Sore harinya, Liora sudah pulang dari rumah papanya dan telah ada di apartemen Raja. ia tampak heran, sebab di apartemen seperti tidak ada penghuni nya. Meski begitu Liora tetap bersuara seperti biasanya.
Tak lama kemudian, terdengar suara pintu yang terbuka. Liora melongok dan melihat Raja yang baru saja kembali ke apartemen.
"Pantas saja rumah sepi, rupanya tidak ada orang."
"Yee, yang suka bikin rumah rame juga siapa? Yang tiba-tiba bikin berisik kalau malam juga siapa?"
Secara tidak langsung Raja menyindir Liora. Wanita itu hanya tersenyum tipis karenanya. Ia memang suka keramaian, makanya ia selalu membuat rumah Raja jadi rame seperti dihuni oleh banyak orang.
*
*
Beberapa hari setelahnya, Liora datang ke rumah orang tua Raja lagi, tapi kali ini ia akan merebut hati Ibu Puspa.
"Selamat siang Ma," sapa Liora.
"Jangan sok kenal dan pura-pura akrab denganku. Kamu itu cuma istri yang belum tentu dicintai oleh anakku."
"Aku sangat tahu itu Ma. Tapi, masa selama aku menjadi menantu mama. Masa mama tidak mau berkenalan dengan baik sih? Aku udah capek-capek loh datang kesini habis dari kampus."
"Tidak ada yang menyuruh kamu untuk datang. Itu mah kemauan kamu sendiri," ucap Ibu Puspa.
"Iya Aku tahu. Oh iya, Ma. Aku mau tanya, Raja itu suka makanan seperti apa?"
"Raja itu tidak suka makanan yang terlalu manis. Dia lebih suka yang asin dan sedikit pedas," jawab Ibu Puspa.
"Bisa ajarkan aku satu masakan, yang biasanya Raja sukai di rumah?"
"Kalau dia datang ke rumah, makanan yang selalu ingin dia makan ya gulai ayam. Katanya gulai ayam buatan mama tidak ada tandingannya. Tapi, kalau untuk mengajarkan kamu. Mama rasa itu agak sulit. Apalagi sepertinya kamu tidak memiliki bakat untuk memasak."
Liora agak sedikit kesal dan mengerucutkan bibirnya. Ibu Puspa terlalu jujur padanya. Namun, meski begitu, entah kenapa Ibu Puspa malah benar-benar mengajarkan Liora cara membuat gulai ayam. Mulai dari bumbunya hingga cara masaknya.
Setelah beberapa jam berlalu dan masakan telah jadi. Liora berterimakasih kepada Ibu Puspa. Ia tahu Ibu Puspa belum menerima dirinya sepenuhnya. Tapi karena Raja, Ibu Puspa berusaha untuk menghargai kedatangannya.
"Aku akan bawa masakan ini pulang. Pasti Raja akan senang dan makan dengan lahap. Terima kasih Ma. Maaf kalau aku terlalu cerewet dan banyak bicara. Semoga ke depannya, kita bisa berhubungan lebih baik lagi."
*
*
Liora pulang ke apartemen dan langsung menyajikan gulai ayam di meja dapur. Bau harum dan aroma lezat dari gulai tercium hingga ke kamar Raja. Raja keluar dari kamarnya dan melihat gulai ayam ada di hadapannya.
"Kamu membeli itu?" tanya Raja.
"Enak aja, ini hasil buatan aku dan mama tahu. Aku habis berusaha mendekatinya."
Raja tersenyum senang mendengarnya.
"Kalau dipikir-pikir, di keluarga saya, Ibu lah yang paling susah untuk disentuh hatinya. Jadi kamu harus berusaha dengan sangat keras."
"Iya, aku tahu itu. Makanya aku bela-belain bantuin ibu kamu masak, padahal aku tidak bisa masak sama sekali."
Raja tertawa kecil mendengarnya. Ia tidak bisa membayangkan gimana kemarahan Ibu Puspa ketika Liora yang harusnya membantu malah mengacaukan semuanya.
"Kamu sudah bekerja dengan baik," ucap Raja sambil mengelus kepala Liora.
"Ih, kenapa suka sekali elus-elus kepala orang sih? Emang aku kaya kucing apa!"
"Iya, kamu itu emang mirip kucing yang selalu menggigit ketika marah. Tapi kalau lagi mode diam, menggemaskan sekali."
Wajah Liora jadi bersemu merah. Seumur-umur dia baru kali ini merasakan digombali oleh pria.
"Cie, cie, merona!" ledek Raja.
"Apaan sih!"
"Sok tahu! Sana jauh-jauh, aku mau makan sendirian dan mengabiskan ini semua!"
"Bukannya seharunya kamu berbagi dengan saya?"
"Aku ah," kesal Liora yang kemudian malah pergi dari dapur.
Raja tersenyum lagi. Ia jadi suka menggoda Liora karena sangat asik jika diganggu.
*
*
Di suatu hari, Liora mengajak Ratu untuk bertemu di sebuah restoran dekat kampus Ratu.
"Kalau kamu mengajak bertemu supaya kamu bisa dekat denganku, aku hargai itu. Tapi, sejujurnya aku akan selalu mendukung apapun yang kakakku lakukan. Termasuk dengan tetap menjalankan pernikahan ini dengan kamu, meski awalnya tanpa cinta. Aku percaya, kakak tidak mungkin mengambil sebuah keputusan yang salah untuk kehidupannya. Kamu mungkin memang orang yang dipilihnya bukan karena sebuah wasiat belaka."
"Maksudnya gimana Rat?"
"Kamu pasti nantinya akan tahu sendiri."
Liora jadi bingung, karena Ratu malah memberikannya teka-teki yang ahrus ia pecahkan sendiri. Meski ia terbilang pintar, tapi kalau disuruh mikir tetap saja ia kadang lemot. Apalagi dadakan begini.
"Kalau kamu mau tahu apapun tentang Kak Raja, kamu bisa hubungi aku. Aku akan dengan senang hati memberikan informasinya. Asalkan kamu tidak menyakiti hati kakakku. Dia itu laki-laki yang terlalu baik, sampai disakiti mantannya saja masih tetap mau datang ke pernikahan mantannya bahkan memberikan hadiah pernikahan mereka dengan sangat banyak."
Liora jadi penasaran sendiri, karena kebanyakan dari keluarga Raja selalu mengatakan hal yang sama yaitu untuk tidak menyakiti Raja. Ia jadi penasaran, wanita mana yang sudah menyakiti Raja dan menyia-nyiakan laki-laki sepertinya.
Ah, kalau dipikir-pikir lagi, dia juga awalnya begitu. Bahkan menolaknya mentah-mentah. Tapi itu semua wajar, kan? Karena memang masih asing. Tapi kini? Rasa penolakan itu sedikit berubah karena seiring berjalannya waktu.
Setelah banyak berbincang-bincang dengan Ratu, Liora pun pulang ke apartemennya. Ia dikejutkan dengan kedatangan Oma Wina yang sudah ada di rumah.
"Oma, sejak kapan ada disini?" tanya Liora sambil menyalami Oma Wina.
"Sudah hampir 20 menit yang lalu. Kamu dari mana aja? Kenapa baru pulang? Jadi istri kok kelayapan terus!"
"Aduh, Oma aku habis bertemu seseorang barusan. Aku juga tidak kelayapan. Kan aku sudah izin dengan Raja kalau mau keluar."
Liora memberikan kode dengan alisnya ke Raja. Karena kedatangan Oma Wina ini membuatnya terkejut. Ditambah lagi, Oma Wina menyebutkan kalau dia mau menginap semalam disana.
What!! Itu artinya aku harus memindahkan semua barang-barang ku ke kamar Raja?
Kalau menolak, Liora pun tidak enak juga. Apalagi Oma Wina sudah repot-repot mau datang, padahal jarak dari apartemen ke rumah agak jauh. Akan sangat kurang ajar jika mereka menolak. Tapi mereka jadi harus repot sendiri dengan memindahkan barang Liora dengan sembunyi-sembunyi supaya Oma Wina tidak curiga.
"Oma tunggu sebentar disitu ya, aku sama Raja mau beresin kamar untuk Oma dulu."
"Hm."
Liora menyeret Raja menjauh dari Oma Wina.
"Kalau begini jadinya, berarti kita akan tidur sekamar?"
"Mau bagiamana lagi? Kamu mau ketahuan kalau kita tidak tidur seranjang? Kalau mama sampai tahu pasti dia kan meminta kita untuk berpisah."
"Huh! Okelah, cuma semalam ini, tidak masalah buatku."
*
*
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎ᴹᴿˢ᭄мαмι.Ɱυɳιαɾ HIAT
semoga nginap nya lama biar raja berduaan trs sama rara🤭🤭🤭
2023-06-04
0
Nar Sih
tidur berdua seranjang lebih baik ,kan udah halal ini
2023-06-01
0
Henny Triana
kesenengan tuh si Raja bisa tidur sekamar dengan Liora
2023-05-26
0