Aku berjalan kembali kekelas setelah makan makanan Magie,tapi memang nasib buruk tidak bisa dielak,Sunny yang kesal terhadapku sudah memghadangku disana bersama 2 orang temannya,mau apalagi dia aku juga bingung,dia suka sekali menghina dan membenciku,padahal aku tidak pernah mengganggunya.
"Minggir..."Ucapku dingin.
"Hei,mau sombong sampai kapan sih kamu?Kalo miskin,ya miskin aja,ngapain berlagak kaya sampai jadi simpenan orang,kuliah buat pamer doang."Sunny tersenyum menghina.
"3 kata buat kamu,'Bukan urusan kamu'" Aku berjalan ingin melewati,tapi Sunny menarik rambutku hingga aku terjatuh,sumpah kali ini dia benar benar keteraluan.
"Gila loe ya,aku dah ngomong sopan ya,ngapain main jambak aja?"Bentakku sambil berdiri.
"Apa?Ga terima?Mau nglawan?"Sunny menunjuk nunjukku dengan senyum sinisnya,kedua temannya pun tertawa.
Kali ini aku benar benar kesal dan marah,aku pun menjambak rambut Sunny dan menamparnya,biar dia tau rasa.
"Enak ga?Dijambak enak kan?"Kataku keras,Sunny nampak merintih kesakitan,llau dua temannya melepaskanku darinya,mereka memegangi ku.
"Weh..Bisanya cuman main keroyok."Kataku yang menyulut kemarahan Sunny.
"Liat aja,disini ga ada yang suka ama kamu,ga ada yang akan nolongin kamu."Sunny nampak bersiap menamparku.
Memang benar,orang orang disana hanya memperhatikan perkelahian kami,tidak ada yang membela atau pun melerai.Sunny menamparku sekali sebelah kiri,lalu dua kali sebelah kanan,aku bisa merasakan panasnya pipiku karena tamparan itu,aku pun menatap matanya tajam.
"Kenapa melotot,ga trima?"Sunny tertawa,dia lalu meraih kerah bajuku dan menariknya,mungkin satu atau dua kancing terlepas.
"Hoi...Apa yang kalian lakukan?"Dean muncul disana.
Begitu mendengar suara Dean,kedua teman Sunny langsung melepasku,dan aku pun langsung meraih bagian bajuku yang terbuka untuk aku tutupi.
"Dean,lihat..Dia menamparku itu sakit."Sunny langsung berubah ekspresi memelas dan mengahampiri Dean.
Tapi entah kenapa tatapan Dean malah tertuju padaku,aku merasa canggung dengan pakaianku yang rusak.Dean berjalan kearahku dan mengabaikan Sunny yang ada didepanya,dia membuka jaketnya dan memakaikannya ditubuhku,itu benar benar membuatku terkejut.
"Dean,dia tu wanita ga bener,kenapa kamu nolongin dia?"Sunny tambah kesal.
"Diam..."Dean membentak.
"Sunny..Kali ini kau benar benar sudah keterlaluan,kau boleh untuk tidak menyukainya,tapi kau tidak boleh memperlakukannya seperti ini,bagaimana bisa kita dibilang pelajar yang baik,kalau kelakuan kita saja tidak bisa menghargai dan menghormati orang lain." Imbuh Dean.
Sunny tidak bisa bicara apa apa,aku melihatnya menundukan kepalanya,sepertinya aku tau kenapa dia takut dan selalu bersikap manja pada Dean,itu karena Sunny menyukai Dean.Setelah bicara seperti itu,Dean menatapku,dia terlihat menatap kedua pipiku yang memerah.
"Wajahmu bisa bengkak,aku antar kau ke klinik."Dean ingin menggandeng tanganku,tapi aku tepis.
"Tidak usah,aku bisa sendiri."Kataku dingin,aku tidak mau berhutang budi padanya,tapi aku juga tidak sadar,kakiku terkilir saat Sunny mendorongku tadi,itu terasa sakit,pada akhirnya aku berjalan agak pincang menahan sakit sambil berpegangan tembok.
Entah kenapa Dean yang melihatku berjalan tertatih tatih langsung meraihku,dan merangkul kan tanganku kebahunya,seketika itu membuatku terkejut.
"Apa yang kau lakukan?"Kataku mencoba menghindar,tapi Dean menahan tanganku yang ada dibahunya.
"Sudah diam,berjalan saja susah,masih mau sok kuat?"Kata Dean sambil membantuku berjalan.
Aku sendiri merasa aneh,kenapa dia tiba tiba baik padaku,aku dan dia berbincang hanya 2x,dan itupun karena suatu masalah,tapi kenapa dia harus membantuku,mungkin dia hanya iba padaku.
Sunny menatap Velicia dan Dean pergi dengan perasaan marah,dia nampak mengepalkan tangannya.
"Sialan,wanita itu benar benar pandai mengambil hati pria,aku tidak akan pernah membiarkan itu,dia tidak boleh dekat dengan Dean."Ucap Sunny kesal.
Aku dan Dean sampai diujung tangga,klinik ada dilantai 1 dan kami ada dilantai 2,tangganya terlihat sangat banyak ketika kau kesusahan berjalan,aku menelan ludah ku sendiri disaat melihat banyaknya anak tangga."Ya tuhan,aku lupa soal anak tangganya,apa aku masih kuat berjalan?"Gumamku dalam hati.
"Kenapa?Susah ya?Biarkan aku menggendongmu."Dean menawari sambil bersiap menggendongku.
"Tu..Tunggu,siapa yang mengijinkanmu?"Kataku menolak sambil terpojok di tembok.
"Apa kamu sanggup berjalan kebawah dengan kondisi kakimu itu?" Tanya Dean.
Aku sendiri ragu apa aku sanggup,aku melihat kearah bawah lagi,anak tangganya memang banyak.
Dean berjongkok didepanku,aku tidak tau dia mau apa lagi.
"Ayo naik."Katanya.
"Apa?"Aku bingung.
"Naik kepunggungku,kalau tidak mau naik,aku akan menggendongmu dengan cara lain."Ucapnya.
Pada akhirnya mau tidak mau aku menurutinya,lagi pula kakiku bertambah sakit,kalau tidak segera diobati akan bertambah parah,kedua pipiku juga,masih terasa panas.
KLINIK.
Aku pikir dia hanya mengantarku ke klinik saja,siapa sangka dia malah mengobati pipiku yang bengkak,bahkan dia mengoleskan obat dikakiku,aku hanya terdiam,aku tidak berani menatapnya,hanya sesekali disaat dia serius mengolea obat,aku meliriknya sedikit,ya...hanya sedikit.
"Sudah selesai."Katanya sambil berdiri.
Aku tidak tau mau bicara apa,kalo mengatakan terimakasih nanti dia salah paham dan menganggap aku akan baik padanya,kalau tidak berterimakasih terasa sangat tidak sopan.
"Ehmmm."Aku cuman bergumam.
"Hanya Ehmmmm?" Tanyanya.
"Terimakasih."Ucapku lirih.
"Apa?"Dean mendekatkan telinganya ke wajahku,itu membuatku merasa aneh,aku memalingkan wajahku kesamping.
"Terimakasih."Ucapku lagi.
Aku melihat senyuman itu,di posisi sedekat itu,senyumannya sungguh mempesona,bahkan dia terlihat sangat tampan."Ya Tuhan Cia,apa yang kau pikirkan tentang pria tampan,sadar Cia..Sadar."Gumamku dalam hati sambil memaki diri sendiri.
"Kakimu seperti itu,bagaimana caramu pulang?" Tanya Dean.
"Aku masih bisa menyetir."Kataku berubah dingin lagi.
"Kalau kau menyetir,kakimu akan tambah sakit."Katanya.
"Aku akan naik taxi."Kataku lagi.
"Aku akan mengantarmu."Kata dean.
"Apa?Mengantarku?"Aku terkejut.
"Kenapa?Kau pikir aku tidak bisa menyetir?"Dean nampak mengambil tasnya.
Aku tidak tau apa yang mau dilakukan pria ini,perubahan sikapnya membuatku kebingungan,selama 2 tahun aku sekelas dengannya,menyapa pun aku tidak pernah,lalu kenapa dia merasa bahwa dia bisa akrab denganku,jangankan berharap,membayangkan dia dekat denganku saja aku tidak pernah.
"Mau ku papah?Atau gendong?" Kata Dean sambil mengulurkan tangannya kearahku.
"Dia pasti salah minum obat!"Gumamku dalam hati.
"Papah saja."Aku menggapai tangan Dean,tapi aku tidak berani menatapnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Sulati Cus
tp ak penasaran y sm mantan Cia?
2021-04-21
0
Yesi Triyanto
klu gua jd cia minta gendong aja. biar sunny and the genk nya kebakarn jenggot
2021-03-31
0
Alya Alghazali
jodoh akan menemukan Jalan nya sendiri cia💙😊
2021-02-13
0