🌹Happy Reading 🌹
" Aku tahu Arvitha istrimu tapi, bolehkah aku bertemu dengannya sebentar." ucap Rakha saat ia baru saja melihat Arham yang membukakan pintu untuknya.
Arham pun menyutujui hal itu dan membiarkan Rakha masuk kedalam kamar Arvitha.
" Arvitha,"
" Mas Rakha?," ucap Arvitha lirih seraya berdiri dari duduknya.
" Aku mau pamit, aku akan kembali ke Amsterdam, aku harap kamu jaga kesehatan ya dek,"
" Mas kecewa sama Arvitha kan makanya mas akan menjauh?,"
" Bukan soal itu Ar, mas sadar jodoh itu sudah ada yang mengatur jadi mas gak bisa berbuat sesuka hati kan, kamu bukan jodoh ku tapi, kamu tetap adikku iyakan?,"
Meski masih sakit tapi ucapan Rakha ada benarnya juga sehingga membuat Arvitha tersenyum.
" Mas Arham, adik saya ini masih labil bangat tolong kamu mengerti ya, dan aku mohon jaga dia dengan baik." pinta Rakha menepuk lengan Arham.
Arvitha nampak terharu mendengar itu.
" Jangan nangis, gua gak bisa lihat," ucap Rakha segera sebelum Arvitha benar benar menangis.
Arvitha tegelak, " Dasar emang..." kesal Arvitha menggeplak tangan Rakha dan Rakha membalasnya dengan senyuman.
" Baik baik ya dan ingat jadi istri itu harus nurut sama suami, aku bakalan jauh dan gak bisa ngomeli kamu lagi jadi pinter pinter ajalah jaga diri ya."
" Baik, siap mas," jawab Arvitha mengejek.
Arham sendiri hanya bisa menjadi penonton saja tanpa membuka suara.
" Kapan mas berangkat?," ucap Arvitha bertanya menatap Rakha.
" Sore ini, bareng Aleea juga kebandara."
" Aleea balik juga?," ucap Arvitha memanyunkan bibirnya.
" Ya, dia harus mengejar cintanya ke Vrindafan sana sementara aku akan kembali mengejar cita cita, yah doain ajalah biar segera ketemu jodoh disana,"
" Hem, kalian ninggalin aku lagi, selalu ya Arvitha sendiri lagi," ucap Arvitha sedih.
" Lagian kenapa gak sama Aleea aja sih mas?," lanjut Arvitha.
" Cih...yang ada perang dunia tiap hari, gak tahan kupingku dengar ocehan Aleea lagian kamu gak sendiri kok, ada Arham kan?, udah aku pamit ya." ucap Rakha kemudian membalikkan badannya.
" Mas Arham tolong jaga adik saya." pintanya sekali lagi.Kemudian Arvitha memeluknya, tak terasa keduanya terisak oleh perpisahan ini.Rakha mencium pucuk kepala Arvitha.
" Cengeng amat sih lu," ledek Rakha segera melepaskan pelukannya dan mengelap air matanya sendiri.
Arvitha hanya tersenyum." Udah gua balik..dadah.." ujar Rakha sembari melangkahkan kakinya.
" Jangan hubungi gua lagi ya," lanjutnya membuat Arvitha memasang wajah marah.
" Canda, Dah mas...dah Arvitha," ucap Rakha saat ia sudah dalam mobilnya, ia pun melambaikan tangannya begitu juga dengan Arvitha.
***
Waktu terus berputar setiap harinya,Arvitha menjalani kehidupannya dengan Arham dan Niar disisinya.
Kehamilannya otomatis membuat ia dan sepasang suami istri itu semakin dekat meski kadang ada rasa cemburu disana.
Kehamilannya juga masih terus ditutup tutupi dari semua orang termasuk Nyonya Erin mamanya Arham.
Jika biasanya,Niar akan memanjakan Arvitha berbeda hal nya hari ini sebab kedatangan Nyonya Erin kerumah mereka membuat Niar tidak bisa menahan Arvitha agar tidak melakukan pekerjaan apapun.
Arvitha sedang memasak namun ia sudah berulang kali muntah karena bau dapur yang sangat menganggu baginya tapi apa mau dikata ia hanyalah seorang pembantu yang harus nurut ucapan Nyonya nya.
" Arvitha, kamu kenapa? dari tadi saya perhatikan kamu muntah terus?," tanya Nyonya Erin menghampiri Arvitha kedapur.Nampak jelas raut wajah Arvitha yang sangat lain dari biasanya, wajahnya terlihat pucat penuh keringat mungkin karena ia muntah yang terus menerus menguras ketenangannya.
Melihat keadaan Arvitha yang semakin lemah, akhirnya Nyonya Erin pun membawa Arvitha duduk di sofa.
" Arvitha, apa kamu sedang sakit?,"
Arvitha tak bisa menjawab pertanyaan itu rasanya tubuhnya sangat lemah sekarang, ia benar benar butuh istirahat.
Arham yang baru saja pulang dari kantornya tiba tiba panik, cemas dan takut bercampur aduk menjadi satu saat sudah melihat Arvitha yang kian lemah.
Arham tak menghiraukan keberadaan mamanya lagi, ia segera menggendong Arvitha kekamar Arvitha dan segera menelpon dokter.
" Eh Mbak Niar, si Arvitha keliatan gemukan ya sekarang...hati hati loh Mbak," ucap seorang ibu menyenggol lengan Niar saat mereka tengah belanja sayur.
" Hati hati gimana ya Mbak?," ucap Niar balik bertanya.
" Ish si Mbak, gak peka banyak loh Mbak kejadian pembantu hamil sama majikannya." ucap ibu itu tanpa rasa dosa.
" Iya tuh Mbak, ngeri saya dengarnya mana ada tuh lagi yang bilang suaminya selingkuh sama pembantu," sahut ibu yang lain.
" Jangan begitulah Mbak mbak sekalian, belum tentu loh semua orang seperti itu? buktinya rumah tangga Mbak Niar baik baik saja tuh." ujar ibu satunya lagi.
" Ya udah Mbak, saya permisi dulu," ucap Niar segera bergegas pergi.
" Dasar ibu ibu tukang gosip ngejulidtin aib orang aja tahunya." rungut Niar kesal.
Bersambung
Jangan lupa like dan komen nya juga votenya ya gys.
Masukkan ke faforit biar gak ketinggalan cerita nya makasih bnyak
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments