Liora dan Raja pergi bertemu dengan WO, ia mengobrol tentang bagaimana pernikahan yang diimpikannya. Pihak WO pun merekomendasikan beberapa dekorasi dan gaun yang sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Liora. Liora langsung setuju karena dia tidak ingin pusing-pusing cuma karena memilih dekorasi, make-up dan gaun
yang lama.
Setelah itu, mereka pergi ke tempat catering, lalu dilanjutkan dengan pergi ke tempat souvernir.
Sudah hampir berjam-jam mereka pergi keluar rumah bersama. Bahkan Raja sampai merelakan waktu kerjanya untuk mengurus segala keperluan resepsinya.
Mereka pun berhenti di sebuah restoran untuk makan sore, karena sudah kelaparan.
Liora makan dengan begitu lahap sampai ada saos yang menempel di atas bibirnya. Raja jadi mengambilkan tisu dan langsung mengelapnya.
"Udah badan kaya anak kecil, makan pun sama masih kaya anak kecil. Ini mah namanya saya menikahi anak kecil bukan wanita dewasa."
Liora menatap Raja dengan kesal. Selalu ada saja ucapan Raja yang membuatnya kesal dan tak bisa berkutik.
"Udah makan aja, jangan sambil melotot gitu. Nanti kalau matanya keluar kan ngeri!"
"Raja!"
"Apa sayang?"
Yang tadinya marah dan kesal, Liora jadi tersipu malu karena dipanggil sayang. Ia bahkan jadi memalingkan wajahnya. Pura-pura sedang menguyah dan melihat orang-orang yang lalu lalang di jalan.
Raja jadi senyum melihatnya.
Selesai makan disana, keduanya langsung pulang ke apartemen dan saling memandang satu sama lain di atas ranjang.
Raja merapihkan rambut Liora yang yang menghalangi wajah Liora ketika ia melihatnya.
"Kamu tahu Ra, sejujurnya saya sudah mulai tertarik sama kamu sejak awal. Itulah kenapa saya bersedia menikah dengan kamu. Cuma tertarik bukan cinta sih awalnya, cuma karena kita yang selalu bersama dan melakukan apapun sama-sama. Saya menjadi beneran cinta sama kamu."
"Uluh, uluh so sweet. Rupanya kamu ya yang tertarik duluan sama aku. Padahal kalau dilihat-lihat nggak ada yang menarik satu pun dariku. Kamu bahkan tahu aku seperti apa."
"Intinya yang saya tahu, saya menyukai kamu Liora."
"Terima kasih," ucap Liora kemudian mengecup bibir Raja.
"Nakal ya kamu!" ucap Raja sambil mencubit hidung Liora.
"Hihi."
Liora cekikikan tapi kini ia merasa bahagia. Karena tidak semua yang ia tidak sukai pada awalnya akan selalu berakhir buruk. Ada kalanya kita harus bisa menerima kalau tidak semua yang kita inginkan harus terwujud. Dan ada kalanya juga kita harus menerima hal buruk untuk bisa mendapatkan yang namanya bahagia.
*
*
Sebuah aula hotel telah disulap menjadi ruangan yang megah dan kelilingi ribuan bunga. Dekorasi berwarna dominan putih pun menjadi pilihan dari Liora dan Raja. Kedua pasangan itu kini tengah berdiri disana sambil menyalami tamu undangan yang hadir. Kebanyakan semua undangannya adalah kolega bisnis Raja juga teman-teman dari ayahnya Raja. Sementara dari pihak Liora sendiri paling hanya seperempat nya saja.
"Ya ampun, Ra. Cantik banget sih kamu. Aku jadi pangling lihatnya. Perasaan as kemarin kamu wisuda nggak secantik ini deh."
"Yee, beda tangan beda hasil lah. Yang sekarang kan bayaran MUA nya mahal. Soalnya suami yang bayarin, hehe."
"Hahahah, pantas saja. Langgeng terus ya."
"Terima kasih Li."
"Haduh, Ra. Aku kalau manggil suami kamu siapa sih. Masa nama gitu aja, kan umurnya beda jauh, kaya nggak sopan aja gitu."
"Panggil Kak juga boleh," ucap Raja.
"Wah, oke deh Kak Raja. Jaga baik-baik temanku yang paling rempong sedunia ini. Pokonya kalau sampai Rara disakiti, aku orang pertama yang akan mencari Kak Raja."
"Iya, aku akan menjaganya dengan baik," jawab Raja.
"Haduh, kok jadi iri begini? Kapan aku punya suami ya?"
"Lulus dulu woy!"
"Ya elah, kamu aja nikah dulu baru lulus. Kita kan sejoli, jadi aku harus ikutin jalan ninja mu, hahaha."
Raja selalu terheran-heran dengan Lili dan Liora kalau sudah bertemu pasti obrolannya selalu random dan penuh tawa. Ia jadi bersyukur Liora dikelilingi oleh teman-teman yang baik.
Karena cape berdiri terus sejak tadi. Liora pun duduk mumpung tak ada lagi tamu yang ingin bersalaman. Ia bahkan mendapatkan pijatan di kakinya oleh Raja. Liora tersenyum melihatnya. Perhatian kecil dari Raja selalu membuat hatinya meleleh seketika. Kini ia baru bisa merasakan syukur yang sesungguhnya.
Tak lama kemudian, Tante Meri datang dan mengucapkan selamat juga ke Raja dan Liora. Tapi, Liora merasa aneh dengan sikap Tante Meri juga dengan lirikan matanya yang seolah-olah sedang mengamati dirinya dari ujung kepala hingga ujung kaki. Juga senyuman yang diberikan Tante Meri yang terkesan tidak tulus dan seperti punya niatan lain.
Liora pun mengucapkan ketidaknyamanan itu ke Raja.
"Tante Meri emang seperti itu orangnya. Tapi dia baik kok. Jadi kamu jangan berpikiran buruk sama dia. Dia itu adik dari ibu."
Meski Raja bilang seperti itu, tapi Liora masih merasa aneh saja. Karena dari banyaknya keluarga Raja, cuma Tante Meri yang seperti itu. Tapi ia tidak mau memikirkannya lagi, karena acara resepsi pernikahan mereka yang belum usai.
*
*
Tante Meri mulai mempertanyakan tentang pernikahan Raja yang sebelumnya tidak diberitahukan ke keluarga besar. Ia bahkan sampai merasa dirinya sudah tidak dianggap lagi jadi bagian dari keluarga.
"Bukan seperti itu Mer. Aduh! Gimana ya jelasinnya. Mba juga awalnya kaget saat tahu kalau Raja sudah menikah apalagi pernikahan mereka itu awalnya tanpa cinta. Tapi kalau dilihat sekarang, sepertinya keduanya sudah saling ada rasa satu sama lainnya. Mba sebagai ibunya hanya bisa mendukungnya saja. Walau sebenarnya Liora bukan menantu yang Mba idamkan. Tapi karena Raja terlihat bahagia bersamanya. Mba tidak bisa melakukan apapun selain mendukungnya."
"Mba ini gimana sih? Terus dia juga berasal dari keluarga menengah bukan dari keluarga kalangan atas seperti kita. Gimana kalau nantinya Raja malah malu dengan kelakuan istrinya? Orang dari kalangan menengah biasanya tidak memiliki atitude yang baik."
"Sudah ya Mer, Mba tidak mau bahas tentang itu. Sekarang lebih baik kita nikmati acara ini saja dan terima Liora jadi keponakanmu juga mulai saat ini.".
Ibu Puspa pergi dari hadapan Tante Meri. Tante Meri masih terlihat kesal karena kakaknya yang sekarang lebih terlihat lemah dari biasanya. Ia ingat betul kalau dulu, kakaknya sangat selektif sekali dalam memilih pasangan untuk Raja. Tapi kenapa sekarang jadi begini?
"Sial! Aku tidak mau silsilah keluargaku yang semuanya murni dari orang berkasta tinggi jadi bercampur dengan kasta menengah."
Tante Meri tampak mengepalkan tangannya. Entah apa yang akan direncanakan nya nantinya. Tapi Liora dan Raja harus bersiap untuk mengahadapi masalah yang akan menimpa mereka ke depannya.
*
*
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎ᴹᴿˢ᭄мαмι.Ɱυɳιαɾ HIAT
liora pasti tidak akan tinggal diam menghadapi tante nya raja
2023-06-04
0
Nar Sih
bnr bagett jgn ada konflik yg rumit yaa kakk
2023-06-01
0
💐€^ĽYŹÆ ĎWĪ Ř@£ÑÄ🌺
thor awass klu smpai laura n raja berpisah gra2 mak lmpir itu ak un favorit dicerita ini krn ak g suka dgr crta yg agk sadis thor....semoga raja n laura tetap setia smg konflikx hgn yg brat2 thor ksihan raja n laura krn laura udh bru mau berhubungan sm raja...
2023-05-26
1