Yerin hanya bisa menunduk lesu, air matanya sudah tidak sanggup dia bendung. Manajer Lee memarahinya habis-habisan, setelah ada seseorang yang melapor bahwa dirinya lah yang telah menghilangkan file serta berkas penting yang akan dibahas besok lusa. Konyol memang, mau cari mati apa. Meski dirinya saat ini memang dalam keadaan 'sekarat'.
Memangkas waktu dengan cara menggarap ulang file tersebut juga dirasa sangat percuma, karena Yerin bahkan memerlukan waktu lebih dari seminggu untuk menyempurnakan semua isinya.
Yerin sudah mencoba untuk menjelaskan kejadian demi kejadian kenapa dia bisa kehilangan file sepenting itu. Namun Manajer Lee tidak mau mempercayainya, Yerin benar-benar sudah kehilangan kata-kata untuk bisa membuat Manajer Lee mempercayainya.
Akan menjadi hal yang wajar jika ini memang kesalahan Yerin sepenuhnya, apalagi mengingat jika file yang Yerin kerjakan adalah file yang berisikan proyek besar senilai seratus juta won. Namun yang membuat Yerin sangat kecewa dengan tindakan Manajer Lee adalah beliau yang lebih mempercayai ucapan orang lain yang bahkan tidak memiliki bukti kuat.
"Masih tidak mau mengaku juga?"
Entah sudah berapa kali atasannya mengajukan pertanyaan yang sama. Dengan Yerin yang terus saja mencoba untuk menjelaskan. Yerin jadi merasa sangat mual.
"Jung Yerin, jawab pertanyaan saya!"
"Saya tidak melakukannya, untuk apa saya melakukan hal yang sudah saja kerjakan setengah mati. Bukankah Manajer sendiri tahu jika selama ini saya selalu melakukan yang terbaik untuk perusahaan."
Jika tahu akan berakhir seperti ini, Yerin tidak akan mau menerima proyek sebesar ini. Lagipula masih ada orang lain yang bahkan jabatannya lebih tinggi darinya, tapi kenapa proyek sebesar ini malah diserahkan begitu saja kepada Yerin yang hanya menyandang sebagai karyawan biasa. Yerin jadi curiga jika dirinya hanya dimanfaatkan saja oleh perusahaan.
Tadi saat Yerin mencoba bernegosiasi dengan petugas bagian CCTV, gadis itu ditolak saat akan memeriksa rekaman CCTV dengan alasan yang tidak masuk akal. Saat dirinya mencoba kembali menawar, seseorang datang ke arahnya dan mengatakan jika Manajer Lee menyuruhnya untuk segera datang ke ruangan Manajer.
"Bukankah akhir-akhir ini kau yang sering pulang hingga larut malam?"
Manajer benar-benar sudah gila. Aku penasaran, manusia macam apa yang bisa membuat orang di depanku ini berubah menjadi manusia linglung dan menjadi sangat bodoh.
Jika tidak mengingat siapa orang di depannya saat ini, mungkin Yerin dengan senang hati menghajar lalu membiarkannya tergeletak tak berdaya di lantai.
"Itu karena saya mengerjakan tugas lain dari Kim Seokjin."
Kesal karena keterangan yang sejak awal dia berikan seperti tidak memiliki pengaruh apapun. Yerin menyerah dan memilih untuk segera mengakhiri percakapan.
"Saya tidak melakukannya, Manajer," suara Yerin memelan.
Keluar dari ruang manajer, Yerin memukul pelan tubuh bagian depannya. Nyeri seketika menjalar, rasa sesak terasa saat mencoba menarik nafas. Yerin berjalan pelan menuju lift dan hanya memerlukan beberapa menit untuk menunggu pintu lift terbuka. Tidak ada siapapun di dalam sana, Yerin masuk diikuti suara dentingan dari pintu lift yang kembali tertutup. Bayang-bayang tentang dirinya yang disalahkan atas kejadian ini. Benar-benar membuatnya muak.
Isakan kecil mulai terdengar, Yerin tidak bisa berpikir jernih saat ini. Mengabaikan semuanya, jari lentiknya menekan tombol stop pada tombol lift. Bermaksud menghentikan pergerakan lift yang sebentar lagi akan memasuki lantai satu. Lift berhenti, saat itu juga tubuh Yerin roboh. Gadis itu menangis sejadi-jadinya di dalam sana. Mengeluarkan seluruh rasa sakitnya di dalam sana. Membiarkan matanya menghasilkan lebih banyak cairan bening bernama air mata.
Hampir 15 menit Yerin menghentikan lift sebelum akhirnya kembali berjalan dengan normal. Saat pintu lift terbuka, saat itu juga ada Seokjin di depan sana. Yerin yang tidak fokus pada sekitarnya, berjalan pelan sambil melewati Seokjin begitu saja. Kelopak matanya terlihat bengkak, ada jejak air mata disana dan juga hidung yang merah. Seokjin tertegun, Yerin tampak sangat kacau bahkan kehilangan fokusnya. Tatapan mata yang kosong seperti orang linglung saja. Seokjin sebenarnya penasaran tentang kenapa Yerin berlari kencang saat rapat baru saja ditutup, serta dirinya yang berniat menambahkan beberapa wejangan. Inginnya saat ini Seokjin mengumpat lalu berdebat dengan Yerin.
Tapi, melihat Yerin yang sudah mirip zombie seperti itu membuatnya harus berpikir ulang tentang perdebatan. Untuk pertama kalinya, Seokjin melihat wajah Yerin menjadi sekacau itu. Selama ini, Yerin hampir tidak pernah memperlihatkan tentang bagaimana dia begitu terbebani dengan tugas yang bahkan hampir dua kali lipat dari yang lain. Yerin lebih memilih untuk tidak memperpanjang masalah seperti itu. Dia itu lebih banyak mengalah daripada mencari masalah. Sedikit meringis saat melihat Yerin yang hampir menabrakkan diri ke benda-benda di sekitarnya.
Yerin mungkin saja tidak sadar jika ada Seokjin, karena saat keluar dari lift tadi, dirinya bahkan hampir ditabrak oleh Yerin. Hingga siluetnya hilang dibalik dinding, Seokjin baru menutup pintu liftnya. Mungkin, mencari tahu tentang masalah Yerin akan membuatnya menjadi sedikit tenang. Biar bagaimanapun juga Yerin tetap menjadi bawahan dan juga tanggung jawabnya.
Seokjin berniat menemui Sejeong untuk menanyakan perihal Yerin yang tiba-tiba saja berubah menjadi orang paling menyedihkan di kantor. Baru saja pintu lift terbuka, disana sudah ada Sejeong lengkap dengan wajah paniknya. Menatap Seokjin dengan raut kebingungan.
"Leader?"
"Kau mau kemana?"
"Menemui Yerin."
"Ikut denganku." tanpa banyak pertanyaan, Seokjin segera menarik Sejeong untuk pergi dari tempat mereka berdua saat ini.
Setelah dirasa aman dari jangkauan orang-orang, Seokjin akhirnya kembali berbicara.
"Yerin terlibat masalah apa? Aku lihat anak itu menangis seperti orang gila."
Tidak terima jika temannya mendapat olokan, Sejeong segera mencubit lengan Seokjin dengan ganas.
"Akan aku adukan pada Yerin nanti jika semua masalah sudah selesai. Biar leader merasakan bagaimana manisnya mendapatkan lemparan high heels darinya."
"Berani kau adukan, akan aku tambah jam kerjamu, biar sekalian kau bermalam di kantor ini."
"Leader, kau manusia kejam."
"Sekarang jawab pertanyaanku atau kau pilih menderita dengan puluhan dokumen di dalam ruanganku?"
Sejeong mencebik kesal, pemuda di depannya ini memang hobi sekali mengancam bawahannya. Pantas saja jika Yerin sering mengumpat, menyumpahi bahkan beradu mulut dengan salah satu atasannya ini.
"Seseorang bilang jika Yerin telah menghilangkan file yang akan di bahas besok lusa. Tapi aku sangat yakin jika Yerin sedang dijebak. Komputernya di retas da...."
"Tunggu dulu, bagaimana kau tahu jika komputer Yerin ada yang meretas?"
"Karena Yerin selalu memperhatikan mesin kerjanya itu. Jadi Yerin sangat tahu jika komputernya itu baru saja di retas. Dan juga leader-nim, berkas fisik yang menjadi berkas pendukung dari file yang hilang itu juga ikutan hilang. Apa kau tidak merasa aneh, entah manusia macam apa yang berani mengusik Yerin."
Sejeong sedang berusaha menduga-duga, orang seperti apa yang bisa melakukan hal seperti itu.
"Sudahlah, percuma saja saya menceritakan hal ini pada leader. Lebih baik saja mencari keberadaan Yerin. Saya permisi, Pak."
Seokjin bersiap menendang Sejeong karena berhasil menggodanya dengan panggilan 'Pak'. Apalagi saat melihat wajah Sejeong yang dipenuhi oleh mimik-mimik menyebalkan.
"Dasar gadis gila, teman-teman Yerin memang sekumpulan orang gila."
...°°°...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments