Jam sudah menunjukkan pukul 09.00 pagi, Mami Poppy sudah terbangun lebih dulu. Sama halnya dengan sang suami, dia pun ingin menghabiskan waktunya di rumah bersama anak dan suaminya. Dia memutuskan untuk langsung mandi dan menemui sang anak di kamarnya.
Mami Poppy menjadi teringat ucapan suaminya tadi. Letak kesalahan memang padanya, dia tak pernah menjadi istri dan ibu yang baik untuk keluarga. Seakan dirinya lupa akan kodratnya sebagai sebagai seorang wanita yang sudah memiliki suami dan juga anak.
Sebelum dia keluar dari kamar, dia sempat melirik ke arah sang suami yang masih tertidur nyenyak. Mami Poppy langsung keluar dari kamar, dan mengatakan kepada sang ART untuk tidak usah memasak. Dia akan memesan makanan secara online untuk mereka makan. Mami Poppy merasa kasihan dengan sang ART yang saat ini sedang berpuasa.
Mami Poppy langsung masuk ke kamar anaknya, dan melihat sang anak yang saat itu sedang tertidur nyenyak. Hatinya terasa teriris, melihat kondisi anaknya yang seperti itu. Tiba-tiba saja dia terpikir ingin mengundang Salwa datang untuk buka puasa bersama dengan mereka nanti. Dia ingin mengenalkan Dirga dengan Salwa.
"Mami ingin meminta bantuan Salwa, kalau perlu memohon. Mami lihat, dia anak baik. Semoga saja, bisa membantu kamu mengatasi masalah kuliah kamu, dan menjadi teman yang baik untuk kamu. Agar kamu gak merasa kesepian lagi," ucap Mami Poppy dalam hati.
Dirga membuka matanya, alangkah terkejutnya dia saat melihat sang mami yang sedang duduk di tepi ranjang, dan sedang menatap ke arahannya. Dirga pun langsung duduk.
"Mami ...? Sejak kapan mami di sini?" Tanya Dirga. Dia langsung merenggangkan tubuhnya yang terasa pegal.
"Dari tadi, mami gemas soalnya ingin lihat anak mami tidur. Kamu tidurnya nyenyak banget sih," ucap Mami Poppy sambil tersenyum.
Dirga hanya menjawab oh. Dia terlihat cuek. Dirga langsung turun dari ranjang, dan langsung ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi. Sedangkan Mami Poppy masih duduk menunggu sang anak keluar dari kamar mandi.
"Dir, mami mau ngundang Salwa ya ke rumah hari ini. Mau ngajak dia buka puasa bersama, sekalian kamu saling kenal. Siapa tahu dia bisa membantu kamu, mengajarkan kamu akuntansi dan pelajaran lainnya. Kamu juga jadi gak merasa kesepian lagi, punya sahabat atau teman yang bisa memotivasi kamu dalam belajar. Giman menurut kamu, Dir?" Tanya Mami Poppy kepada sang anak.
"Aduh, mi. Gak deh! Aku tuh paling malas urusan sama wanita. Tambah malas aja aku belajarnya. Aku gak butuh teman atau sahabat wanita mi. Lagian, pakai segala ngundang buka puasa. Wong, puasa aja kita enggak. Udahlah mi, gak usah macam-macam. Aku justru berharap segera di DO dari kampus," sahut Dirga dengan cueknya.
"Ayolah Dir, jangan bicara seperti itu! Namanya kan Mami usaha. Mami ingin kamu menjadi orang yang sukses! Jangan keras kepala dong, Dir! Kamu itu laki-laki, harus menafkahi keluarga kamu. Papi ingin kamu melanjutkan perusahaan papi. Kamu itu satu-satunya anak kami," pinta Mami Poppy, mencoba memberi pengertian kepada sang anak.
"Anak? Bukannya, papi sudah gak menganggap aku anak? Tadi dia bilang, dia gak akan peduli sama aku. Bahkan dia tak mengakui, kalau aku anaknya. Sudahlah, mi! Tak usah pedulikan aku lagi! Lebih baik sekarang mami dan papi usaha lagi untuk membuat anak lagi, memiliki anak yang bisa membuat kalian bangga. Tak perlu pedulikan aku lagi. Jika kalian merasa keberatan aku di sini pun, aku akan pergi. Aku hanya menjadi aib untuk kalian," ucap Dirga.
Rasanya begitu sakit mendengar penuturan Dirga. Dia begitu kecewa dengan orang tuanya, hingga tak berharap banyak tentang kebahagiaan. Tentu saja Mami Poppy merasa sedih, dia merasa tertampar dengan ucapan anaknya.
"Jangan bicara seperti itu, Dir! Mami sedih dengarnya! Sampai kapanpun, kamu adalah anak mami dan papi! Meskipun nanti, kamu akan memiliki adik. Mami dan papi sayang sama kamu. Iya, kami memang salah. Kami akan berusaha berubah. Kamu pun juga berubah ya! Mami tak akan melarang kamu kumpul dengan geng motor kamu itu, tetapi Mami mohon sama kamu! Tolong kamu juga fokus dengan kuliah kamu. Banyak kok di luar sana yang menjadi pelukis sambil kuliah dan kerja. Dia tetap menyalurkan hobinya. Mami punya tawaran bagus untuk kamu. Mami yakin, kamu pasti akan terima? Gimana?" ucap Mami Poppy sambil memainkan alisnya.
"Ya, apa dulu tawarannya? Bisa aku terima, bisa juga aku tolak," sahut Dirga.
Mami Poppy mengatakan, kalau dia akan membuat sebuah tempat di rooftop rumah mereka untuk Dirga melukis. Dia pun akan memfasilitasi Dirga untuk melukis, asalkan Dirga mau belajar dengan Salwa, dan fokus dengan kuliahnya.
Mami Poppy akan meminta kepada sang suami untuk tidak melarang sang anak untuk menyalurkan hobinya untuk melukis. Bukan itu saja, dia juga akan meminta sang suami membuatkan galeri lukisan. Jika Dirga lulus kuliah. Sebagai hadiah kelulusan. Mami Poppy berharap, rencananya kali ini berhasil untuk menaklukkan anaknya yang begitu keras.
"Gimana tawaran mami? Menguntungkan kan untuk kamu? Bukan hanya kamu pintar, kamu juga bisa memiliki teman yang baik yang bisa mengajarkan kamu kebaikan. Atau mungkin, bisa di jadikan pendamping hidup. Salwa anaknya cantik loch. Mami yakin, pasti kamu akan jatuh cinta sama dia. Mami yakin, kalau dia bisa mendidik kamu ke jalan yang lurus. Gimana, deal?"
"Duh, mami mikirnya jauh banget! Kenal aja belum, udah mikir aku akan jatuh cinta sama dia. Cantik mah relatif mi. Asal mami tahu, anakmu ini fansnya banyak. Tinggal milih, mau yang mana. Tapi sayangnya, Dirga gak tertarik tuh. Gak ada yang mampu menggetarkan hati Dirga. Wanita itu hanya membuat aku repot. Ribet! Yakin ini mami dan papi akan menepati janji kalian? Apa kalian hanya ingin membuat aku untuk fokus kuliah, tetapi setelah itu. Kalian akan mengingkari janji kalian ke Dirga," ucap Dirga.
"Ya, benarlah. Masa iya boong! Papi itu melarang kamu dulu, karena kamu ngotot ingin jadi pelukis, dan menolak kuliah. Kalau nanti kamu membuktikan menomorsatukan kuliah, dan menjadi pelukis itu hanya menyalurkan bakat. Mami yakin kalau papi pasti mengizinkan. Gimana? Yakin deh, dalam hal ini kamu yang akan untung. Kamu bisa meraih semuanya. Kamu gak akan menjadi mahasiswa abadi, dan kamu cita-cita kamu menjadi pelukis dan memiliki galeri lukisan pun akan terkabul. Terus, dapat bonus juga. Dapat calon istri yang baik, dan sholeha," ucap Mami Poppy sambil terkekeh.
"Mami ..., bisa aja merayunya!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Neulis Saja
nah ini baru ide yg bagus mamy
2024-07-10
0
Rini Musrini
setuju dengan momi poppy
2023-10-23
0
💖Yanti Amira 💖
semoga saja Dirga berubah dan. menjadi anak baik
2023-05-21
1