Pawang Hati dan Guru Les Privat

"Wah, ternyata kalian sudah saling kenal ya? Benar kan Dir, kamu satu kelas sama Salwa? Kenapa kalian pada berdiri gitu? Wajah kalian juga terlihat tegang, ada apa?" Tanya sang mami yang datang bersama sang papi menghampiri Dirga dan Salwa yang saat itu sedang bersitegang.

"Maaf Bu ...," ucapan Salwa harus terhenti karena Dirga langsung menyahut.

"Iya, mi. Kita sudah saling mengenal, dan sesuai yang aku katakan sama mami. Kalau aku setuju menerima Salwa jadi guru les privat. Pilihan mami sangat tepat, Salwa itu memang sangat pintar di kampus," ucap Dirga membuat wajah Salwa tampak kesal. Padahal, dia berniat untuk menolak tawaran mami Poppy untuk menjadi guru les privat Dirga.

"Berarti, kalian sudah setuju ya untuk belajar bareng?" Tanya Mami Poppy.

"Setuju! Enggak!" Sama-sama menjawab, tetapi dengan jawaban yang berbeda. Mami Poppy terkekeh melihat sikap Salwa dan Dirga. Baru kali ini, Mami Poppy melihat Dirga tersenyum. Tapi, beda hal dengan Salwa yang justru menunjukkan wajah kesal.

"Loh, Salwa kenapa? Kok jawab enggak? Kamu menolak menjadi guru privat Dirga? Ayolah Wa, Dirga udah mau loh! Masa iya, kamu menolak? Jarang-jarang Dirga mau," pinta Mami Poppy.

"Iya, aku hanya ingin sama kamu. Pokoknya mi, aku hanya ingin les sama Salwa! Titik, gak ada koma! Kalau dia gak mau, aku gak mau les!" Ancam Dirga.

"Salwa masih malu-malu kali, mi. Tapi, aku yakin dia pasti mau kok. Iya kan, Wa?" Dirga bertanya sambil memainkan alisnya, menggoda Salwa. Membuat Salwa gemas.

"Iya, mami ngerti. Makasih ya Wa, sudah menolong ibu. Semoga saja, nantinya akan ada perubahan di diri Arga. Dia jadi bersemangat, memiliki teman yang mau mengajaknya sukses," ucap Mami Poppy. Salwa menjadi merasa tak enak hati.

Dirga tersenyum, kala mendengar Salwa yang akhirnya menerima tawaran Mami Poppy. Meskipun awalnya, Salwa merasa berat. Entah mengapa, dia merasa berbeda saat bersama Salwa. Terlebih, maminya terlihat sangat menyukai Salwa.

"Kamu di Jakarta kos? Orang tua kamu memangnya tinggal di mana? Kamu berapa bersaudara, Wa?" Tanya Mami Poppy. Dirga dan Papi Adrian hanya memperhatikan dua wanita itu berbicara.

"Iya, aku kos Bu. Ayah saya sudah meninggal. Saya punya adik di satu. Saat ini dia duduk di bangku SMA. Ibu dan adik saya tinggal di kampung. Saya berasal dari Yogyakarta, bu," jelas Salwa.

"Oh, bapak kamu udah almarhum? Jadi, ibu kamu sekarang jadi tulang punggung dong? Pekerjaan ibu kamu apa sekarang? Luar biasa ibu kamu. Ibu salut sama wanita seperti itu, yang mau berjuang untuk anaknya," ucap Mami Poppy.

"Iya, bu alhamdulillah. Ibu rela berjuang untuk kami bisa terus sekolah, hingga ke jenjang ke bangku kuliah. Alhamdulillah, saya dan adik saya dapat beasiswa. Jadi, kami tak terlalu merepotkan ibu," sahut Salwa. Dirga, Mami Poppy, dan Papi Adrian sangat bangga kepada Salwa. Dirga merasa malu kepada dirinya sendiri, seharusnya dia menjadi orang yang bersyukur karena dia lebih beruntung daripada Salwa.

Sejak tadi Dirga terlihat terus memperhatikan Salwa. Memandang wajah cantik Salwa, yang begitu menenangkan hatinya. Mungkinkah dia sudah jatuh cinta dengan Salwa?

Suara adzan maghrib sudah berkumandang, Mami Poppy dan Papi Adrian mengajak Salwa untuk buka puasa. Sebenarnya, mereka merasa malu kepada Salwa karena tak berpuasa. Mami Poppy tersenyum, kala melihat sang anak yang tak henti-hentinya menatap Salwa.

Setelah berbuka puasa, Salwa izin untuk sholat. Untungnya dia membawa mukena sendiri. Dia tampak bingung, karena tak ada satu pun yang sholat magrib. Tetapi, akhirnya dia memilih untuk tidak mempedulikannya. Dia fokus pada diri sendiri.

"Bu, saya pamit pulang ya kalau sudah tak ada lagi yang dibicarakan," ucap Salwa.

"Kamu mau mulai kapan jadi guru Dirga? Uangnya mau ibu transfer sekarang gak?" Tanya Mami Poppy.

"Terserah Dirga saja maunya kapan. Kalau saya, siap saja kapan pun Dirga mau. Satu minggu 3x ya, Dir! Kamu mau hari apa aja jadinya sama jam berapa? Nanti kita sesuaikan aja jadwalnya ya! Untuk uang, nanti saja bu! Saya kan belum mulai kerja," sahut Salwa.

"Aku minta nomor telepon kamu deh, nanti aku kabarin ya untuk jadwal! Enak sih waktunya, setelah pulang kuliah aja gimana?" ucap Dirga. Dari sapaan lo gue, kini Dirga mulai berubah menjadi aku kamu ke Salwa.

"Ya udah, kalau gitu. Nanti kamu kabarin aja ya! Kalau bisa jangan dadakan! Ini nomor telepon aku!" Salwa langsung memberi nomor teleponnya, Dirga pun langsung menyimpannya di ponselnya.

Salwa pamit, karena tak ada lagi yang dibicarakan lagi. Mami Poppy menyuruh Dirga untuk mengantarkan Salwa. Awalnya Salwa menolaknya, karena merasa risih satu motor dengan Dirga. Tetapi Dirga memaksanya, hingga akhirnya Salwa menyetujuinya.

Salwa pun pamit kepada Mami Poppy dan Papi Adrian. Dia mencium tangan keduanya secara bergantian, sebagai rasa hormatnya kepada yang lebih tua. Ternyata, Dirga pun mengikuti jejak Salwa. Tentu saja hal itu membuat kedua orang tuanya senang melihat perubahan anaknya.

Terlebih ada ucapan dari Dirga, yang mengatakan kalau dia ingin les setelah pulang kuliah. Mereka nantinya akan pulang bersama, membuat hubungan mereka semakin dekat, dan juga memotivasi Dirga untuk rajin kuliah.

Terpopuler

Comments

Neulis Saja

Neulis Saja

ok good luck 🙏

2024-07-10

0

Novita Ika Setiani

Novita Ika Setiani

akhirnya Dirga mau berubah sedikit2

2023-06-11

1

💖Yanti Amira 💖

💖Yanti Amira 💖

cie Dirga sekarang udah pawang ya🤭🤭🤭

2023-06-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!