Rasa Kecewa Dirga

"Ibu mohon, terima uang itu! Kamu memang wanita yang baik, semoga Dirga bisa dekat dengan kamu," ucap Mami Poppy dan Salwa tetap menolaknya, karena dia tak ingin berhutang apapun dengan orang tua Dirga. Dia tak mungkin mau menuruti keinginan maminya Dirga. Salwa tak ingin lagi berurusan dengan Dirga, cukup hari ini saja.

"Ya sudah, jika kamu tak mau menerimanya. Tolong berikan uang itu kepada orang yang membantu kamu, dan sampaikan permintaan maaf kami kepada mereka karena telah merepotkan kalian," ucap Mami Poppy.

"Baik, bu. Jika seperti ini, saya mau. Saya terima ya, bu. Tadi, ada dua orang yang membantu saya untuk menggotong Dirga ke mobil taksi online, dan juga membawa motor Dirga ke kosan. Nanti, saya akan sampaikan pesan ibu untuk mereka. Baik bu, kalau begitu saya pamit pulang dulu," sahut Salwa. Salwa langsung meninggalkan rumah Dirga, dia memilih untuk menunggu ojek online di luar.

"Kenapa kamu gak tunggu di dalam saja? Tunggu di dalam saja, sampai ojeknya datang! Oh iya, ibu sampe lupa menawarkan kamu minum," ucap Mami Poppy.

"Saya tunggu di luar aja bu, gak apa-apa. Ibu gak perlu repot-repot, saya puasa. Meskipun saya gak sahur, insya Allah saya kuat. Maaf Bu, ojek saya sudah sampai. Saya pamit. Semoga Dirga bisa berubah menjadi anak yang baik," ucap Salwa. Salwa langsung mencium tangan Mami Poppy.

Salwa berjalan keluar dari rumah Dirga. Mami Poppy hanya memandang kepergian Salwa, sampai Salwa benar-benar pergi meninggalkan rumahnya. Ada perasaan bersalah, di benaknya kepada sang anak.

Demi bisa berbicara dengan sang anak, dia memutuskan untuk izin tidak bekerja. Mami Poppy hanya diam, saat sang bos memarahi dirinya karena dia tak masuk bekerja. Padahal, hari ini dia sangat sibuk, dan dia pun sudah siap untuk berangkat. Tetapi, dia tak mempedulikan semua itu.

Mami Poppy langsung memarkirkan mobilnya kembali ke garasi, setelah itu dia langsung masuk ke dalam rumahnya kembali. Dia menyuruh sang ART masak makanan kesukaan anak semata wayangnya. Dirga sangat menyukai ayam balado dan juga sop iga.

Dirga sudah mulai sadar, perlahan dia membuka matanya. Dia tampak memijat-mijat keningnya yang terasa sakit. Saat ini dia sudah duduk di tepi ranjang, dia tampak melihat sekeliling kamarnya.

"Hari ini lo aman lagi, Dir?" Ucap Dirga pada dirinya sendiri. Dia tersenyum kecut.

Selama ini dia mengkonsumsi minuman alkohol dan juga gan*ja untuk menghilangkan rasa penat di otaknya. Dia merasa jenuh dengan hidupnya. Di rumah dia yang besar, dia selalu merasa kesepian. Sejak dia kecil, hanya Bi Yati yang selalu setia menemani dia.

Dulu, saat dia kecil. Saat dia belajar berbicara, sang nenek bertanya dia anak siapa, dan dengan polosnya dia mengatakan anak Bi Yati. Semua orang tertawa yang berada di sana, tetapi tidak dengan sang mami. Dia tampak marah, terlebih sang suami ikut menertawakan dirinya.

Dia tampak bingung, kenapa maminya marah padanya. Bukankah apa yang dia ucapkan benar? Dia hanya anak ART, karena sehari-harinya dia selalu bersama Bi Yati. Lantas di mana sang mami? Maminya lebih senang shopping, arisan, ataupun kongkow dengan teman-teman sosialitanya saat dia libur bekerja. Bagaimana dengan papinya? Papinya lebih senang bermain golf, dan juga sering kali keluar kota untuk mengurus proyeknya.

"Sudah bangun kamu, Nak?" Tanya sang mami yang datang menghampiri sang anak di kamarnya.

"Ya, seperti yang mami lihat. Sampai hari ini aku masih hidup. Entahlah, Tuhan punya rencana apa untukku. Mengapa dia masih saja memberikan kesempatan padaku untuk hidup di dunia ini. Padahal, aku sudah merasa jenuh hidup di dunia ini. Tak ada yang perlu dipertahankan," sahut Dirga ketus.

Dia langsung bangkit meninggalkan sang mami. Dia langsung masuk ke kamar mandi, untuk mencuci muka, dan menggosok gigi. Setelah itu dia keluar kembali dari kamar mandi itu, menghampiri sang mami yang hanya diam membisu. Mami Poppy terasa tertampar dengan ucapan anaknya.

"Kok mami gak kerja? Biasanya, jam segini udah gak di rumah. Sudah sana kerja, gak perlu pikirkan aku! Bukankah pekerjaan mami, lebih berarti dari aku? Aku hanya anak pembuat masalah, yang selalu membuat kalian malu," ucap Dirga. Wajah Dirga sudah mulai terlihat segar.

Dirga langsung mengambil ponselnya dari dalam tasnya, dan memainkan ponselnya. Dia belum sadar, atas apa yang terjadi semalam dengannya. Dia pun belum tahu, kalau motornya berada di kosan Salwa.

"Maafkan Mami, Dir! Selama ini, mami selalu tak mempedulikan kamu. Membuat kamu kurang mendapatkan kasih sayang," ucap Mami Poppy. Dirga tampak tersenyum kecut mendengar penuturan sang mami.

"Tak perlu mami meminta maaf padaku! Mami tak salah. Semua ini salah Tuhan yang memberikan aku kesempatan untuk hidup di dunia, yang akhirnya menjadi masalah untukmu. Lain kali kalau kalian tak siap memiliki anak, jangan memiliki anak! Kasihan, anak yang menjadi korban! Bukan hanya kurang, bahkan aku tak merasakan sedikitpun kasih sayang dari mami," sindir Dirga.

"Sejak aku kecil hingga aku dewasa, hanya Bi Yati yang mempedulikan aku, dan menyayangi aku layaknya seorang ibu. Mami tahu tidak? Sampai-sampai guru-guruku, dan teman-teman ku mengira kalau ibuku adalah Bi Yati. Setiap aku ada acara sekolah, pembagian raport, ataupun rekreasi aku selalu bersama Bi Yati. Bahkan sampai aku kuliah pun. Dia yang menemani aku untuk daftar kuliah. Kalian tahu tidak? Betapa kecewanya aku, saat papi memaksa aku untuk menjadi seorang akuntan publik yang hebat. Padahal, aku tak menyukai itu. Bagi papi, pelukis itu bukan sebuah pekerjaan, dan hanya membuat malu untuk kalian. Sudahlah! Tak ada yang perlu aku bahas lagi. Semua tak akan ada artinya lagi."

Dirga langsung keluar dari kamarnya, meninggalkan sang mami. Dia tampak bingung, saat tak melihat motor dia. Dia langsung menanyakan motornya kepada sang penjaga rumah. Sang penjaga rumah dan Bi Yati menceritakan, kalau dia datang tak sadarkan diri, dibawa oleh seorang wanita yang bernama Salwa dengan menggunakan taksi online.

"Salwa? Salwa siapa? Lantas, kata dia motor saya ke mana?" Tanya Dirga. Dia tampak semakin bingung, karena dia tak mengenal sosok Salwa. Dirga tak tahu, kalau Salwa yang dimaksud adalah teman kelasnya di kampusnya. Bisa dikatakan, musuh bebuyutan dia karena mereka memiliki sifat unik masing-masing.

Dirga tampak memperhatikan tangannya, hanya luka ringan. Hingga akhirnya, dia langsung berlari menghampiri sang mami yang sudah turun dari kamarnya. Dirga langsung menanyakan keberadaan motornya kepada sang mami.

Terpopuler

Comments

Neulis Saja

Neulis Saja

ah kau Dirga kehidupan tak selalu sesuai ekspektasi coba kau pilih mending tidur di kolong jabatan atau semua terpenuhi tapi tak ada kasih sayang ? only you are know

2024-07-09

0

mami Reva rey

mami Reva rey

yg sabar semoga orang tua cepat sadar

2023-05-08

2

💖Yanti Amira 💖

💖Yanti Amira 💖

sabar y Dirga
suatu saat pasti ada yg sayang sama kamu

2023-05-08

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!