Aku bersiap memukul,dan tanpa kusangka tanganku dapat ditangkap dan itu malah membuatku terkejut,aku menjatuhkan pot ditanganku,dan disaat hampir mengenai kakiku,pria itu malah menarikku hingga kami terjatuh,dan yang lebih memalukan lagi,aku jatuh diatasnya.
"Kau??" Ucapku dan pria itu bersamaan.
"Kenapa kau disini." Ucap kami bersamaan lagi,akhirnya suasana jadi canggung.
"Kau..berdirilah dulu,kau menindihku." Ucapnya,aku baru sadar kalau aku mendarat diatasnya,seketika akupun bangun dari atasnya dan langsung berdiri.
"Kenapa kau ada disini?"Tanya nya sambil berdiri.
"Hei..Harusnya aku yang tanya kenapa kau dirumahku??" Tanyaku ketus.
"Ru..Rumahmu??" Dia adalah Dean,teman sekelasku,akhirnya aku ingat pria ini.
"Ya...Rumahku...Liat foto disana,orang lain tidak mungkin memajang foto ku dikamarnya kan?" Aku menunjuk bingkai fotoku yang berada diatas tempat tidurku.
Dean menengok kearah jariku menunjuk,dan dia nampak terkejut." Aku tidak melihatnya tadi." Jawabnya canggung.
"Sekarang kau tau kan?Sekarang aku bertanya padamu,apa yang kau lakukan disini?" Tanyamu dengan tatapan dingin.
"A..Aku..Aku dipanggil kesini untuk membetulkan pemanas airmu." Jawab Dean.
"Benarkah?Biar aku cek,awas kalau kau bohong,jangan kemana-mana." Ancamku,aku berjalan kearah kamar mandiku.
"Dia ini benar-benar galak dan dingin." Gumam Dean.
Sambil menunggu Velicia mengecek pemanas airnya,Dean terlihat melihat sekitar ruangannya,dia bahkan melihat bingkai foto antara ayahnya Velicia dan Velicia.
"Pria tua ini,bukankah dia yang diberitakan bersamanya,apa rumor itu benar?" Tanya Dean dalam hati.
"Apa yang kau lihat." Aku tiba-tiba muncul dibelakangnya,dia nampak terkejut.
"Kau...Kenapa kau mengagetkanku,tidak bisakah kalau kau tidak galak." Dean nampak mengelu elus dadanya sendiri.
"Pemanasnya hidup,mau minum?Kalau ga mau juga ga pa-pa." ucapku dingin,aku menawarinya tapi juga menarik tawaranku.
"kalau kau tidak keberatan." Dean sedikit malu.
Aku melirik kearahnya,hanya berfikir aku kira dia akan segera pergi karena sikapku ini,siapa sangka dia malah menerima tawaranku,tau gitu aku langsung suruh pergi saja.
Aku berjalan kearah dapur,Dean nampak mengikuti dari belakang,dan dia duduk di sana.
"Aku hanya punya teh,tidak ada kopi." Ucapku sambil memberikan secangkir teh pada Dean.
"Kalau sudah habis,kau boleh pergi,ini bayaranmu." Aku menyodorkan uang kearah Dean,sebagai bayaran dia memperbaiki pemanas airku.
"Kau tidak perlu membayarku." Dean menyodorkan uang itu kembali padaku.
"Apa maksutmu?" Aku merasa tidak senang.
"Bukankah aku pernah bilang,untuk teman aku tidak memungut biaya."
"Maaf ya...Aku tidak mau,aku menggunakan jasamu maka aku membayarmu,jadi ambil saja uang ini."Bentakku.
Dean terdiam saat aku membentak,sebenarnya aku malas bertemu orang-orang,tapi siapa sangka,kalau malah dia yang ketempatku,aku pun berjalan kekamarku.
"Tunggu,bolehkah aku tanya sesuatu?" Perkataan Dean membuat langkahku terhenti.
"Apa?" Jawabku ketus.
"Apa kau benar-benar dikeluarkan dari kampus?Aku tidak melihatmu beberapa hari ini?" Dean yang sangat penasaran.
"Hahaha..Sayang sekali mengecewakan kalian yang ingin sekali aku dikeluarkan,tapi sayang nya aku cuman di skors." Aku tertawa sendiri,membayangkan raut wajah kekecewaan pada orang yang membenciku.
"Baguslah." Ucap Dean lirih.
"Ingat untuk segera pergi jika kau sudah selesai minum,dan tolong tutup pintunya demgan benar." Aku berjalan meninggalkan Dean sendiri,tapi itu lebih baik,karena terlalu dekat dengan seorang pria itu tidak bagus...Tidak bagus...
Entah kenapa Dean tersenyum,ada raut senang diwajahnya,dia sesekali meminum teh buatan Velicia.
Beberapa menit kemudian.
Aku baru saja selesai mandi,sudah kebiasaan habis mandi pakai kaos yang besar panjangnya hingga kelutut,itu terasa longgar dan nyaman.
"Aghhhh...Kenapa kau masih disini?" Teriakku terkejut saat melihat Dean masih disana,mana aku pakai kaos kayak gini,ga pake bra,udah beneran deh,malu banget,handuk dikepala auto aku tarik kebawah buat nutupin dada.
"Aku baru selesai minum,trus nyuci gelasnya,kan kamu yang bilang suruh ngabisin minumnya."Jawah Dean polos,kayak tanpa dosa aja.
"Ya..Ta..Tapi kan kamu bisa tinggalin gelasnya disana aja,ntar aku yang nyuci,ngapain kamu ada acara nyuci,trus belum pergi juga." Kataku sebal bercampur malu.
"Ya kan ga sopan kalau minum trus langsung pergi." Ucap Dean lagi sambil menaruh gelas yang dia cuci dirak.
Aku memegangi kepalaku,benar-benar nih anak."Ya memangnya kalau bertamu ditempat orang,kamu mau nyuciin cuciannya,nggak kan?"
"Nggak.."
"Ya kalau gitu apa lagi?Disini juga sama kali...Sekarang balik." Aku menunjuk kearah pintu depan.
"Oh..Oke.."Dean pun pergi membawa alat-alatnya.
Aku sampai ga habis pikir,bisa-bisanya dia itu bersikap kayak ga ada apa-apa,aku yang malu,dia mah santai-santai aja,nyebelin banget bocah satu itu.
Dean pergi dari apartemen Velicia dengan senyum diwajahnya,entah kenapa walau sikap Velicia sangat dingin dan galak,dia malah merasa senang saat melihatnya,terkadang dia tidak habis pikir,kenapa dia ini,kenapa dia bersikap abnormal,harusnya saat bertemu seseorang yang dingin galak dan jutek habis,orang akan merasa enggan dekat dekat,tapi saat melihat Vicia dia malah merasa senang,Dean menggeleng-gelengkan kepala nya sendiri. " Dasar gila..." Gumamnya sendiri.
RUMAH DEAN.
Dean sudah sampai rumah,dia masih terlihat senyum-senyum sendiri,hingga Yuki yang baru saja keluar dari kamarnya,heran melihat sikap kakaknya yang diluar dari biasanya.
"Kak..."Yuki memanggil satu kali,tapi Dean tidak dengar.
"Woi..kak,kamu melamun ya?" Teriak yuki keras,membuat Dean benar-benar terkejut.
"Yuki...Apa yang kau lakukan?Gendang telingaku hampir pecah tau..." Dean menggosok gosok telinganya.
"Salah siapa,pulang-pulang cengar cengir sendiri,dipanggil juga tidak menyahut." Kata Yuki.
"Maaf,aku hanya lelah,apa ibu sudah pulang?"
"Belum,mungkin sebentar lagi.
"Kalau begitu aku akan mandi dulu." Dean menunjuk kearah kamarmandi.
"Apa kau lapar?Kalau iya aku akan membuatkanmu makan malam."
"Boleh,tapi aku akan mandi dulu."
"Siap."
Dean pergi mandi,dan Yuki menyiapkan makan malam untuk mereka.
Beberapa menit kemudian.
Dean sudah selesai mandi,begitupun Yuki yang sudah selesai memasak.Mereka duduk bersama di meja makan.
"Hanya ini yang ada dirumah." Kata Yuki sambil memperhatikan makanan yang dia buat,disana hanya ada sayur sawi,tumis tahu,dan ikan asing.
"Tidak apa,ini nampak enak,ayo makan."
Dean mengajak Yuki makan bersama,mereka tidak menuunggu ibunya,karena ibunya pulamg agak larut,dan mereka nampak sudah kelaparan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Wulan Zahira
makanan kesukaan q itu🤣🤣
2021-09-05
0
WildFlowers
ceritanya bagus kok thor
2021-03-15
0
💣👑 zeeeeennnniiii😂😂👑💣
Ada aroma aroma... 😚😚😚
2020-10-24
4