Salwa sudah sampai di depan kosannya, dia langsung turun dari motor, dan membayar ongkos ojek online itu. Setelah itu, dia langsung masuk ke dalam kosan mencari keberadaan Mang Acep untuk memberikan uang dari mami Poppy, dan menitip pesan kepada Mang Acep. Jika Dirga datang mengambil motor.
"Udah beres Wa urusannya?" Tanya Mang Acep.
Salwa terlihat lemas, dia langsung mengambil tempat duduk, dan duduk di hadapan Mang Acep. Dirinya langsung menarik napas panjang, dan membuangnya kasar.
"Capek kan kamu? Lagian si kamu sok-sokan nolongin bocah urakan begitu. Jadi repot kan kamu gara-gara dia. Ini motor mau di ambil kapan?" Ujar Mang Acep.
"Iya. Nurutin capek, capek mang. Salwa sampai gak sahur tadi. Mana mau ada kuliah lagi ini jam 08.00. Alhamdulillah sih, urusan dia udah beres. Ini titipan dari maminya untuk mamang sama si Roni. Dia juga mengucapkan terima kasih kepada mamang dan juga Roni, karena sudah menolong anaknya. Nanti, kalau si Dirga datang. Mamang langsung kasih aja ya kuncinya. Salwa malas ngomong sama dia. Semoga aja maminya gak ngomong, kalau yang nolong dia Salwa teman kuliahnya. Orangnya sombong mang, mentang-mentang borju," ucap Salwa.
"Iya. Kamu tenang aja! Biar ini motor urusan sama mamang aja. Kamu kalau mau kuliah, berangkat aja! Gak usah ngurusin bocah itu aja! Iya deh, nanti mamang gak bahas masalah Salwa," sahut Mang Acep dan Salwa menganggukkan kepalanya.
Salwa langsung pamit untuk masuk ke kamar kosnya, karena dia harus segera bersiap-siap berangkat ke kampus. Meskipun tubuhnya terasa lemas, dia harus tetap semangat kuliah. Terlebih, dia harus mengumpulkan tugas akuntansinya. Di jamin 100 persen, pasti Dirga belum mengerjakan tugas itu seperti biasanya.
"Mang, Salwa berangkat dulu ya! Jangan lupa pesan Salwa tadi!" Ujar Salwa.
"Ok, siap Wa! Gak usah khawatir masalah itu, Wa! Serahkan aja sama Mamang! Kamu fokus kuliah aja! Sekalian nanti mamang ocehin itu bocah, biar gak nyusahin orang lagi," ucap Mang Acep dan Salwa mengacungkan jempolnya.
Salwa langsung melangkahkan kakinya menuju kampus. Setiap ke kampus, Salwa selalu berjalan kaki karena dia tak memiliki motor. Teman dekatnya di kosan, bukan satu jurusan dengannya. Sehingga, jam kuliahnya berbeda.
"Semoga aja si Dirga gak tahu, kalau aku yang menolongnya. Malas aku berurusan dengannya." Salwa bermonolog.
Setelah berjalan selama kurang lebih 10 menit, akhirnya dia sampai di kampus. Keringat, bercucuran membasahi wajahnya. Sedangkan Dirga, saat ini baru saja sampai di kosan Pelangi. Kosan Salwa. Seperti biasa, dengan gaya andalannya yaitu celana jeans robek dan juga hoodie hitam.
Matanya masih terlihat sembab, tetapi tak mengurangi wajah tampannya. Dirga memiliki hidung yang mancung, mata bulat, alis tebal, bibir berwarna merah meskipun dia kerap merokok, dan juga dia memiliki kulit yang putih. Matanya kini langsung tertuju kepada motornya yang terparkir di halaman parkiran kosan Pelangi. Dirga berjalan memasuki kosan dan bertemu dengan mang Acep yang sedang duduk.
"Permisi kang, saya Dirga pemilik motor ini. Ini STNK motornya! Saya ingin ngambil motor ini," ucap Dirga sopan.
"Iya, gue udah tahu! Tadi pagi pas lo jatuh di jalan, kan gue juga yang nolong lo. Untung aja, si Salwa lihat lo. Kalau gak, udah deh nyawa lo lewat dicabut malaikat Izrail. Lo tahu gak? Lo itu buat si Salwa susah. Niat ingin beli makan sahur, eh malah nolongin lo. Dia jadi gak sahur dan sholat subuh. Gara-gara nganter lo pulang ke rumah, dia jadi keburu-buru berangkat kuliahnya. Ya udah, lo ambil ini motor! Gue udah gak mau urusan sama lo! Jangan buat si Salwa susah!" Cerocos Mang Acep.
"Iya, kang. Maaf ya udah merepotkan kalian. Sampaikan permintaan maaf saya sama Salwa! Sayan banget saya gak bisa bertemu dia langsung. Saya berhutang budi sama kalian. Ini uang untuk akang dan Salwa. Meskipun sedikit, tolong diterima!" Ujar Dirga sambil memberikan tiga lembar uang seratus ribu kepada Mang Acep.
"Udah, lo tenang aja! Salwa ikhlas nolong lo! Tapi, dia udah malas bertemu lo! Udah gak mau urusan sama lo! Lo gak usah nungguin dia! Udah sana pulang!" usir Mang Acep.
Dirga pun menganggukkan kepalanya. Dia langsung menunggangi kuda besinya, keluar dari kosan pelangi menuju rumah. Kini dia sudah dalam perjalanan pulang.
"Jadi, yang nolongin gue namanya Salwa? Sayang, orangnya gak ada lagi kuliah. Padahal, gue ingin mengucapkan terima kasih sama dia karena udah menolong gue. Mami bilang, Salwa satu jurusan sama gue. Masa iya, si Salwa yang jutek itu. Ah, gak mungkin dia nolong gue. Ngelihat gue aja, dia udah malas. Cantik sih, tapi jutek banget." Dirga bermonolog.
Tak butuh waktu lama, Dirga udah sampe di rumahnya. Dia langsung memarkirkan motor kesayangannya. Meskipun papinya memberikan dia mobil, Dirga lebih suka menggunakan motor kemanapun dia pergi.
"Salwanya gak ada kan? Kamu berarti hari ini bolos mata kuliah akuntansi," ucap sang mami saat Dirga masuk ke dalam rumah. Dia langsung menyenderkan punggungnya di sofa.
"Kok mami tahu, aku bolos akuntasi? Asli deh mi, aku itu males banget kuliah akuntansi. Membosankan! Bikin aku stres. Apalagi, kalau transaksi itu gak balance. Setengah mati buat transaksi balance. Meskipun udah balance pun, itu jawaban belum tentu benar. Aku jadi penasaran, Salwa siapa sih yang mami maksud? Masa iya, adik tingkat aku. Aku ada teman satu kelas namanya Salwa. Tetapi, dia dua tahun di bawah aku. Kayanya, gak mungkin deh kalau dia. Dia itu mi, juteknya minta ampun. Gak bakalan dia mau nolong orang yang gak di kenal," ucap Dirga.
"Ya, Mami gak tahu juga! Pokoknya, dia bilang namanya Salwa. Terus dia bilang, anak kampus yang sama seperti kamu. Dia juga bilang, kalau dia adik tingkatan kamu. Kamu dua tahun di atas dia. Itu aja sih. Mami ada nomor teleponnya ni. Coba aja kamu telepon dia!" jelas Mami Poppy.
"Ah, males banget! Males aku berhubungan sama cewek, ribet! Mami ada fotonya gak?" Ujar Dirga. Malas, tetapi penasaran. Itulah yang Dirga rasakan.
"Gak ada. Ngapain juga mami foto dia. Eh, tunggu sebentar. Harusnya ada fotonya kan, kalau kita menyimpan nomor telepon kita?" Ujar sang mami dan Dirga tampak menganggukkan kepalanya. Tapi sayangnya, mereka tak bisa melihat foto profile Salwa. Salwa menyeting, hanya orang yang menjadi temannya yang bisa melihatnya.
"Gak ada, Dir! Di privasi dia. Dia kan gak tahu nomor mami, jadi gak dia simpan," ucap sang mami.
"Ya udahlah, mi! Biarin aja! Gak penting-penting banget kok! Yang penting aku udah mengucapkan terima kasih dan kasih uang tiga ratus ribu sebagai ucapan terima kasih aku ke dia dan penjaga kosan. Dia juga gak mau ketemu aku, dan katanya malas berurusan sama aku. Ya udah, mau apalagi? Urusan aku sama dia udah selesai," sahut Dirga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Neulis Saja
yg nolong kamu Salwa yg jutek Dirga
2024-07-09
0
Rini Musrini
awas dirga nanti kamu jadi suka
2023-10-23
0
mami Reva rey
gimana tuh kalau Tau yg nolongin si cewek jutek itu 🤭
2023-05-08
2