...🌹Happy Reading 🌹...
" Enggak Ar, jangan gila kamu, masa depan kamu masih panjang masih banyak kisah yang harus kamu jalani, menyetujui permintaan Niar sama saja kamu menjual diri kamu, untuk pengobatan ayah kamu, kan saya sudah bilang biar saya saja tapi kamu selalu menolak."ucap Arham panjang lebar.
" Bukan soal itu tuan, tapi soal balas budi tuan dan nyonya sudah baik sama Ar, dan Ar gak kuat lihat nyonya selalu menangis tuan," jawab Arvitha yang malah membuat Arham geram.
" Arvitha!,"Ucap Arham menatap tajam pada gadis itu." Tatap aku!,Apa kamu pikir begitu cara yang baik buat balas budi?, enggak Ar! jangan rusak masa depan kamu, jangan dengarkan Niar, tidak mungkin bagi saya menikahimu sedang kamu itu seperti adik saya sendiri, mengerti!," ucap Arham kemudian, Arvitha nampak menunduk kali ini beban pikirannya semakin banyak saja ia bingung harus menuruti Niar atau Arham.
***
" Apapun itu, bagaimana pun itu, aku mohon mas, nikahi Arvitha demi aku, apa mas gak kasihan sama aku tiap ketemu sama mama selalu direndahkan, diremehkan,dikucilkan bahkan aku gak dianggap mas, aku capek mas, aku cuma ingin bahagia apa salah? tolong mas nikahi Arvitha ya mas," pinta Niar penuh harap dengan air mata yang kian membanjiri pipinya.
Sedang Arham yang melihat itu terus menghela nafasnya panjang, hanya itu yang bisa ia lakukan saat ini, sakit hati rasanya bagi Arham melihat tangisan orang yang sangat ia cintai tapi permintaan Niar sungguh tidak bisa diindahkan sedikitpun.
Jika orang lain tidak mau suaminya mendua, lain hal dengan Niar yang sampai memohon mohon agar suaminya menduakannya.
***
Malam ini harusnya Arvitha harus tidur nyenyak agar besok ia terlihat fit untuk menemui sang ayah, tapi justru Arvitha tidak bisa tidur bahkan setelah ia terus berusaha memejamkan matanya.Ia terus terngiang akan permintaan Niar yang mana besok pagi adalah hari ia memberikan jawaban untuk bersedia atau tidak menjadi istri kedua dari Arham.
Ia juga terniang akan ucapan Arham, yang mana jika ia setuju itu sama saja ia menjual diri nya.
Berkali kali Arvitha memejamkan matanya tapi ia tetap tidak bisa tertidur.
Begitu halnya dengan Arham di ruangan yang berbeda, hatinya gundah gulana antara mengiyakan dan tidak mau.Jujur saja ia menganggap Arvitha seperti adik sendiri dan ia tidak mau dan tidak pernah terlintas dipikirannya untuk menikahi gadis itu.
Disisi lain Arham merasa kasihan sama apa yang sudah Niar istrinya rasakan selama menjadi istrinya,selalu menjadi bahan gosipan di keluarga nya karena Niar yang tak kunjung hamil.Belum lagi sang mama yang terus terusan menekan bathin Niar.
Arham dan Arvitha memandangi langit yang sama, malam bertabur bintang dengan bulan sabit yang sedang memancarkan sinar keindahan nya tak diindahkan keduanya sebab hati yang dilanda gundah gulana malam ini mereka harus bijak dalam membuat keputusan.
***
" Bagaimana Mas? Arvitha?," tanya Niar saat mereka selesai sarapan pagi ini.Niar menatap keduanya bergantian dengan tatapan berbinar penuh harap.
" A a aku...em biar tuan saja yang lebih dulu menjawab." jawab Arvitha singkat dan kemudian menunduk kan pandangannya kelantai.
" Bagaimana Mas?," tanya Niar menggemgam tangan suaminya.
" Kita harus ngomong berdua," jawab Arham kemudian membawa Niar istrinya ke kamar mereka.
" Niar, apa kamu sudah siap dengan segala resikonya?, kamu sudah siap melihat aku bersama wanita lain?,"
"Em, tentu.Lagian pernikahan kalian hanya untuk itu tidak akan terjadi apa apa kan? kamu tidak akan mungkin menaruh hati juga kan sama Arvitha?," tanya Niar tersenyum menggemgam tangan suaminya.
" Aku tidak menjamin hal itu, aku gak tahu setelah menikahinya malah membuat ku menyukainya bahkan mencintainya, apa kamu sudah siap akan hal itu? apa kamu tidak akan cemburu nantinya melihat aku dan Arvitha berduaan?," tanya Arham menatap serius Niar istrinya. Alih alih Niar akan membatalkan niatnya itu.
" Berbagi suami itu memang sakit Mas, tapi lebih sakit aku diremehkan di keluarga mu.Mudah mudahan aku sudah siap Mas, lagipula kamu kan memang sudah biasa bercanda sama Arvitha," ucap Niar meyakinkan niatnya itu.
" Itu akan sangat berbeda Niar, selama ini aku anggap dia sebagai adik dan kamu tahu candaan kakak adik dan suami istri itu sangat jauh berbeda,"
" Aku percaya sama kamu Mas,"lanjut Niar kemudian memeluk Arham.
***
Akhirnya, Arham dan Arvitha pun menikah.Berbeda dengan pernikahan orang lain pada umumnya, Arham dan Arvitha menikah di kediaman Arham dan hanya ada penghulu, Niar dan 4 orang saksi lainnya disana.
Meski begitu,acara pernikahan mereka berjalandengan baik.
Arvitha menyalim tangan Arham yang kini menjadi suaminya begitu sebaliknya Arham balik mencium tangan Arvitha.Seketika Arvitha malah segan apalagi ada Niar juga disitu.Ia pun cepat cepat menarik tangannya dengan perasaan tak enak hati.
***
" Aku gak tahu kenapa kita melakukan pernikahan ini, hah..aku minta maaf Arvitha, aku akan menjadi duri dalam masa depanmu yang harusnya masih banyak bermain dengan teman seumuran mu malah terlibat pernikahan dengan ku,"ucap Arham tulus, ada perasaan bersalah dihatinya dengan mengiyakan permintaan Niar.
Arvitha menunduk diam lalu menghela nafasnya panjang. " Aku juga minta maaf tuan," ucap Arvitha kemudian mengulas senyum.
" Hum malah kamu yang minta maaf, ya sudah kamu istirahat ya sudah larut" ucap Arham seraya mengusek rambut Arvitha singkat.
Arvitha hanya mengangguk sebagai jawaban nya.Saat Arvitha membaringkan tubuhnya,Arham pun keluar dari kamar itu.
" Belum tidur yank?," tanya Arham setelah membuka pintu kamarnya dan mendapati Niar yang masih terjaga.
" Loh Mas, kok Mas kesini? Arvitha...,"
Arham menaruh telunjuk nya dibibir Niar membungkam Niar seketika.
" Hust,aku kangen kamu," ucap Arham segera memeluk Niar istrinya dengan manja kemudian ia membawa Niar ikut berbaring dengan nya.
" Mas, Mas gak bisa hindari Arvitha seperti ini dong," rungut Niar seraya duduk disamping Arham.
" Masih banyak waktu, aku mau sama kamu aja," ucap Arham memeluk Niar dari belakang.
" Mas..gak bisa gitu dong Mas, Arvitha harus secepatnya hamil biar semuanya juga cepat berakhir," ucap Niar terlihat kesal dengan Arham yang terlihat seolah mempermainkan pernikahan nya dengan Arvitha .
"Kita bisa pake alat rumah sakit Niar, besok kamu tanya aja sama Arvitha soal kesiapan dia.Sekarang aku hanya ingin istirahat oke,"lanjut Arham kemudian membawa Niar istrinya ke dekapannya seraya berbaring.
" Mas yang benar aja dong, Mas gak bisa cuekin Arvitha,"ucap Niar masih dengan tatapan kesalnya pada Arham.
" Udah, besok kita pikirkan tidur aja dulu." ucap Arham segera menarik selimutnya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Jo Kenthir
stlh akad nikah sah umumnya istri mencium tangan suami dg takdzim. setelahnya suami mencium kening istrinya dg lembut. bukan tangannya.
2024-04-30
0
Ike Gift Panginan
saat in blum niar tp hri slnjutnya bgmn
2023-09-17
1
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻𝘼𝙎𝙍𝙄k⃟K⃠
nitip mawar untuk Arvitha ya thor
2023-07-08
2