Kemantapan Hati Dirga

Ada perasaan berbeda yang Dirga rasakan, sejak hadirnya Salwa di hidupnya. Padahal dulu, dia tak pernah terpikir untuk menjalin hubungan dengan lain jenis. Baginya, wanita hanya mengganggu hidupnya, dan membuatnya pusing.

Dirga mulai berusaha menjadi orang yang baik. Dia menginginkan Salwa. Dia harus berjuang, agar Salwa mau menerima dirinya. Dirga sudah mulai sholat, hari ini pun dia berpuasa. Meskipun berat, dia berusaha untuk melewatinya.

Ternyata, hadirnya Salwa bukan hanya memberikan perubahan di hidup Dirga saja. Dia juga mampu mengubah kehidupan kedua orang tua Dirga. Mereka tak lagi melupakan kehadiran anak mereka.

"Dirga, mami sama papi berangkat dulu ya! Jangan malas kuliahnya ya! Belajar yang baik," ucap Mami Poppy.

"Siap! Sekarang semangat dong kuliahnya," sahut Dirga sambil memainkan alisnya. Mami Poppy tersenyum, dia senang melihat perubahan anaknya yang kini terlihat lebih ceria, dan tak murung lagi. Dirga pun tak lupa mencium tangan kedua orang tuanya secara bergantian.

Saat itu jam menunjukkan pukul 05.30. Kedua orang tuanya pun sudah berangkat bekerja. Dirga terpikir ingin menghubungi Salwa. Dia langsung mengambil ponselnya, dan menghubungi Salwa.

Salwa baru saja selesai tadarus Al-Quran. Mendengar ponselnya berdering, dia pun langsung mengangkat panggilan telepon itu. Ternyata Dirga yang menghubungi dirinya. Dia pun langsung menerima panggilan telepon itu.

"Assalamualaikum," Salwa menerima panggilan telepon dari Dirga.

"Waalaikumsalam. Lagi apa?" Tanya Dirga kepada Salwa.

"Baru selesai tadarus Al-Quran. Ini mau tidur dulu sebentar. Jam 07.00 baru bangun. Kamu awas jangan malas bangunnya! Nanti yang ada kamu telat datang kuliahnya," sahut Salwa dan Dirga mengiyakan. Dirga mengutarakan keinginannya untuk menjemput Salwa di kosan. Dia ingin kuliah bareng bersama Salwa. Tetapi, Salwa menolaknya. Dia gak mau, kalau nantinya orang akan mengira mereka memiliki hubungan yang spesial.

"Ayolah, Wa! Jangan tolak keinginan baik aku, daripada kamu jalan kaki! Jangan dengarkan kata mereka. Lagi pula, bagus menurut aku. Gak akan ada yang berani mendekati kamu jadinya," ucap Dirga.

"Memangnya, siapa kamu melarang aku dekat atau menjalin hubungan dengan laki-laki lain? Bebas dong, aku mau dekat dengan siapapun. Yang pasti, laki-laki itu harus cerdas, dan gak urakan," ungkap Salwa. Padahal saat itu Salwa hanya asal bicara, dia sebenarnya belum terpikir ingin menjalin hubungan dengan siapapun.

"Pokoknya, tunggu aku ke kampusnya! Kita berangkat bareng! Aku gak jadi tidur lagi deh. Mau langsung mandi, terus siap-siap berangkat. Assalamualaikum," ucap Dirga. Setelah Salwa menjawab salam, Dirga langsung memutuskan panggilan telepon dengan Salwa.

"Hih, maksa-maksa lagi ini orang! Dibilang gak mau bareng, dia malah tetap mau datang," gerutu Salwa.

Berbeda halnya dengan Dirga yang begitu bersemangat dan langsung bersiap-siap, Salwa justru masih ingin bermalas-malasan di kasur. Dia langsung membaringkan tubuhnya di kasur.

Setelah siap, Dirga langsung pergi meninggalkan rumahnya. Menuju kosan Salwa dengan menggunakan kuda besinya. Kini Dirga sudah dalam perjalanan menuju kosan Salwa. Sedangkan Salwa justru ketiduran, belum bersiap-siap.

Tak butuh waktu lama, dia sudah sampai di kosan Salwa. Dia langsung izin ke Mang Acep, untuk bertemu Salwa. Awalnya, Mang Acep ragu untuk memperbolehkan Dirga masuk. Mang Acep khawatir, kalau nantinya Dirga akan menggangu Salwa. Tetapi, Dirga memaksa, dan mengatakan kalau dia sudah janjian dengan Salwa. Dirga berjuang untuk menunjukkan keseriusannya, berharap Salwa segera menerima dirinya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***