"Eh, dia malah bengong. Jangan bilang kamu jatuh cinta sama dia, Wa! Jauh-jauh deh kamu, dari laki-laki model beginian. Nanti yang ada kamu dipermainkan sama dia!" Tegur Mang Acep membuat Salwa tersadar.
"Ih, mamang! Aneh-aneh aja! Cowok model begini mah, gak masuk kriteria Salwa. Meskipun tajir melintir. Tenang aja, mang! Salwa juga udah paham. Salwa itu bengong, karena dia ternyata teman satu jurusan sama Salwa di kampus. Ini orang selalu bikin onar di kampus, Salwa juga sebel banget sama dia. Sombongnya minta ampun. Tapi ... ya udahlah! Ayo kita tolong aja, mang! Tadi kan udah niat nolong, masa berubah pikiran sih. Nanti, mamang tolong bawain motornya ya ke kosan! Salwa mau antar dia ke rumahnya. Eh tunggu mang, ponselnya bunyi ini. Semoga aja orang tuanya, biar mereka jemput dia," ucap Salwa.
Salwa langsung mengambil ponsel Dirga dari tas kecil yang Dirga kenakan. Benar saja, yang menghubungi Dirga adalah nomor telepon papinya. Salwa langsung menerima panggilan telepon itu.
"Di mana kamu? Ini udah mau jam 05.00 pagi. Bukannya pulang. Mau pulang jam berapa kamu?" bentak sang papi. Bahkan sampai Salwa tersentak kaget.
Dia baru mendengar orang semarah itu. Salwa terlahir dari keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang. Kehidupan Salwa dengan Dirga bertolak belakang. Dari segi finansial, kehidupan Salwa sangat sederhana. Tetapi, kedua orang tuanya mampu mendidik Salwa dan juga Kahfi menjadi anak yang sholeh dan sholeha, dan juga cerdas.
Salwa dan Kahfi selalu mendapatkan beasiswa pendidikan untuk terus bersekolah. Salwa tak pernah kekurangan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Maka dari itu, dia begitu terpukul saat tahu sang ayah sudah pergi meninggalkan dirinya untuk selamanya.
Tugas dia sekarang yaitu, membahagiakan sang bunda yang kini berjuang menjadi tulang punggung keluarganya. Dia ingin menjadi orang yang sukses, yang mampu mengubah kehidupan bunda dan adiknya. Oleh karena itu, Salwa selalu kuliah sungguh-sungguh. Tak mau melewatkan kesempatan emas yang di percayakan untuknya.
"Maaf pak, saya Salwa. Saya menemukan anak bapak tergeletak di jalan. Ini gimana ya, pak? Saya antar dia ke rumah atau bapak ke ...."
Ucapan Salwa belum selesai. Papi Adrian langsung memotong ucapan Salwa. Dia mengatakan, kalau dirinya sibuk. Tak sempat mengurus anak yang selalu membuat masalah untuknya. Papi Adrian menyuruh Salwa mengantarkan Dirga ke rumahnya dengan taksi online. Untuk ongkosnya, Papi Adrian akan mentransfernya. Dia meminta nomor rekening Salwa.
"Makanya, Dir. Lo itu jangan selalu membuat masalah! Bapak lo aja, males ngurusin lo. Jadi, gue deh yang ketiban pulung. Gara-gara nolong lo, gue jadi gak sahur sama sholat subuh. Lo ya, yang nanti nanggung dosa gue!" Salwa terus bicara dalam hati, sambil terus memandang wajah Dirga. Seakan dia berbicara sama Dirga.
"Harusnya, lo itu bersyukur Dir! Lo memiliki segalanya. Gak seperti gue. Gue udah gak punya bokap, dan gue harus berjuang keras untuk tetap bisa kuliah. Mimpi apa gue semalam, kenapa gue jadi ngurusin lo begini ya? Padahal, gue males banget melihat gaya lo yang urakan. Seperti orang yang gak punya tata krama. Belum lagi sombongnya, bikin gue emosi," ucap Salwa lagi. Saat ini Salwa sedang dalam perjalanan menuju rumah Dirga, dengan menggunakan taksi online.
Dirga berbuat rusuh di dalam mobil. Mulutnya terus mengumpat papinya. Sebelum dia pergi semalam. Dirga sempat bertengkar dengan papinya, membuat dia semakin kacau. Dia mencoba protes dengan papinya, tetapi dia justru mendapat rasa kecewa.
"Ternyata, dia balik sikap lo selama ini. Tersimpan rasa kecewa lo terhadap papi dan mami lo. Ternyata, kehidupan uang berduit seperti ini ya? Semua selalu di nilai dengan uang. Bahkan kebahagiaan anaknya sendiri saja, di ukur oleh uang. Semoga orang tua lo bisa memahami keinginan lo, dan lo bisa menunjukkan jadi anak yang baik. Agar orang tua lo bisa bangga sama lo," ucap Salwa.
Lagi-lagi, kedua orang tua Dirga bertengkar. Rumah tangga kedua orang tua Dirga tidak harmonis. Keduanya sama-sama egois, tak mau kalah. Bahkan mereka, lebih memikirkan pekerjaan mereka, dibandingkan anak semata wayangnya.
"Urus anakmu itu! Selalu saja berbuat onar. Aku sibuk! Ada meeting di kantor. Aku gak ada waktu urus anakmu," ucap Papi Adrian.
"Apa, kamu bilang anakku? Dirga anak kita berdua, bukan anakku saja! Dia itu anak kamu juga! Kamu kan yang punya perusahaan, bebas dong untuk berbuat apapun. Gak seperti aku, yang bekerja di perusahaan orang. Hari ini bos aku ada pertemuan dengan klien. Aku harus urus berkas-berkasnya," sahut Mami Poppy.
Taksi online yang membawa Dirga dan Salwa, akhirnya sampai di rumah Dirga. Sebuah rumah yang mewah, berlantai dua. Jelas terlihat, kalau Dirga adalah seorang kaya raya.
"Pak, maaf! Sebentar ya! Saya coba turun dulu, mau menekan bel rumahnya. Biar orang di rumahnya keluar," ucap Salwa sopan.
Salwa langsung turun dari mobil taksi online itu. Gara-gara mengurus Dirga, urusan dia menjadi kacau. Dia harus mengurus Dirga secepatnya, karena jam 08.00 pagi ini dia ada kuliah. Dia tak ingin bolos, hanya demi Dirga.
"Assalamu'alaikum," Salwa mengucap salam sambil menekan bel rumah Dirga.
Pintu gerbang rumah Dirga terbuka. Ternyata, dua buah mobil sudah terparkir, dan siap untuk berangkat. Kedua orang tuanya sudah siap untuk berangkat. Mereka pun akhirnya turun menghampiri Salwa.
"Assalamualaikum," Salwa mengucap salam.
"Waalaikumsalam," jawab kedua orang tua Dirga secara bersamaan.
"Kamu yang menolong Dirga ya? Di mana Dirganya?" Tanya Mami Poppy.
"Iya, bu. Saya menemukan anak ibu tergeletak di jalan, saat saya ingin membeli makan untuk sahur. Sepertinya, anak ibu mabuk. Sejak tadi terus meracau, tak jelas. Apa sebelum dia pergi, dia sempat bertengkar dengan bapak? Soalnya, dari tadi dia terus meracau marah sama bapak," jelas Salwa.
"Dasar anak kurang ajar! Tak tahu di untung! Sudahlah, kamu urus saja anakmu! Lebih baik aku berangkat bekerja. Bikin pusing saja, anakmu itu!" Ucap Papi Adrian ketus. Dengan sombongnya, dia pergi meninggalkan sang istri dan juga Salwa.
"Maafkan Dirga ya, sayang! Dia sudah menyusahkan kamu. Oh iya, nama kamu siapa?" Ujar Mami Poppy.
"Salwa, bu. Iya, bu gak apa-apa. Kalau begitu, saya pamit ya bu. Soalnya saya ada kuliah jam 08.00 pagi ini. Saya harus segera pulang. Nanti, kalau Dirga bangun. Dia langsung aja ambil motornya di kosan pelangi di dekat kampus Pelita Bangsa. Saya nanti titipkan ke penjaga kosan namanya Mang Acep," sahur Salwa.
"Pelita Bangsa? Kamu kuliah di sana? Jurusan apa? Semester berapa? Sama seperti Dirga," ucap Mami Poppy.
"Iya. Kami memang satu jurusan. Sepertinya, Dirga bermasalah ya, bu? Dia itu sebenarnya dua tahun di atas saya, tetapi sekarang dia satu kelas dengan saya," sahut Salwa.
"Iya, ceritanya panjang. Tapi, Ibu harus segera berangkat kerja. Kamu pun kan mau kuliah. Next time kita mengobrol ya! Ibu butuh kamu. Apa ibu boleh minta nomor telepon kamu?" Ujar Mami Poppy
Salwa sempat terdiam, dia merasa bingung karena sebenarnya dia tak ingin berurusan dengan Dirga lagi. Dia tak ingin mempunya masalah, karena ulah Dirga. Tapi, Mami Poppy memaksa. Hingga akhirnya Salwa terpaksa memberikan nomor teleponnya.
Salwa pamit pulang. Sebelum dia pulang, Mami Poppy memberikan sebuah amplop putih untuknya. Salwa langsung membukanya, dan dia langsung mengembalikan sisa uang itu kepada Mami Poppy. Mami Poppy memberikan uang lebih kepadanya. Dirga sudah di gotong dari mobil, dan di bawa masuk ke kamarnya.
"Maaf, saya tidak bisa menerima kelebihannya! Saya hanya mengambil yang menjadi hak saya," ucap Salwa.
"Tak apa-apa, Salwa. Uang itu, sebagai ucapan terima kasih ibu kepada kamu karena kamu sudah menolong Dirga," sahut Mami Poppy.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Neulis Saja
mami Poppy kalau suamimu sdh mencukupi kebutuhanmu spa tdk bisa berhenti kerja karena Dirga seperti itu karena tdk ada perhatian dari org tua , atau mami bisa membuat bisnis yg waktunya tdk begitu banyak menyita waktu utk keluarga ?
2024-07-09
0
Qaisaa Nazarudin
Makanya kalo gak mau berurusan jangan kepo,Jangan banyak tanya,Hantar pulang basa basi dikit,udah langsung pulang aja,gitu dong..
2023-09-01
1
mami Reva rey
padahal anak itu butuh kasih sayang gk semuanya duit dan duit
2023-05-08
3