Di belakang sekolah
"Hey ******... Kau pikir kau masih berkuasa di sekolah ini hah" bentak seorang perempuan pada angel
Angel yang di bentak hanya diam saja menatapnya datar, dia sudah biasa di bully setelah perusahaan ayahnya bangkrut jadi dia biasa saja
"Jawab aku dasar ******" ucap perempuan itu lagi
"Hey sudahlah, apa kau tidak takut kakaknya marah dan melabrakmu?" Tanya perempuan satu lagi
Disana terlihat ada 4 perempuan, 1 Angela dan 3 orang yang membullyanya, di belakang mereka juga terlihat para lelaki yang hanya diam menonton adegan ini yang berjumlah sama 4 orang
"Huh aku tidak takut, dia sekarang tidak ada apa apanya karena dia sudah jatuh miskin, apa yang perlu di takutkan" ucap perempuan itu lagi
"Dan juga buat apa takut dengannya, dia hanya bisa bermain wanita dan menyusahkan keluarganya" ucap wanita itu lagi yang sontak membuat Angela melotot padanya marah
"Apa kau, marah?... Hahaha berani juga kau" ucap perempuan itu, dia langsung mengangkat tangannya dan
PLAK
Satu tamparan mendarat di pipi mulus Angela yang membuat sudut mulutnya berdarah, tapi dia hanya diam saja
Sebenarnya dia bisa saja melawan karena dia juga bisa sedikit seni bela diri, tapi karena sekarang dia tidak punya kekuasaan apapun dia tidak ingin lebih merepotkan kakaknya
"APA YANG KAU LAKUKAN PADA ADIKKU BANGSAT"
Beberapa menit sebelumnya
Hendrick yang sedang berjalan melalui lorong sekolah itu diikuti oleh kedua temannya terlihat sangat marah
Kedua temannya yang bingung kenapa dia tiba tiba marah pun hanya bisa mengikutinya dari belakang, karena bila Hendrick sudah marah dirinya tidak bisa diajak kompromi
Setelah hampir sampai di belakang sekolah Hendrick langsung berlari cepat, tapi saat hampir sampai dia malah melihat adiknya yang di tampar dengan keras sampai sudut mulutnya berdarah
Hendrick yang melihat itupun menjadi sangat marah karena adik yang sangat di sayangnya itu mendapat perlakuan seperti itu
"APA YANG KAU LAKUKAN PADA ADIKKU BANGSAT" teriak Hendrick menggelegar yang membuat seluruh orang yang ada di sana menolehkan kepala untuk melihatnya
Hendrick pun langsung buru buru menghampiri Angela yang hanya diam mematung di sana menatapnya, dia menarik tangan Angela untuk bersembunyi di belakangnya
"Apa yang kau lakukan pada adikku" ucap Hendrick dingin pada perempuan yang tadi menampar adiknya
"A-aku..." Ucap perempuan itu tebata bata
"JAWAB AKU" teriak Hendrick lagi dengan suara yang sangat menyeramkan di telinga perempuan itu
"He... Apakah kau masih berani sok berkuasa di sini Hendrick?" Tanya pria yang tiba tiba sudah berada di belakang perempuan yang tadi menampar adiknya
Hendrick yang mendengar itupun langsung menoleh dan melihat Toni dan 3 temannya sedang memandang rendah dirinya
"Toni... Kau sudah berani padaku sekarang ya" ucap Hendrick dengan nada dingin
"He... Buat apa takut padamu, semuabkekuasaanmu sudah lenyap jadi apa yang perlu ditakutkan" ucap Toni kembali dan diangguki oleh 3 temannya
Walaupun Toni sedikit terintimindasi oleh tatapan Hendrick yang dingin, tapi dia meyakinkan dirinya bahwa Hendrick tidak akan berani melawannya karena tidak mempunya kekuasaan lagi sekarang
"Ren jaga adikku dan Vin kita hajar mereka" ucap Hendrick dingin dan segera menyerahkan adiknya pada Rendi yang dari tadi berada di belakangnya
"Yoi... Haha bisa seneng seneng nih gua" ucap vino dengan senyum yang menyeramkan
"Kau pikir aku takut denganmu?" Tanya Hendrick lagi yang dengan berani maju mendekat pada Roni diikuti vino
Sedangkan Toni malah mundur perlahan lahan dan 3 temannya juga sama mundur perlahan lahan, mereka merasa terintimindasi oleh Hendrick
Tanpa aba aba Hendrick langsung meninju wajah Toni dan membuat Toni langsung mengerang kesakitan dan memegang wajahnya
Terlihat hidungnya mimisan setelah kena tinju dari Hendrick, Toni yang tidak terima dengan perlakuan Hendrick padamya pun menyuruh 3 temannya untuk menyerang Hendrick dan vino
3 temannya itu langsung menyerang Hendrick tetapi serangan mereka semua dapat dihindari olehnya, vino yang melihat itu tidak tinggal diam dan langsung menendang salah satu dari mereka
Hendrick hanya terus menghindar tidak mempedulikan ke 3 orang itu, biarlah vino yang menyelesaikannya sekarang dia ingin memberi pelajaran pada Toni karena berani mengusik adiknya itu
Hendrick mendekati Toni yang sedari tadi berjalan mundur karena ketakutan, Hendrick yang sudah sangat marah padanya pun langsung menendang perut Toni hingga membuatnya berlutut di tanah
"Hei ton... Gua masih berani ya buat ngelawan Lo, jangan mentang mentang keluarga gua bangkrut jadi Lo bisa ganggu adik gua" ucap Hendrick sembari menjambak rambut Toni agar melihat ke arahnya
"Hen-drick... Apa kau tidak takut di keluarkan dari sekolah ini, cepat lepaskan aku dan aku tidak akan mengadu pada ayahku" ucap Toni dengan sedikit nada ancaman walaupun ada sedikit ringisan yang keluar dari mulutnya
Duak
Hendrick menendang kembali perut Toni hingga membuatnya terpental ke belakang, diapun kembali menghampirinya dan berbisik di dekatnya
"Apa kau kira aku takut dengan ancamanmu hah?" Ucap Hendrick
"Aku tidak takut sama sekali, silahkan kau mengadu ke ayahmu, dan disaat itulah aku pasti akan membuatmu dan ayahmu menyesal karena sudah menyinggungku" ucap Hendrick
Setelah mengatakan itu dia langsung berjalan ke arah perempuan yang tadi menampar adiknya
"A-pa yang akan kau lakukan" ucap perempuan itu gemetar ketakutan
Hendrick tidak mempedulikannya dan langsung menampar pipi perempuan itu hingga sudut bibirnya berdarah
"Itu balasannya karena sudah mengganggu adikku" ucap Hendrick, diapun langsung berbalik menuju adiknya yang sekarang sedang berada di belakang badan Rendi
Hendrick tidak akan segan segan bila ada yang mengganggu orang terdekatnya, bila itu perempuan sedikitpun dia tidak akan melunak karena itu adalah ajaran ayahnya
Bila ada orang yang berani melakukan tindakan kekerasan pada orang terdekat kita, maka balaslah orang itu karena sifatnya pasti tidak akan berubah, itulah yang ayahnya katakan padanya saat masih kecil
Hendrick pun memeriksa pipi adiknya yang membengkak itu dengan wajah yang terlihat khawatir
"Apakah sangat sakit dek?" Tanya Hendrick sembari mengelus lembut pipi yang terlihat membengkak itu
"Hiss... Sedikit sakit kak hehe" ucap Angela
"Kenapa kamu tidak melawannya saja?" Tanya Rendi yang berada di sampingnya itu
"A-aku tidak ingin menambah beban kakak, jadinya aku membiarkannya saja" ucap Angela sembari menunduk
"Huft... Kamu bisa melawannya saja angel, aku tidak mau melihatmu begini, dan juga kamu bukan beban buat kakak paham" ucap Hendrick sembari mengelus puncak kepala adiknya itu
Angel yang mendengar itu membuat matanya berkaca kaca hampir menangis, diapun langsung berhamburan memeluk sang kakak
Hendrick yang di peluk hanya tersenyum dan lanjut mengekur kepala angel yang ada di dalam pelukannya
Saat mereka sedang seperti itu, vino tiba tiba saja datang dan mengagetkan mereka semua, karena di pipinya terlihat ada sedikit darah
"Sudah selesai Rick" ucap vino dengan santainya tanpa mempedulikan orang yang melihatnya dengan terkejut
"Lo selalu brutal Vin" ucap Rendi dengan wajah ngeri saat melihatnya
"Mereka pantas mendapatkannya" ucap vino tak terlihat bersalah sedikitpun
"Hah... Yasudah kita pergi dari sini, dan Lo Vin lap darah yang ada di pipi Lo itu" ucap Hendrick sembari meninggalkan tempat itu
Vino yang mendengar itu hanya mengangguk dan mengusap darah yang ada di pipinya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Jimmy Avolution
Nice...
2023-06-13
2