“Kau pikir aku menikahi Lindsay karena ingin bercinta dengannya?” Delavar akan meladeni kegilaan anaknya yang lahir paling awal itu. Menjadi yang tua beberapa menit ternyata justru memiliki sifat paling keras dan kasar. Entahlah, semua efek pergaulan di luar. Sebab, tidak mungkin dari keluarganya.
“Memangnya alasan apa lagi? Secara Mommy sedang di rumah sakit. Lalu, kau mau menikah lagi.” Aloysius sangat tak percaya dengan kilahan dari daddynya. “Aku juga pria, Dad. Sangat tahu bagaimana ketika gairah memuncak dan tidak bisa tersalurkan. Makanya kau cari yang lebih muda supaya bisa memuaskanmu, kan?”
“Terserah kau mau memikirkan apa. Yang jelas bukan itu tujuanku menikahi Lindsay.” Delavar menghabiskan suapan terakhir. Sebagai seseorang yang sedang berkonflik dengan anak, dia terlihat sangat tenang.
Mata Aloysius membulat dan melotot. “Kau masih tetap kukuh dengan pendirian? Meskipun wanita itu telah ku tiduri?” tanyanya, kepala menggeleng tak percaya.
“Ya. Apa pun kondisinya, tetap akan ku nikahi. Dan untuk perbuatanmu semalam masih ku maafkan karena dia belum ada hubungan apa pun denganku. Tapi, jika kami benar-benar sudah menikah, jangan lakukan hal yang sama lagi karena itu tidak pantas,” peringat Delavar.
Aloysius sampai tidak bisa berkata apa-apa untuk sesaat. “Kau gila, tidak waras, dan kalian berdua hanya diam saja?” Ia lalu menatap Brennus dan Clemmons. “Tidak membantu sedikit pun supaya pernikahan batal?”
“Bukan tak melakukan apa pun. Tapi, sadar bahwa mencoba menggagalkan rencana Daddy adalah sesuatu yang membuang waktu. Jadi, lebih baik aku memberikan izin, asal dengan syarat harus mengasihi dan mencintai Mommy, merawat sampai akhir hayat,” jelas Clemmons, lalu hembusan napasnya amat pelan, dan sedikit menunduk. “Sebetulnya, aku pusing juga memikirkan ini. Tapi, tahu sendiri kalau aku paling malas berhadapan dengan masalah.”
“Kau yang sudah melakukan hal gila saja tidak berhasil, bukan? Apa lagi kami,” imbuh Brennus.
Aloysius mendorong kursi ke belakang, hingga suara gesekan kaki kayu dengan lantai terdengar nyaring di telinga. “Kalian gila semua.” Dia lalu melangkah menjauh. Sesuai dugaan Brennus kalau pada akhirnya salah satu akan memilih pergi dibanding melanjutkan perdebatan.
“Keluargaku tidak ada yang waras, hanya aku yang tidak sinting di sini!” teriak Aloysius seraya berjalan menuju tangga untuk naik ke kamarnya.
Brennus dan Clemmons saling tatap dengan alis sebelah terangkat. “Tidak sadar diri juga rupanya kembaran kita,” ucapnya bersamaan.
...........
Beberapa malam berlalu, Aloysius tidak lagi melakukan usaha apa pun untuk menghentikan rencana pernikahan. Dia lelah, merasa kalau semua telah gagal.
Pria itu duduk seorang diri di balkon. Membiarkan tubuh ditampar dan peluk oleh udara dingin tengah malam. Hanya sebatang rokok yang kini disesap itu sebagai penghangat.
Otak Aloysius mendadak buntu. Dia tidak ingin Lindsay menjadi istri daddynya. Tapi, tak ada cara yang terpikirkan untuk menggagalkan.
Disaat menikmati tiap sesap nikotin, tiba-tiba ada seseorang yang ikut bergabung duduk di kursi satunya. Otomatis Aloysius jadi menatap ke sana.
“Boleh bergabung?” pinta Brennus. Dia mengambil kotak rokok kembarannya, dan minta sebatang.
“Kau sudah duduk duluan sebelum mendapatkan izin dariku,” balas Aloysius.
Menyalakan korek, Brennus membakar ujung gulungan tembakau itu hingga nyala percikan-percikan merah. “Kau tidak tanya kenapa masuk ke kamarmu?”
“Tidak, tak penting.”
Brennus menelusuri wajah Aloysius. Sejak pulang dari bepergian selama enam bulan, ia tidak pernah melihat senyum kembarannya lagi. “Aku ingin bertanya sesuatu.”
“Hm.”
“Kenapa kau sangat ingin pernikahan itu gagal?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Jeissi
pertanyaan apa itu? masa alo mau ayahnya mendua 🤣
2024-11-22
0
Ney Maniez
🙄🤔🤔
2023-11-30
0
mamae zaedan
mungkinkah lindsay sudah punya dengan alo😌
2023-11-17
0