Bab 19

Pada akhirnya aku hanya duduk manis dimeja makan, menunggu kakakku yang sudah tampan baik pintar masak pula, dia seperti sibuk mencari bahan dilemari pendingin, aku tidak tau apa yang ingin dia masak.

Davin datang dengan dua piring makanan ditanganya, dia memberikan salah satunya padaku, itu adalah telur matasapi dan juga sosis goreng plus roti bakar nampak enak, dan Davin pun menarik kursi dan duduk berhadapan denganku.

"Sudah sarapan dulu, lalu berangkat kekantor," ucap Davin kepadaku.

"Iya," aku pun mulai makan.

"Kau ini tidak bisa masak, lalu tiap hari apa yang kau makan?" Tanya Davin sembari mengunyah makanan yang ada dimulutnya.

"Ummm, itu kalo pagi aku beli bubur di seberang jalan, kalo siang makan di kantin kampus, kalo malam cari makan diluar," aku menjelaskannya pada kakakku.

"Begitu ya, tapi kamu tu perempuan dan tinggal sendiri, lebih baik belajar lah memasak sedikit, saat kau dirumah sendiri atau kau sakit kau tidak perlu bingung mencari makan diluar," Davin memberikan nasehat.

"Iya aku tau," aku kembali melanjutkan makanku.

Membahas masalah sakit, kenapa aku ingat dengan pria itu, dia yang selalu datang mengantarkanku makanan, hisss ada apa denganku, sejak kapan aku peduli dengan itu, mungkin karena aku masih berhutang budi dengannya.

"Hei, suruh makan malah bengong," ucap Davin yang melihat ku melamun.

"Iya iya, bawel amat sih," aku melanjutkan makan lagi.

RUMAH DEAN.

Dean sudah selesai bersiap untuk berangkat, dia melihat Yuki yang siap kesekolah juga.

"Belajar yang rajin," Kata Dean pada adiknya itu sembari mengusap kepala adiknya.

"Iya,eh kakak apa kakak kenal kak Cia?" Tanya Yuki tiba tiba.

"Cia, Cia yang kalian ceritakan? Kakak ga kenal," Jawab Dean.

"Masak sih, padahal dia sangat cantik lo, beberapa hari ini dia tidak mencariku, aku jadi rindu," Yuki yang terbiasa dengan sapaan Cia.

"Ya sudah, mungkin dia juga sedang sibuk, kalo dia sudah tidak sibuk pasti dia akan menemuimu," Dean mencoba menghibur.

"Baiklah, aku berangkat dulu ya kak, bye," Yuki keluar rumah terlebih dahulu, dan Dean masih memakai sepatunya.

Dean berjalan kearah halte bis, dia harus naik bis agar bisa sampai ke perusahaan tempatnya magang, dan dia pun bertemu dengan Sunny disana.

"Hai Dean," Sapa Sunny.

"Hai," Sapa Dean singkat.

Bis pun datang dan mereka naik satu persatu,. didalam bis Dean menyalakan musik dan memakai handsfree ditelinganya, dia bahkan tidak mengajak ngobrol Sunny yang berada disampingnya.

GROUP LOUISE.

Dean dan Sunny sudah sampai didepan gedung pencakar langit itu, mereka pun masuk kedalam dan menunggu lift terbuka, dan secara bersamaan mereka bertemu dengan Velicia dan Davin yang dari Basement.

"Kebetulan sekali," gumamku dalam hati.

"Pagi pak," sapa Dean dan Sunny pada Davin.

"Pagi," ucap Davin yang berlagak cool.

Aku melihat Dean dan Sunny masuk, mereka berdiri disisi satunya, aku melihat Davin tersenyum aneh dan aku tidak tau kenapa, Dean nampak melirikku tapi aku mengacuhkan nya, dan benar yang kuduga Davin melakukan hal aneh, dia tiba tiba saja menggandeng tanganku yang membuat ku terkejut, dia menggenggam tanganku erat hingga aku tidak bisa menariknya, aku melihat tatapan rasa tidak senang diantara dua orang itu, mungkin setelah ini gosip baru akan muncul, tapi ya sudahlah sudah terbiasa juga.

Dean dan Sunny akhirnya sampai dilantai tempat mereka magang, begitu pintu lift terbuka mereka pun langsung keluar dari lift, begitu pintu lift tertutup kembali Davin melepaskan genggamannya.

"Baru ingat melepaskan tanganku," ucapku ketus sembari mengusap tanganku itu karena berkeringat.

"Hahaha, maaf apa kau tidak melihat bagaiman ekspresi pria itu," Davin tertawa kecil.

"Tidak," jawabku tenang.

"Kau bohong, kau melihatnya dia nampak cemburu," Davin mulai menggoda lagi.

Aku pun menoleh kearahnya dengan wajah dinginku. "Memangnya aku peduli, stop melakukan hal aneh, karena aku yang akan terkena imbasnya," Pintu lift terbuka dan aku bergegas keluar, Davin mengejarku.

Karyawan disana nampak menatap kami berdua, bagaimana tidak seharunya sebagai asisten aku yang mengikuti bosku, tapi ini malah bosku yang mengikutiku, lucu sendiri rasanya.

LANTAI TEMPAT DEAN MAGANG.

Dean nampak memulai pekerjaannya, tapi ada rasa penasaran yang hinggap dipikirannya, yaitu ada hubungan apa antara Velicia dan Direktur muda itu, semalam dia melihatnya di apartemen Velicia, pagi ini mereka nampak bersama dan saling bergandengan tangan, itu membuat Dean merasa tidak tenang.

"Dean, bantu aku mengkopi berkas berkas ini," pinta seorang pegawai tetap yang membuyarkan lamunanya.

"Baik," Dean langsung berdiri dan mengambil dokumen itu.

"Terimakasih," ucap pegawai itu.

Dean pergi ke tempat mesin foto copy, dan ada Sunny disana yang sedang melakukan hal sama.

"Mau mengkopy juga ya?" Tanya Sunny.

"Ya," Jawab Dean singkat, dia mulai mengkopy berkas itu satu persatu.

Sunny menatapnya, dia merasa aneh dengan Dean, dulu Dean selalu tersenyum kepada siapapun, tapi sekarang dia nampak lebih seperti seorang yang pendiam.

"Dean, apa kau sedang dalam masalah, aku perhatikan kau lebih sering diam akhir akhir ini," tanya Sunny.

"Tidak," jawab Dean dengan singkat yang masih fokus mengkopy.

Sunny pun terdiam dan tidak berani lagi bertanya, dia sudah selesai mengkopy dan pergi dari sana terlebih dahulu.

Dean bukannya enggan bicara dengan Sunny, tapi tiap kali bicara dengan nya, yang dia bahas hanya lah kejelekan Velicia, apalagi tadi setelah mereka melihat Direktur itu menggandeng tangan Velicia, entah kenapa tiap kali mendengar kejelekan dari Velicia, Dean tidak bisa mengontrol emosinya sendiri, dia hanya merasa bahwa. "Aku mungkin sudah benar benar jatuh cinta padanya, dan sejak kapan?" Dean bergumam dalam hatinya sendiri.

Dean kembali kemejanya setelah selesai menyerahkan berkas itu pada pegawa yang menyuruhnya, dia kembali duduk dan menengok kearah ponselnya, ada satu pesan masuk.

"Siang nanti aku tunggu di basement, kita makan bersama sesuai dengan yang aku janjikan,"

Melihat pesan itu sontak membuatnya merasa senang, dan ada sedikit senyuman yang muncul dibibir pria itu, Dean pun secepat kilat membalasnya.

"Oke,"

RUANGAN DAVIN.

Aku membaca pesan dari Dean, dan dengan ini mungkin akan sedikit membuat perasaanku lega, agar aku tidak lagi merasa terbebani dengan kebaikannya kepadaku, dan akhirnya kita impas tidak ada hutang sama sekali.

"Hei, ada apa dengan ponselmu? Kenapa kau memeganginya seperti itu?" Tanya Davin.

"Kepo," ucapku sambil menaruh ponselku di meja, dan akupun fokus pada pekerjaan ku lagi.

Davin menatap Velicia, dia tau pemuda itu tertarik pada adiknya ini. "Aku harus menyelidiki latar belakang dan sifat pemuda itu, jika dia baik maka aku akan membantunya merebut hati adikku ini," gumam Davin dalam hati.

Terpopuler

Comments

Afrilia Rokhizin

Afrilia Rokhizin

rasanya pengen nutup mulut sunny pake sekelo cabe rawit 😡😡

2021-11-02

0

Ida Blado

Ida Blado

kakak yg baik

2021-06-15

1

Nona Cherry Jo

Nona Cherry Jo

ulu ulu.. davin sayang banget sama adiknya👍
👍

2021-05-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!