°°°...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
handa_seokjin🥀
lagi ngebayangin Seok jin mode seriusz dgn mode leader y uwouuuuwwwww😍😍😍
2023-09-22
0