Paginya, Liora terbangun dengan Raja yang masih berada di sampingnya. Bahkan Raja mengucapkan selamat pagi disertai dengan kecupan di keningnya.
"Selamat pagi istri. Gimana semalam tidurnya nyenyak?" tanya Raja dengan memperlihatkan senyum manisnya.
"Sedikit."
"Kok sedikit? Apa ciumannya kurang panas?"
Liora refleks langsung membungkam mulut Raja. Ia tidak percaya kalau laki-laki di depannya ini adalah Raja yang biasanya karena ia merasa Raja berubah dalam 180 derajat semalam.
Raja malah menggigit telapak tangan Liora sampai Liora melepaskan tangannya dari mulut Raja.
"Hih, kamu pikir aku tangan aku ini makanan apa, sampai harus digigit segala. Sakit tahu!" ucapnya sambil mengelus tangannya yang sakit.
Raja pun ikut memegang tangan Liora kemudian mengecupnya.
"Kenapa jadi maniak cium gini sih? Kemana Raja yang selama ini aku kenal?" tanya Liora yang merasa heran.
"Ada, ada disini," jawab Raja sambil menempelkan kepalanya di ceruk leher Liora. Liora merasa geli dan hendak menghindar. Tapi tidak bisa.
"Sudah ih, kamu kan harus kerja. Sana bangun dan mandi."
"Hadiah ucapan selamat pagi dulu," ucapnya sambil menunjuk bibir.
Daripada penuh drama dan banyak maunya, Liora pun melakukan saja apa yang diminta oleh Raja. Ia mengecup bibir Raja. Namun, ketika ia ingin berhenti dan melepaskan, ciuman itu malah lebih dalam karena Raja yang enggan melepasnya.
Sampai pada akhirnya, ciuman itu pun terhenti dan Raja mengecup kembali bibir Liora dan masuk ke dalam kamar mandi.
Liora yang masih di atas kasur dibuat terbengong-bengong. Ia yang nyatanya memang masih polos dalam hal begituan, langsung geleng-geleng kepala ketika ia merasa dirinya sudah dewasa karena telah melakukan adegan dewasa seperti berciuman di tempat tidur.
"Arghh! Gimana ini? Aku jadi terbayang-bayang terus sama bibirnya yang kenyal. Oh tidak!"
*
*
Di kantornya, Raja mengirimkan pesan di grup keluarganya. Ia mengutarakan niatnya untuk mengadakan resepsi pernikahan.
Hal itu disambut dengan baik oleh papa dan Ratu.
Beda halnya dengan mamanya yang belum ingin memperkenalkan Liora ke semua orang. Karena ia sangat berharap Raja bisa menemukan yang lebih dari Liora.
Sementara nenek, ia hanya ikut saja mana yang terbaik.
Raja juga mengungkapkan kalau ia akan mengadakan resepsinya setelah Liora di wisuda bulan depan. Ia tidak meminta keluarga untuk turut membantu di acara resepsi. Ia hanya menginginkan kehadiran mereka saja sebagai keluarganya.
Setelah mengatakan apa yang diinginkannya, Raja mengganti wallpaper fotonya dengan foto pernikahannya dengan Liora. Meski tidak terlihat tampak bahagia, tapi Liora tetap terlihat cantik.
Tak lupa, Raja pun memberitahukan keinginannya juga ke Papa Handoko juga Lintang. Keduanya malah siap membantu kalau Raja memerlukan bantuan.
*
*
Sebulan pun telah berlalu, kini Liora sedang di wisuda. Ia tampil sangat anggun dan cantik dengan balutan kebaya berwarna moca. Semua keluarganya hadir sebagai pendampingnya, termasuk juga dengan Raja.
Raja merasa sangat bangga karena Liora yang termasuk ke dalam jajaran mahasiswa yang lulus dengan predikat cumlaude.
Setelah acara wisuda selesai, mereka pun melakukan foto bersama di luar gedung. Teman-teman Liora jadi mendekat ke Liora dan terus menjahili Liora karena ternyata Liora sudah menikah sebelum lulus.
"Cie, cie, yang di wisuda bawa gandengan. Gandengannya suami pula. Apalah aku yang cowok aja nggak punya," ledek Lili.
"Lili! Ih! Nyebelin banget!"
"Hehe, ngomong-ngomong kenalin dong suaminya Ra. Kamu kan cuma bisanya curhat doang tanpa kasih tahu namanya."
"Namanya Raja, udah jangan penasaran terus kamu! Nanti keterusan!"
"Cie, cie yang udah mulai posesif!" ledek Lili lagi.
Pemandangan itu membuat Raja geleng-geleng kepalanya sambil senyum-senyum. Karena rupanya, Liora sudah menganggap dirinya.
"Ada acara makan-makan nggak nih, Ra?" tanya Lili.
"Nggak ada, uangnya udah habis buat beli baju kebaya sama make-up," jawab Liora.
"Ada kok, nanti ajak teman-teman Liora untuk datang ke Restoran Ginaya. Saya sebagai suaminya yang akan mengadakan syukuran atas kelulusan Liora."
Liora langsung menatap Raja.
"Kamu kok nggak bilang-bilang?"
"Sengaja."
"Dasar nyebelin!"
*
*
Malam harinya, semua teman-teman Liora sudah berkumpul di tempat duduknya masing-masing. Ada yang masih tidak percaya kalau Liora sudah menikah. Apalagi orang yang jadi suaminya Liora, bukan orang yang sembarangan. Mereka bahkan merasa Liora jadi wanita yang paling beruntung.
Sebagai suami, Raja mengucapkan terima kasih atas kedatangan teman-teman Liora yang hadir di acara syukuran kelulusan Liora. Ia bahkan memperbolehkan teman-teman Liora untuk memesan apapun yang mereka mau tanpa merasa sungkan.
Acara syukuran berjalan dengan lancar. Satu per satu dari temannya pun pulang dan tinggallah mereka berdua disana untuk membayar tagihan pesanan yang dipesan.
"Harusnya kamu jangan bilang kaya gitu tadi. Mereka jadi rakus dan malah pesan banyak makanan. Kalau uang kamu nanti habis gimana?"
Raja jadi gemas sendiri ke Liora. Sampai sekarang seharusnya Liora sadar kalau restoran ini saja bisa dibeli oleh Raja kalau dia mau. Apalagi cuma makanan yang tidak seberapa tadi baginya. Bahkan ia membayarnya dengan cepat dan mudah di kasir.
"Tidak usah dipikirkan. Uangku tidak akan habis cuma karena syukuran untuk kelulusan istriku sendiri."
"Ya deh, yang kaya raya. Makasih ya suami," ucap Liora dengan tulus sambil menggandeng tangan Raja untuk keluar dari restoran.
Raja pun lalu mengusap puncak kepala Liora dan berjalan bersama ke parkiran.
Di perjalanan, Raja memberitahukan rencana nya yang akan mengadakan resepsi pernikahan pada Liora. Liora sih hanya menurut saja karena yang punya uang kan Raja bukan dirinya. Tapi Raja malah meminta Liora untuk mengatakan pernikahan seperti apa yang dia mimpikan.
"Aku sih nggak muluk-muluk! Nggak ada resepsi pun sebenarnya nggak papa. Tapi karena kamu mau ada resepsi. Em, mungkin yang simpel aja. Aku malas yang aneh-aneh ribet dipakenya."
"Kalau begitu, besok kita mulai cari-cari WO untuk mencari dekorasi dan make-up seperti apa yang kamu suka."
"Aku ngikut aja."
*
*
Rupanya kabar mengenai resepsi pernikahan Raja dan Liora sampai ke telinga Tante nya Raja yang masih mengharapkan Raja kembali ke mantannya. Ia bahkan memberitahu mantan Raja mengenai informasi itu.
Yang paling ia tidak sangkanya, dari keluarga Raja tidak ada yang memberitahu kalau Raja sudah menikah. Ia yang masih kerabat dekat dengan mamanya Raja jadi merasa kesal karena tidak dianggap keluarga.
"Seharusnya mereka memberitahu aku, kenapa malah menyembunyikannya sih? Apa jangan-jangan pernikahan itu awalnya sebuah perjodohan karena Raja yang tak kunjung memiliki kekasih setelah ditinggalkan Aurel?"
Tante Meri masih terus berpihak ke Aurel meski sudah tahu kejadian yang sebenarnya. Karena ia menganggap Aurel dijebak dan mau tidak mau dia harus terpaksa menikah dengan pria lain. Namun, kini ia telah bercerai dengan suaminya. Tante Meri ingin menjadikan Aurel kembali menjadi pasangan Raja.
*
*
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Rozekhien☘️
ada2 Tante nya gk jelas bgt udah nyakitin ponakan nya masih mengharapkan aja aneh
2023-07-19
0
✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎ᴹᴿˢ᭄мαмι.Ɱυɳιαɾ HIAT
wah bakalan ad bibit pelakor nih
2023-06-04
0
Fatma Kodja
nih tante udah koslet masa mau"nya percaya sama cerita bohongan dari Aurel padahal jelas" Aurel sudah menghianati raja dengan menikah dengan selingkuhannya dan setelah menikah ternyata dia tidak bahagia hingga akhirnya bercerai terus dengan seenaknya mau balikan lagi sama Raja, emang dia pikir Raja mau memungut sampah yang sudah dibuang dan mendapatkan istri yang bagaikan berlian yang belum pernah tersentuh oleh lelaki manapun
2023-05-26
0