"Mi, aku ke kamar dulu ya! Si Arman telepon aku," pamit Dirga dan sang mami menganggukkan kepalanya.
Dirga langsung cepat-cepat masuk ke kamarnya, dan membaringkan tubuhnya di ranjang. Bisa-bisanya dia bersikap santai, seperti tak ada beban. Padahal, hari ini dia ada kuliah.
Di kampus, Salwa memang terkenal jutek dengan cowok. Selama ini, banyak cowok yang berusaha mendekati dia. Tetapi sayangnya, tak ada satupun yang mampu menaklukkan hatinya. Sebelum dia menjadi orang yang sukses, dia gak mau menjalin hubungan dulu dengan lawan jenis.
Dia ingin fokus dulu dengan tujuan hidup dia, yaitu menjadi orang sukses yang mampu mengubah kehidupannya. Dia ingin membahagiakan Ibu dan adiknya di kampung. Dia ingin segera lulus, agar bisa menyekolahkan adik satu-satunya.
"Parah banget si Dirga, gak kuliah. Gak takut di DO apa itu anak. Orang kaya mah bebas ya? Uang kuliah mah bayar terus, kuliah suka-suka datangnya. Gitu deh, kalau orang merasa dapat uang mudah. Gak menghargai," Salwa bermonolog dalam hati.
"Kenapa, Bro?" Tanya Dirga mengawali pembicaraan dengan Arman.
"Borjuis nantang The Winner nanti malam. Kita ambil gak tantangan dia? Kondisi lo udah normal, Dir? Kayanya, Anak-anak gak akan ada yang berani berhadapan sama si Ronald," ungkap Arman.
"Gue yang akan terima tantangan itu! Gue gak pernah takut! Lagipula, gue udah bosen hidup. Toh, gue mati pun gak akan ada yang peduli. The Winner harus jadi pemenang," sahut Dirga dengan cueknya.
"Ngomong jangan sembarangan lo, Dir! Malaikat Izrail lewat, nanti lo langsung mampus. Ya udah, nanti jam 22.00 lo ke basecamp ya! Tapi ingat Dir, lo harus keadaan normal! Kalau lo lagi make atau mabuk, kacau urusannya," Arman mengingatkan.
"Iya, lo santai aja! Tanpa lo suruh, gue juga akan seperti itu. Gue jamin, The Winner akan menang! Sesuai namanya, The Winner akan selalu menjadi juara. Tunggu gue nanti di basecamp! Gue akan datang," sahut Dirga.
"Ok, gue tunggu! Nanti gue bilang Anak-anak juga. Lo memang selalu bisa diandalkan, Dir! Lo memang pantas menjabat ketua. Ya udah, gue mau lanjut dulu. Lo juga istirahat deh! By the way, lo gak kuliah, Dir?" Ujar Arman.
"Sebenarnya, gue gak butuh jabatan itu! Gue hanya ingin, The Winner selalu jadi pemenang saat bertanding dengan geng motor manapun, dan membuktikan kalau geng motor kita bukan perkumpulan anak brandalan yang mengganggu ketenangan masyarakat. Kita juga bukan geng motor perampok, yang merugikan masyarakat. Iya, gue mau tidur ini. Kurang tidur gue. Ngapain gue kuliah, gue udah pintar!" Sahut Dirga dengan cueknya.
Setelah mengakhiri panggilan telepon dengan Arman, Dirga langsung memejamkan matanya. Tubuhnya masih terasa lemah, masih ada pengaruh sisa-sisa semalam. Tak butuh waktu lama, dia pun tertidur nyenyak.
"Ini anak tidur lagi kali ya? Kok gak turun-turun lagi ya," ucap Mami Poppy.
Hingga akhirnya, Mami Poppy memutuskan untuk ke kamar sang anak. Dia membuka pintu kamar sang anak secara perlahan. Hatinya begitu teriris, saat melihat sang anak tidur begitu nyenyak. Mami Poppy berjalan mendekati ranjang, dan duduk di tepi ranjang. Tangannya tampak mengusap kepala sang anak dengan lembut. Tanpa sadar air matanya menetes satu persatu.
Merasa ada yang mengusapnya, perlahan Dirga membuka matanya, dan melihat wajah sang mami yang saat itu sedang menangis. Dia tampak bingung. Mengapa sang mami berada di kamarnya.
"Mami, ada apa?" Tanya Dirga kepada sang mami. Suaranya masih terdengar lemas.
"Maafin mami ya, sayang! Selama ini, mami sudah sering melewatkan waktu bersama kamu, dan lebih memilih menghabiskan waktu mami dengan kesenangan mami," ucap Mami Poppy di iringi isak tangis.
"Mi, mata aku ngantuk! Aku gak mau bahas ini! Lagipula, tadi sudah kita bicarakan. Mami gak salah! Hanya saja, mami gak menerima kehadiran aku di hidup mami. Ya, udahlah! Mungkin, ini sudah menjadi nasibku. Aku tak ingin meratapi hidupku yang malang ini. Aku bersikap seperti apapun, kalian menganggap aku seperti angin lalu. Yang berhembus begitu saja. Lebih baik sekarang mami istirahat! Aku pun ingin istirahat. Nanti malam aku ada tanding. Makanya sekarang, aku harus istirahat dulu," sahut Dirga. Dia terlihat kuat di depan maminya, padahal, dalam hatinya terlihat rapuh.
Dengan cueknya, Dirga membalikkan tubuhnya, membelakangi sang mami. Dia tampak berpura-pura tidur. Baginya, tak ada gunanya juga dia mengungkap apa yang dia rasakan saat itu. Melihat sang anak sudah tertidur nyenyak, mami Poppy memilih untuk keluar dari kamar sang anak.
Mami Poppy tampak membaringkan tubuhnya di ranjang. Wajahnya terlihat sedih. Dia merasa bingung. Di satu sisi, dia ingin tetap bekerja mendapatkan penghasilan sendiri. Tak ingin bergantung dengan suami. Tapi, di sisi lain. Dia merasa begitu berdosa dengan anak semata wayangnya.
Salwa baru saja sampai di kosan. Dia merasa begitu lelah. Terlebih, hari ini dia gak sahur. Salwa langsung menanyakan kepada mang Acep tentang Dirga. Setelah selesai mengobrol dengan mang Acep, Salwa memutuskan untuk pamit ke kamarnya. Udara di luar begitu panas. Sejak tadi, dia mencoba menahan rasa dahaga.
Meskipun demikian, Salwa masih ingin bertahan sampai buka nanti. Setelah sholat zuhur, dia memutuskan untuk tidur. Tak butuh waktu lama, dia pun akhirnya tertidur nyenyak.
Jam menunjukkan pukul 16.00, alarm di ponselnya pun sudah berbunyi. Perlahan, dia membuka matanya. Namun, tubuhnya masih terasa lemas. Tenaganya benar-benar terkuras.
"Lelah banget hari ini. Semoga aja, aku gak akan pernah berurusan dia lagi," ucap Salwa.
Salwa langsung beranjak turun, dan bergegas untuk sholat ashar. Setelah itu, dia berniat untuk mencari takjil untuk berbuka puasa. Untungnya, ada juga yang ingin membeli takjil. Jadi, dia bisa ikut bersama temannya itu
Kini Salwa sedang dalam perjalanan menuju tempat yang menjual aneka macam takjil. Dia selalu irit, dan mengatur uang pemberian sang ibu dengan baik. Memanfaatkan uang dari sang ibu sebaik mungkin.
Salwa berpendirian keras, dia ingin bergantian yang akan memberikan uang untuk sang ibu. Selama ini, sang ibu sudah berjuang keras untuknya. Kelak, dia akan membawa sang ibu dan adiknya tinggal di Jakarta.
"Wa, gue dengar tadi pagi lo habis nolongin cowok yang tergeletak di jalan. Benar gak? Anak mana, Wa?" Tanya Raisa.
"Iya. Awalnya, gue malas menolongnya. Makanya, gue udah camkan gak mau berurusan lagi sama dia. Dia satu kelas sama gue di kampus," ungkap Salwa.
"Semoga aja, hal ini gak akan pernah terjadi lagi dalam hidup gue," ucap Salwa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Nayra Syafira Ahzahra
jangan terlalu banci....entar jadi cinta🤣🤣🤣 itu udah takdir kamu untuk berurusan sama Dia🤭🤭 terus semangat thor 💪💪💪💪
2023-05-11
2
💖Yanti Amira 💖
tapi takdir mengatakan lain Salwa
kalian berdua pasti akan dipertemukan lagi
tapi tidak tau dengan cara apa
2023-05-10
2
Weny Agustini
lanjut
2023-05-09
2