...🌹Happy Reading 🌹...
" Arvitha, kenapa kamu malah lari dari sana sih?," tanya Niar manyun,kemudian ia duduk di depan Arvitha dan Arham yang dibatasi meja.
" Maap nyonya, abisnya dokternya laki laki sih," jawab Arvitha seadanya.
" Hah...jadi gimana ini selanjutnya, kalau kamu gak mau pakai alat di rumah sakit jadi mau kamu gimana?,"tanya Niar menatap tajam Arvitha.
" Jangan gitu lah yank, kasihan Arvitha nya ketakutan itu." bela Arham pada Arvitha kemudian mengulas senyum.
" Mas gimana sih mas, malah belain Arvitha, sebenarnya mas setuju apa gak sih sama aku?," kesal Niar memanyunkan bibirnya.
" Gak gitu yank,"
" Sebenarnya kalian ingat gak sih, kalian nikah itu untuk apa?," tanya Niar kesal menatapi keduanya, kemudian ia pun berdiri dan segera pergi dari sana.
" Tuh kan marah lagi,"
" Ya udah sana, jelasin.," jawab Arham.
" Kok Arvitha sih, tuan kan suaminya," ucap Arvitha seraya berdiri "
"Udah ya, Ar gak ikut ikutan, kerjaan masih numpuk itu. dadah," ucap Arvitha kemudian melenggang dari sana.
***
" Arvitha, aku mau ngomong sama kamu," ucap Niar saat melihat Arvitha sedang membereskan dapur.
" Kenapa ya nyonya?," tanya Arvitha.
" Biasakan panggil mbak," pinta Niar dan membawa Arvitha ke kamar Arvitha.
" Arvitha, karena kamu gak mau tanam benih, kamu harus mau tidur sama Mas Arham nanti malam yah,"
Mata Arvitha membulat mendengar ucapan majikannya itu.
" Gak nyonya, saya gak mau, yang benar aja...," jawab Arvitha menolak permintaan Niar.
" Arvitha, kamu itu istri sah nya Mas Arham, jadi gak alasan kamu menolaknya, aku minta tolong sama kamu, lagian kita gak ada cara lain." ucap Niar memohon pada Arvitha.
" Tapi nyonya...eh mbak maksud Ar, kalau Tuan Arham meniduri Ar ntar yang ada Ar hamil gimana?,"
" Itukan tujuan utama kita, Arvitha, kamu nurut aja ya, Mas Arham itu suami kamu juga jadi kamu gak usah merasa bersalah sama aku.Ingat Ar tujuan pernikahan kalian untuk melahirkan keturunan Mas Arham," ucap Niar, sedang Arvitha kini hanya bisa menghela napas saja.
" Oh ya, nanti malam kamu pakek baju ini ya," lanjut Niar kemudian meletakkan sebuah kotak diatas meja rias kamar Arvitha .
Arvitha sama sekali tak menjawab ia hanya diam dilanda ketakutan, ia tak mengira persetujuan nya malah harus berakhir seperti ini.
***
Niar menyuapkan makanan untuk Arham suaminya, sembari tersenyum dan mengajak Arham bercanda.
Tentu saja Arham tidak mencurigai gelagat istrinya itu sedikitpun, karena baginya sudah hal biasa jika Niar memanjakan nya.Ia hanya melahap habis makanannya sampai habis dan tentu hal itu semakin membuat Niar senang.Kenapa? karena sebelumnya ia sudah menaruh obat per ang sa ng disana, Niar tahu Arham akan menolak permintaan nya untuk tidur bersama Arvitha, makanya Niar melakukan hal ini.
" Kepaku kok pusing ya?," tanya Arham memijit keningnya yang terasa mendenyut.
" Ya udah, kita istirahat saja," jawab Niar kemudian memapah Arham ke sofa langsung Arham membaringkan badannya di sana, rasa sakit kepalanya kian menyiksa nya sampai ia kehilangan kesadaran nya.Setelahnya Niar memapah Arham ke kamar Arvitha sedang Arvitha kini sudah terlelap dalam tidurnya.
Niar melepaskan pakaian Arham satu persatu,
" Sayang...," racau Arham membuka matanya perlahan kemudian ia memeluk Niar.
" Mas...lepas ih," ucap Niar melepaskan pelukan Arham dan membaringkan Arham kembali kemudian ia pun pergi dari kamar itu.
Niar menghela napasnya panjang saat ia sudah berada di luar kamar Arvitha.Kemudian ia pun kembali ke kamar nya.
" Sayang..." racau Arham sembari menciumi ceruk leher Arvitha dan hal itu berhasil membuat Arvitha terjaga.Ia terkejut bukan main melihat Arham yang sudah polos di hadapan nya.
" Tu tuan, aku Arvitha bukan istri mu, " ucap Arvitha seraya mendorong Arham tapi itu hanya membuat Arham semakin ga nas.
" Rupanya kamu ingin bermain main ya?," tanya Arham menyeri gai kemudian ia mengunci pergerakan Arvitha di bawah kung kungannya.
" Tuan, tolong sadar tuan ini Ar, " ucap Arvitha seraya memberontak tak terasa air matanya kini sudah berurai.
Dibawah pengaruh obat tersebut Arham tidak dapat membedakan antara Niar dan Arvitha, yang ia tahu hanya ia ingin menuntaskan dan menyalurkan naf su nya saja.
Arham menciumi bibir pink Arvitha, tangannya beralih melepaskan pakaian Arvitha satu persatu.
Arvitha mencengkeram kedua lengan Arham kuat." Lepaskan!," teriak nya diiringi tangisan nya.
Gejolak panas dalam diri Arham benar benar tidak bisa ia kendalikan hingga ia benar benar merebut kesucian gadis itu.
***
Arvitha menangis tersedu sedu sembari memeluk selimutnya, suara tangisannya berhasil membangunkan Arham yang tadinya masih tidur disamping nya.
" Arvitha!," ucap Arham terkejut, matanya membulat sempurna menyadari dirinya telah tidur bersama Arvitha.
" Anda puas menyakiti saya?," tanya Arvitha di sela sela tangisnya tanpa menoleh pada Arham sedikitpun.
" Arvitha, saya minta maap.Saya juga gak tahu kenapa saya bisa disini," ucap Arham sebenarnya.Ia pun memasang kembali pakaian nya dan melenggang dari sana.
" Niar, ini ulah kamu kan?," tanya Arham tho the point begitu ia masuk kedalam kamar.
" Mas udah bangun? Arvitha?...," tanya Niar tanpa dosa malah ia sempat sempatnya tersenyum.
Arham hampir gila oleh istrinya ini, bahkan ia sekarang ragu akan cintanya Niar terhadap nya.
" Kamu masih waras kan?, Arvitha itu orang lain Niar, dan kamu malah tersenyum senang melihat aku melakukan hal yang gak pantas, sebenarnya kamu mencintai aku apa gak Niar?," tanya Arham geram.
" Bukan soal cinta dan enggak nya mas, mending mas mandi sana, aku turun temui Arvitha," jawab Niar sembari keluar dari kamar itu.
Kini Arham menyugar rambutnya kesal.
***
" Arvitha...." sahut Niar seraya membuka pintu kamarnya, ia pun kemudian duduk disisi Arvitha.Sedang Arvitha kini masih setia dengan tangisannya.
" Kenapa kamu harus nangis?, bukannya hal yang wajar ya jika suami istri melakukan hal itu?, udah jangan nangis terus, hari ini kamu mau jenguk papa kamu kan?," Niar membujuk Arvitha dengan semua pertanyaan pertanyaan itu.
***
" Arvitha, aku antar ya sekalian aku juga mau kekantor," ucap Arham pada Arvitha saat mereka sudah keluar dari rumah.
Arvitha tidak menjawab, ia hanya menatap Arham dengan penuh kebencian.
Bersambung
Jangan lupa like komen dan votenya ya gys...dan masukkan faforit biar gak ketinggalan cerita nya.makasih
Arvitha dan Arham
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
umi b4well (hiatus)
hooh ...
2023-09-11
1
umi b4well (hiatus)
udah pengalaman keknya ya
2023-09-11
0
umi b4well (hiatus)
wkwk
2023-09-11
0