Kamar yang semalam terkunci itu sudah tak beraturan lagi. Sangat kacau, berantakan. Banyak barang-barang yang jatuh dilantai bagaikan baru saja terkena bencana gempa. Kain-kain teronggok begitu saja di lantai dalam posisi menyebar, ada juga yang terlempar sampai ke atas meja. Rupanya sungguh ironis pertengkaran semalam sampai membuat dua orang itu tak lagi berbusana hingga pagi hari.
Aloysius menekan kelopak matanya dan memijat pelipis yang terasa amat pusing. Tidurnya terganggu karena mendengar suara isakan dari seseorang. Perlahan mengerjap dan kepala bergerak mencari sumber suara.
Alis pria itu terangkat sebelah saat pandangan pertama langsung mendapati punggung mulus dari seorang wanita. “Kenapa menangis?” tanyanya seraya meraih pundak kiri Lindsay dan sedikit ditarik ke belakang supaya tak memunggunginya lagi.
“Masih bisa bertanya kenapa? Apa kau lupa, ha?!” Lindsay memukul dada Aloysius dengan sangat kencang seakan meluapkan seluruh rasa kesal.
“Memangnya apa yang aku lakukan? Hanya menidurimu seperti biasanya.” Aloysius menangkap kepalan tangan Lindsay hingga tak lagi bisa memukul. Pria itu sangat santai walau semalam telah melakukan penyatuan tubuh dengan calon istri baru daddynya. Wajahnya bahkan tidak menunjukkan rasa bersalah sedikit pun.
“Reaksimu berlebihan, untuk apa menangis? Toh dulu juga sudah sering melakukan itu denganku.” Aloysius tersenyum sinis, sok suci sekali wanita itu, padahal murahan.
“Kau sadar tidak jika semalam keluar di mana?” Lindsay sudah mengepalkan tangan dan siap melayangkan tinjuan. Tapi, berhenti tepat di depan wajah Aloysius, dia hanya bisa meremas udara dengan segenap amarah.
Sembari merubah posisi dari tidur menjadi duduk, Aloysius mengedikkan bahu. “Mana ku ingat, semalam aku mabuk.” Sudah menjawab amat santai, langsung berdiri pula mencari ********** yang entah dilempar ke mana.
Lindsay begitu mendidih menyaksikan respon pria itu. Mengambil bantal, lalu dia lempar ke arah Aloysius, tepat sekali kena kepala. “Di dalam! Bagaimana jika aku hamil? Kau itu tidak pernah hati-hati.”
Dapat, akhirnya Aloysius menemukan kain kecil. “Oh ....” Dia tidak terkejut atau panik, memakai secuil kain itu untuk menutupi area bawahnya yang terpontang-panting menggemaskan. “Dari dulu juga begitu, nyatanya tidak. Kau itu heboh sekali seolah baru pertama kali ini.”
“Dulu aku rutin minum pil, sekarang tidak.” Mata Lindsay gerah sekali melihat Aloysius yang mondar mandir memunguti pakaian pria itu.
“Anggap saja semalam sebagai akhir dari kisah kita karena kau tetap tidak mau membatalkan pernikahan bersama daddyku.” Aloysius meraih sebuah kain segitiga kecil dan tipis. Dia pegang dengan dua tangan dan melihat kalau sudah tak lagi berbentuk. “Apa semalam aku bermain dengan sangat kasar?”
Lindsay tak menjawab dengan suara, dia menyibakkan selimut, lalu menunjuk sprei putih. “Lihat kelakuanmu!”
Ada noda merah di sana, padahal Lindsay bukan pertama kali bercinta dengan Aloysius. Tandanya memang sangat tak manusiawi.
“Wow ... ternyata aku sangat brutal.” Bukannya merasa bersalah, Aloysius justru bangga. Ia duduk di tepi ranjang dekat dengan Lindsay. Tangannya mengusap paha wanita itu dengan sangat sensual. “Mau lagi?”
Plak!
Telapak Lindsay melayang dan mendarat tepat di pipi Aloysius. “Never! Semalam adalah yang terakhir untuk kita. Setelah menikah, kau tidak bisa semena-mena seperti sekarang!”
Kedua alis Aloysius terangkat semua, sebelah sudut bibir ditarik hingga wajahnya begitu sinis. “Kau itu tidak tahu malu, ya? Sudah ditiduri anaknya, masih tetap mau menikah dengan daddynya.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
HNF G
hahahaha.... menggemaskan buat dipotong habis, biar tau rasa si alo😂😂😂😂😂
2023-12-29
0
Ney Maniez
🙄🙄😡
2023-11-30
0
Reina (ira anggraeni)
aloy keterlaluan bgdd sihhh thorr,,, pngn aku jitakkk dehhh kepalanya
2023-07-24
1