Mata Aloysius nyaris keluar karena dua kelopak melebar dan menyembulkan bola di dalamnya, hingga pelototan itu amat kental dengan aura kemarahan. Dia tidak terima dipanggil menggunakan sebutan calon anak tiri.
“Cih! Tak sudi aku memiliki ibu tiri sepertimu!” Kaki Aloysius melangkah lebar. Sebelum Lindsay berhasil menarik pintu, ia sudah dorong badan wanita itu hingga terhimpit dan kesusahan bergerak.
Napas Aloysius naik turun tak terkendali, tidak ada satu orang pun yang bisa mengatur emosinya. Pria itu seperti kesetanan. Efek kecewa oleh keadaan. Siapa yang tidak marah kalau daddynya akan menikah lagi saat mommynya di rumah sakit sedang berjuang melawan penyakit. Apa lagi calonnya adalah seseorang dari masa lalunya yang selama ini berusaha dicari dan dinanti.
Mencengkeram kedua pergelangan Linday, Aloysius mengangkat tangan wanita itu ke atas kepala. “Apa yang kau rencanakan?”
Jujur, dada Lindsay sesungguhnya bergemuruh. Dia ada rasa takut kalau akan dihajar oleh Aloysius yang sejak tadi tidak bisa santai. Tapi, semua itu berusaha ditutupi, ia harus terlihat berani dan tegar tanpa ada rasa goyah. Tidak mau disepelekan lagi oleh pria itu.
“Rencana? Ya menjadi ibu tirimu, sudah jelas, bukan? Untuk apa ditanya lagi? Membuang-buang waktu,” ucap Lindsay, menarik sebelah sudut bibir terkesan mengejek.
“Kau butuh uang, ha?!” sentak Aloysius.
“Siapa yang hidup tak butuh uang? Jelas aku sangat membutuhkannya.”
“Berapa? Katakan, aku akan berikan asal kau membatalkan pernikahan itu.”
Lindsay bergeleng dan menyentak paksa lengannya. Semakin lama pergelengan terasa sakit karena tekanan Aloysius kian kuat. “Aku tak butuh uangmu, Alo. Untuk apa meminta padamu kalau dengan menikahi daddymu justru bisa mendapatkan segalanya.” Dia menyeringai sejenak, lalu menjinjit supaya bisa berbisik. “Termasuk mansion ini dan seluruh perusahaannya.”
“Ja—lang kau, Lindsay ...!” Kepalan tangan Aloysius mendarat tepat di samping kepala wanita itu. Bukan Lindsay yang ditonjok, tapi pintu. Dia masih sedikit bisa waras untuk tidak memukul wajah yang hampir setiap hari terbayang-bayang ditiap malam. “Tak kusangka kau lebih memilih menjadi perebut suami orang lain dibandingkan menjalin hubungan denganku.”
“Hubungan tak jelas denganmu?” Lindsay terkekeh pelan, masih nampak anggun walau mendapatkan umpatan kasar. “Aku tidak merebutnya dari mommymu. Orang tuamu sudah menyepakati semua. Toh mereka tidak akan bercerai, aku hanya akan menjadi istri kedua. Bukankah seru memiliki dua Mommy?” Telapaknya menepuk pelan pipi Aloysius.
“Argh ...! Breng—sek! Kepa—rat! Se—tan!” Emosi Aloysius meledak-ledak. Tapi, dia tidak bisa meluapkan pada Lindsay. Jadi, hanya berteriak sembari menjambak rambut sendiri.
Lindsay menghela napas berat. Lama-lama miris juga melihat Aloysius yang melukai diri sendiri. “Stop, Alo!” Dia berusaha menahan tangan pria itu supaya tidak menampar dan meninju wajah sendiri. “Jangan kekanakan seperti ini!” sentaknya kemudian karena tak kunjung berhasil meredakan amarah.
“Pergi kau! Keluar! Aku tidak ingin melihat wajahmu lagi!” usir Aloysius seraya mendorong tubuh Lindsay.
“Sejak tadi juga aku mau keluar, tapi kau cegah.” Lindsay menarik pintu.
“Diam kau!” Aloysius membanting pintu setelah kepergian Lindsay.
“Argh ...! Kenapa harus wanita itu yang dinikahi!” Belum reda kemarahannya, Aloysius membanting barang-barang di dalam kamar.
Begitulah dia, ketika hati merasa terluka, pasti emosi meledak-ledak bagaikan bom atom yang diaktifkan. Aloysius memang pemarah diantara saudara lainnya, sangat sulit diredakan kecuali keinginan pria itu sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
himmy pratama
tempramen.. Dakota sekretaris Aloysiu
2024-04-15
0
HNF G
pantes... si dakocan sampe stres ngadepin bos kek alo😅😅😅😅🤦♀️
2023-12-29
1
Ney Maniez
ishh🤦♀️🤦♀️
2023-11-30
0