Acara resepsi pun telah selesai, Liora juga sudah mengganti gaunnya dan sudah menghapus riasannya. Saat ini yang ingin ia lakukan adalah segera menuju kamar dan istirahat sepuasnya.
Bahan ketika di dalam perjalanan menuju ke apartemen pun, liora sudah tertidur karena saking capeknya. Raja pun mempercepat laju mobilnya supaya Liora bisa tidur dengan nyaman di ranjang kamarnya.
Sekitar 20 menit kemudian, mereka telah sampai di basemen apartemen. Raja pun memilih menggendong Liora daripada membangunkannya.
Pintu kamar terbuka, Raja membaringkan tubuh Liora pelan-pelan supaya istrinya tidak terbangun. Kemudian ia mengecup kening Liora dan pergi ke toilet untuk mencuci wajahnya.
Selesai itu, Raja pun membaringkan tubuhnya di samping Liora dan memeluk tubuh Liora dengan erat.
*
*
Paginya Liora bangun lebih dulu, dan melihat Raja yang masih tertidur dengan pulas nya. Ia begitu mengangumi ciptaan Tuhan yang satu ini. Ia bahkan menyentuh setiap inci bagian wajah Raja saking kagumnya.
Liora lupa, kalau Raja akan cepat bangun ketika merasakan tubuhnya disentuh. Ia jadi terkesiap kaget ketika Raja langsung memeluk dirinya.
"Jangan usil tangannya. Kalau saya tidak bisa menahan diri. Kamu harus tanggung jawab Ra. Kamu tidak akan bisa lari dari saya."
"Hehe, iya maaf."
"Sudah, ayo tidur lagi. Jangan banyak gerak kamu nya."
Liora pun menurut dengan masih dipeluk oleh Raja.
Sampai suara telepon pun mengharuskan Liora bangkit dan menerima panggilan itu.
"Halo, kenapa Ma?" tanya Liora yang rupanya adalah telepon dari Ibu Puspa ke Raja.
"Jangan lupa kalian harus datang di acara keluarga nantinya. Acaranya sih masih semingguan lagi. Tapi mama bilang sekarang supaya Raja bisa mengatur jadwalnya kerjanya dengan baik."
"Oke, siap Ma. Nanti aku sampaikan. Sekarang Raja nya masih tidur."
Sambungan telepon pun selesai. Liora meletakkan kembali ponsel Raja di atas meja.
"Kamu sudah dengar semuanya kan? Jadi aku tidak usah repot-repot menjelaskan."
"Tapi saya malas untuk datang Ra. Semua yang datang kebanyakan pasti akan membicarakan masalah pekerjaan, bisnis atau anaknya yang sudah sukses jadi ini dan itu. Kesannya bukan jadi acara keluarga, tapi kaya jadi ajang pamer kekayaan dan kekuasaan."
"Ya, walaupun seperti itu, mereka kan keluarga kamu. Kita tetap harus datang lah. Takutnya mereka malah mengira kamu tidak mau datang karena aku yang tidak mengizinkan."
"Liat nanti deh!"
Raja pun menarik Liora kembali untuk berada di pelukannya.
"Ih, aku tuh mau mandi tahu. Gerah banget ini!"
"Ayok mandi bareng!" ajak Raja.
"Nggak mau!" tolak Liora yang merasa malu. Karena sebenarnya keduanya belum pernah melakukan hubungan suami istri. Mereka hanya sudah melakukan sebatas ciuman saja.
"Ayolah!" rengek Raja.
Liora tetap tidak mau, dan malah melepaskan diri dari Raja dan berlari ke kamar mandi. Ia bahkan lupa tidak membawa handuk ataupun pakaian gantinya.
Raja tersenyum karena tingkah menggemaskan dari Liora. Kini ia sedang menunggu Liora untuk meminta tolong padanya karena melupakan handuknya.
Beberapa menit kemudian, ketika akan mengurungkan tubuhnya, ia baru sadar kalau ia tidak membawa handuknya. Ia jadi mondar-mandir di kamar mandi. Dengan sangat terpaksa ia pun memanggil Raja dan meminta bantuan darinya.
"Buka pintunya, Ra," pinta Raja.
"Taruh saja di gagang pintunya, kamu boleh kembali lagi ke tempat tidur."
"Iya."
Liora tidak tahu, kalau Raja masih berada disana. Ketika membuka pintunya dan hendak mengambil handuk, Liora tak menemukan handuknya. Ia malah dikejutkan dengan suara Raja yang masih ada disana.
"Kenapa masih disitu? Katanya iya mau ke ranjang lagi."
"Saya juga mau mandi Ra."
"Mana ih handuknya, aku mau keluar."
"Nih!"
Raja menaruh haduk nya di tangan Liora. Awalnya ia berniat ingin mengerjai Liora. Tapi ia urungkan karena takut Liora akan marah atau kesal.
Liora pun keluar dari kamar mandi dengan mengenakan handuk yang melilit di tubuhnya. Rambut yang basah membuat Liora jadi semakin berdamage aura kecantikannya. Raja bahkan sampai menelan ludahnya. Ia harus sabar dan menunggu sampai Liora siap untuk menunaikan tugasnya.
Daripada terus melihat Liora dan membuat dirinya tak bisa menahan diri, Raja memilih untuk masuk ke dalam kamar mandi. Liora jadi lebih leluasa untuk berganti pakaian di kamar Raja.
Sebenarnya ia sadar, ia sudah salah dengan tidak melakukan tugasnya. Tapi, karena Raja juga tidak masalah, Liora jadi lega rasanya.
*
*
Suara pesawat terbang jadi irama yang didengar Liora ketika keluar dari balkon. Ia menatap ke bangunan yang berada di bawahnya, tampak terlihat kecil, padahal sebenarnya besar. Wajar saja, karena apartemen Raja berada di lantai ke 10.
Angin bertiup hingga membuat dress tanpa lengannya bergelombang kesana-kemari. Kicauan burung yang terdengar dari pohon besar yang berada dekat dengan apartemen yang ditinggalinya. Serta jalanan yang terlihat padat di sore itu. Membuat Liora lebih memilih untuk tetap tinggal di apartemen tanpa mau keluar kemana-mana.
Kemudian dari arah belakang, Raja datang dan langsung memeluk Liora serta menaruh dagunya di pundak Liora. Kini ia mendapatkan kebahagiaan sederhana hanya dengan memeluk istri tercintanya.
"Ternyata kamu disini. Saya pikir kamu pergi keluar tanpa izin."
"Kalau pergi keluar tanpa izin, nanti ada yang nyari-nyari lagi. Kan kasihan," jawab Liora.
"Lapar tidak?" tanya Raja sambil mencium daun telinga Liora.
"Sedikit, auw, auw. jangan digigit dong! Sakit ih!"
"Habis lapar. Soalnya cuma ada kamu yang bisa digigit."
"Hih! Nyebelin! Emang aku makanan apa!"
Raja pun terkekeh pelan, dan langsung menarik tubuh Liora agar berhadapan dengan tubuhnya. Kemudian ia mencium bibir Liora, memainkannya dan mel*matnya seperti orang yang kelaparan. Liora pun tak bisa bernapas.
"Lain kali belajar untuk tidak menahan napas saat berciuman sayang. Ayok kita keluar dan makan disana. Hari ini aku lagi mager untuk masak sendiri."
*
*
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎ᴹᴿˢ᭄мαмι.Ɱυɳιαɾ HIAT
yang sabar ya raja🤭🤭🤭
2023-06-04
0