Still On

"Kau pulang jam berapa kemarin?"

"Delapan malam."

"Terjebak hujan pasti?"

Yerin mengangguk lemas, semalam dirinya tidur pukul dua dini hari dan sekarang dirinya mengantuk bukan main. Padahal jam dinding baru saja menunjukkan pukul 9 pagi.

"Aku mengantuk."

"Hey jangan tidur, setelah ini kita akan ada rapat penting."

Persetan dengan rapat.

Oh astaga!!

Dirinya kemarin itu disuruh lembur, padahal kemarin adalah hari liburnya. Ditambah hari ini dia harus kembali rapat membahas hal yang tentunya akan membuatnya semakin gila. Yerin mengerang frustasi, ingin sekali dirinya berguling manja di tempat tidurnya. Atau setidaknya liburan satu minggu penuh.

"Beri aku waktu sepuluh menit."

Sejeong, teman satu divisi Yerin menatap iba ke arahnya. Kasihan memang, tapi mau bagaimana lagi namanya juga bekerja. Pasti lelah.

"Kerja paksa ini namanya."

Seakan mengetahui apa yang tengah dipikirkan Sejeong, Yerin berkata dengan nada kesal. Selanjutnya diikuti oleh suara rintihan minta dikasihani. Sejeong menggelengkan kepalanya pelan, mengenaskan sekali memang.

"Baiklah, tidurlah sejenak nanti jika waktunya rapat tiba aku akan membangunkanmu."

Yerin diam sebagai jawabannya, mungkin karena saking lelahnya tubuh. Membuatnya kesulitan untuk tidur dengan nyenyak. Padahal Yerin sudah mengikuti ritual yang diajarkan neneknya jika mulai kesulitan tidur. Tapi tetap saja hasilnya dia tidak bisa tidur dengan nyenyak.

Waktu sepuluh menit itu sudah seperti kecepatan cahaya bagi Yerin. Dengan langkah terseok mengenaskan dirinya harus masuk ke dalam ruang berukuran yang seperti halaman rumahnya itu dengan senyum yang dipaksakan. Jika tidak ingin kena semprot atasan karena menampilkan wajah horor layaknya valak.

Yerin meringis saat leadernya mengawasi dari jarak jauh. Menatap ganas lengkap dengan seringaian iblis terbentuk dari bibirnya.

Rapat dimulai dengan Yerin yang berusaha untuk tetap terjaga meski rasa kantuk menyerangnya dengan beringas. Sesekali dirinya mencubit pipi atau mengedipkan mata berkali-kali. Namun untuk menit berikutnya, manik kembar Yerin seketika melebar saat dengan begitu semangatnya sang leader mengumandangkan titah tak terbantahkan.

"Yerin, Daniel dan Mingyu akan bergabung dengan divisi Publikasi."

Mati saja sana.

Yerin mengumpat keras meski dalam hati. Dirinya ingin sekali menangis, setelah kemarin dirinya menggarap 3 novel sekaligus untuk di sunting, kali ini malah harus terseret ke divisi Publikasi. Bedebah memang leadernya itu. Mentang-mentang Yerin itu memiliki sesuatu yang istimewa dibandingkan dengan yang lain, dengan seenak jidat malah melemparnya kesana kemari.

Melihat Yerin yang bersiap untuk protes leader bernama lengkap Kim Seokjin itu langsung mengalihkan pembicaraan. Tentu saja hal itu membuat Yerin menghentak-hentakkan kakinya kesal. Rasanya Yerin ingin sekali menenggelamkan pemuda yang belum genap berumur 28 tahun itu ke palung Mariana. Biarkan saja dilahap monster laut, itupun kalau monster laut berminat untuk memakan Kim Bedebah Seokjin. Selesai rapat Yerin langsung meluncur pergi. Mengabaikan teriakan Sejeong yang membahana di lorong kantor. Rasa kantuk yang tadi menyerangnya tiba-tiba saja lenyap. Efeknya melebihi meminum kopi hitam yang pahit.

"Duh, adik kecil kenapa terlihat begitu menggemaskan?"

"Astaga!!" Yerin terkejut bukan main.

Bagaimana dirinya tidak terkejut jika sesosok makhluk tiba-tiba saja menyender pada dinding bercat biru muda. Mau cosplay menjadi siluman cicak dengan raut wajah konyol menjengkelkan, sepertinya.

"Aduh, jangan teriak begitu dong. Telingaku sakit ini."

"Setan. Kenapa kau tiba tiba muncul seperti itu!"

"Ck, kau ini wanita tapi mulutmu sudah seperti preman pasar?"

"Aku lapar, minggir aku mau ke kantin."

Dengan tenaga penuh Yerin menyingkirkan sosok di depannya.

"Ayo makan bersama."

"Kencanmu aku tolak."

Memiliki teman se-ajaib Yerin itu memang harus ekstra bersabar. Bagi yang baru saja mengenalnya, Yerin itu lucu layaknya anak kucing menggemaskan. Tapi jika kau sudah mengenalnya secara dekat. Maka dia akan berubah menjadi gadis bar-bar mengerikan. Mingyu saja yang dulu baru mengenal Yerin merasa kasihan melihat gadis itu selalu saja mendapat bully-an dari teman-temannya.

Namun saat sudah mengenalnya lebih dekat, hasrat untuk menggoda menjadi sebuah hobi baru. Yerin itu jika sudah marah menurutnya sangat lucu. Pipi chubby, mata membola sempurna dan kalimat tak jelas terucap dari bibirnya. Yerin sukses menjadi rapper yang gagal debut.

"Yerin!"

Sejeong mengejar dari belakang, lalu berganti berjalan menjadi se-anggun mungkin saat mendekati seseorang yang tak lain adalah kekasih sendiri.

"Bear, masalah dengan Seokjin lagi?"

Sejeong merengut kesal, kekasihnya kapan sih bisa bersikap romantis meski hanya sebentar. Apa tadi? Bear? Beruang!! Hei, dia tidak segemuk itu untuk disebut beruang.

"Aku bukan winter bear!" sungut Sejeong, merasa amat tidak terima dengan apa yang baru saja dia dengar.

Pemuda bernama Sehun itu hanya tersenyum sambil mengacak rambut Sejeong dengan sayang. Melihat Yerin kembali berjalan dengan aura yang tak bersahabat membuat Sejeong menahan lengan Sehun. Menggelengkan kepalanya pelan, berusaha melakukan telepati dengan sang kekasih melalui gerakan matanya. Sehun mengangguk mengerti lalu menggandeng tangan Sejeong, membawanya ke kantin karena cacing cacing tak tau diri mulai berdemo tak karuan di dalam perut sana.

"Jangan bicarakan apapun tentang Seokjin jika sudah berada di kantin nanti." ujar Sejeong memberi saran.

"Kenapa?"

"Jika kau masih sayang kening dan juga telingamu."

Mendengar hal itu, seketika Sehun menyentuh kening dan telinganya secara bergantian. Otaknya secara otomatis langsung kembali mengorek informasi satu tahun silam. Saat Sehun mengira jika Yerin gadis lemah lembut tak berdaya.

Perlu diingat jika dulu saat Sehun mencoba menggoda Yerin namun dalam tahap yang sudah cukup keterlaluan. Sehun sempat mengalami dan menjadi korban kekerasan Yerin. Gadis itu dengan kekutan luar biasa melempari Sehun dengan high heelsnya dan tepat mengenai pelipis sebelah kanan. Dan saat Sehun lengah tanpa ampun gadis itu juga menarik telinga Sehun dan berkata untuk tidak mengulangi perbuatan tak terpujinya lagi.

Yerin memang dikenal sebagai perempuan yang unik. Dia bisa menjadi gadis cantik dan anggun, namun juga bisa menjadi gadis mengerikan jika kenyamanannya diusik. Yerin bukanlah gadis yang mudah untuk mentolerir atas skinship yang dilakukan oleh orang lain apalagi jika itu adalah lawan jenis.

Yerin membenci itu, namun jika perkataannya saja sudah tidak bisa membuahkan hasil. Maka solusi terakhirnya adalah membela diri dan melumpuhkan lawan.

Sejak kejadian itu, Sehun benar-benar berhenti untuk menggoda Yerin secara berlebihan. Karena menurut Sehun, Yerin benar-benar mengerikan jika sudah mengeluarkan jurus bela dirinya.

"Aku benar-benar masih tidak menyangka jika gadis itu ternyata pemilik sabuk hitam Taekwondo."

"Ya, setidaknya aku memiliki teman yang tidak selemah tampilannya."

Entah mengapa, jika melihat Yerin dari sisi lain Sehun merasa ada yang sedikit aneh pada diri gadis itu. Gadis itu seperti tumbuh dan terpaksa menjadi kuat.

"Yerin benar-benar mampu berkamuflase dengan sangat baik. Semoga saja gadis itu selalu mendapatkan banyak kebahagiaan."

...°°°...

Terpopuler

Comments

handa_seokjin🥀

handa_seokjin🥀

kasihan y suami q Kim Seok jin di panggil setan 😭😭😭🤣🤣🤣

2023-09-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!