"Ayo naik! Jangan protes! Hitung-hitung ucapan terima kasih aku, karena kamu sudah menolong aku," ucap Dirga. Sikapnya terlihat begitu manis kepada Salwa.
"Ya udah deh! Tapi, jangan ngebut ya! Aku masih ingin panjang umur!" sahut Salwa dan Dirga mengiyakan.
Akhirnya, Salwa terpaksa naik ke motor. Mereka pun pamit pergi. Dirga dan Salwa sudah pergi meninggalkan rumah, sebisa mungkin Salwa untuk menjaga jarak, dan tak menyentuh Dirga. Dia terlihat begitu kaku. Hingga Dirga berniat menggoda Salwa. Dia sengaja membawa motor mengebut, membuat Salwa ketakutan.
"Dir, jangan ngebut dong! Aku takut," teriak Salwa sambil menarik hoodie yang Dirga kenakan.
Salwa tampak memukul-mukul Dirga, meminta untuk menghentikan kegilaan Dirga. Dia meminta Dirga untuk memberhentikan motornya, karena dia ingin turun. Tetapi, Dirga justru sengaja. Tak mempedulikan Salwa.
"Gak usah takut! Lebih baik sekarang pegangan yang kuat!" Sahut Dirga.
Salwa tampak kesal, saat Dirga berani menarik tangannya, dan meminta Salwa untuk memegang dia. Salwa langsung menolaknya. Dia langsung menghempaskan tangan Dirga, dan langsung mencubit perut Dirga. Benih cinta sudah hadir di hati Dirga.
"Sakit, Wa! Kamu mah tega banget, main cubit gitu," protes Dirga.
Ternyata, Dirga tak langsung membawa Salwa pulang. Dia mengajak Salwa nongkrong dulu di kafe. Dia tak peduli, Salwa protes kepadanya. Dirga mengajak Salwa ke kafe dulu, sebelum mengantarkan Salwa ke kosan.
"Aku mau langsung pulang, Dir! Kenapa kamu mengajak aku ke sini dulu?" protes Salwa.
"Temani aku! Sekarang, kamu pilih! Kamu ingin menemani aku di sini dulu, atau aku seperti kemarin itu? Nongkrong di jalan," ucap Dirga.
"Ya itu urusan kamu! Kamu bukan anak kecil lagi, yang harus diatur hidupnya! Kamu pasti udah bisa menentukan mana yang baik dan mana yang buruk! Aku mau pulang, mau istirahat!" ucap Salwa ketus.
Dirga langsung menarik tangan Salwa, dan memohon agar Salwa menemani dirinya sebentar saja. Wajahnya terlihat memelas, membuat Salwa merasa tak tega. Hingga akhirnya Salwa menuruti permintaan Dirga.
"Ok, aku turuti permintaan kamu! Tetapi, ingat ya! Jangan lama-lama! Soalnya, besok pagi aku harus sahur," ucap Salwa tegas. Dirga merasa senang dalam hati, dan dia mengiyakan ucapan Salwa.
Dirga langsung memanggil pelayan kafe, dan menanyakan yang Salwa inginkan. Salwa hanya memesan jus strawberry dan Dirga memesan es lemon tea. Sambil menunggu pesanan datang, Dirga berniat mengajak Salwa berbicara. Dia berusaha untuk dekat dengan Salwa.
"Wa, sorry ya waktu itu aku menyusahkan kamu! Gara-gara aku, kamu jadi repot, dan gak bisa sahur," ucap Dirga tulus.
"Iya, gak apa-apa, Dir! Aku sudah melupakannya! Yang terpenting, kamu tak akan mengulanginya lagi! Sudahlah Dir, tinggalin hal buruk kamu! Kasihan kedua orang tua kamu, apalagi kamu anak satu-satunya! Harapan mereka. Jangan kecewakan mereka! Jangan sampai kamu menyesal di kemudian hari! Kamu memiliki segalanya, tak semua orang beruntung seperti kamu!" Salwa mencoba menasehati dan mengingatkan Dirga.
"Kamu tahu apa tentang hidup aku? Kata siapa aku beruntung? Justru aku merasa hidupku, tak ada artinya. Orang tuaku tak ada yang peduli padaku. Mereka sibuk dengan kehidupan mereka masing-masing. Makanya, selama ini aku pelampiaskan ke jalan. Paling tidak, aku bisa meraih kebahagiaan, dan tak merasa sepi walau hanya sejenak," ucap Dirga terdengar begitu lirih. Salwa menjadi merasa tak tega.
"Aku memang tak kekurangan secara finansial, tapi aku merindukan kasih sayang orang tuaku. Mungkin, jika hal itu bisa ku tukar. Aku akan memilih untuk menukarnya. Asal kamu tahu, aku ini hanya anak Buah Yati karena setiap ada urusan sekolah atau apapun. Aku selalu datang bersamanya. Ya udahlah, gak usah dibahas! Tak ada gunanya juga! Semua tak mengubahnya. Lebih baik kita bicara yang lainnya! Aku malas membahasnya! Nanti yang ada aku jadi badmood, dan akhirnya membenci orang tuaku lagi. Aku ingin happy, semoga saja dengan hadirnya kamu di hidup aku. Bisa mengubah hidupku yang merana ini," ucap Dirga. Dirga tampak tertawa menutupi perasaan kecewanya.
"Dir, maaf! Sepertinya, ucapan kamu terlalu jauh! Kita tak ada hubungan apa-apa! Aku hanya akan menjadi guru les kamu, sebisa mungkin aku akan membantu kamu! Satu hal yang aku minta dari kamu, tolong hargai aku! Lakukan perubahan di hidup kamu! Terutama dalam soal akademik! Aku tak ingin menjadi sia-sia saja!" ucap Salwa tegas.
"Mungkin, sekarang kamu bisa bicara seperti itu Wa! Suatu saat nanti, aku akan membuktikan padamu. Kalau aku memilih perasaan yang berbeda, saat dekat dengan kamu," ucap Dirga dalam hati.
Dia hargai ucapan Salwa, karena semua butuh proses. Terlebih, mereka baru dekat. Meskipun demikian, Dirga akan selalu berusaha untuk mendekati Salwa. Obrolan mereka sempat terhenti, karena minuman yang mereka pesan sudah datang.
"Aku minta pada kamu, tolong kamu kerjakan semua tugas dari dosen, dan kuliah yang benar! Kamu gak mau di D0 kan dari kampus?" Salwa mengingatkan Dirga.
"Iya, aku usahakan! Dulu, aku sangat menanti momen ini. Aku berharap, pihak kampus DO aku. Tak ada yang menuntun dan membuat aku semangat kuliah. Tapi sekarang, aku akan lakukan demi kamu Wa!" sahut Dirga.
"Ya, bagus! Tapi, yang utama demi orang tua kamu! Dia yang membayar kuliah kamu, yang sangat berharap kamu bisa menjadi orang yang sukses! Suatu hari nanti, kamu pun akan memiliki keluarga. Kamu memiliki istri dan juga Anak-anak yang harus kamu nafkahi! Memangnya kamu mau, hanya berpangku tangan dan mengandalkan harta warisan orang tua kamu? Tunjukkan pada dunia, kalau kamu mampu! Mampu menjadi orang yang sukses, bukan menjadi anak manja yang menggantungkan hidup kamu kepada orang tua! Aku yakin, suatu saat nanti kamu bisa jadi orang sukses, kalau kamu terus berusaha dan bersemangat!" Dirga tampak menyimak apa yang Salwa ucapkan.
"Iya, aku akan berusaha!" sahut Dirga.
Obrolan mereka harus terhenti, karena Salwa mengajak pulang. Dirga pun akhirnya menurutinya.
"Makasih ya Wa, sudah mau menjadi teman curhat aku, dan mendengarkan keluhan aku," ucap Dirga dan Salwa pun menganggukkan kepalanya.
Kini mereka sudah dalam perjalanan pulang. Dirga melajukan motornya menuju kosan Salwa. Sayangnya, Salwa tak mengizinkan dia untuk main ke kosan. Dia menyuruh Dirga untuk langsung pulang.
"Maaf ya, aku tak terbiasa mengajak laki-laki main ke kosan aku! Kamu langsung pulang ya! Gak usah nongkrong yang gak penting!" ucap Salwa dan Dirga mengiyakan.
Dirga membuktikan kepada Salwa, kalau dia memang benar-benar langsung pulang ke rumah. Dia memutuskan untuk tidak ke basecamp.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Neulis Saja
good luck 🙏
2024-07-09
0
Novita Ika Setiani
kamu harus bisa membuktikan Dirga kalo kamu bisa jadi yg terbaik semangat💪💪
2023-06-11
3
💖Yanti Amira 💖
ayo Dirga semangat,,, untuk mendekati Salwa
kalau bisa taklukkan dia gunakan pesona mu🤭
2023-06-03
2